31. Emosional

91 9 8
                                    

Halo agan sistaa...

Lagi nungguin cerita ini nggak?

Enggak ya? Ya udah,, tapi author mau lanjut ajaa.

Semoga kalian suka..

*********




Jam menunjukkan pukul 17.00, waktunya anak kantoran pulang. Jam segini emang lagi marak-maraknya orang-orang kantor buat bergegas pulang dan menyiapkan segala sesuatunya. Bermacam-macam sih, kadang kalau yang sudah berumahtangga, menyiapkan makanan untuk suami dan anak, kalau yang sendiri, kadang mau bahagiain diri.

Arin bergegas menuju lokernya untuk mengambil barang-barang miliknya. Dia harus segera pulang, takutnya tidak ada angkutan umum di jam seperti ini. Emang sulit sih. Apalagi jam segini rawan orang jahat.

“Rin, sorry ya ... Gue nggak bisa ajak lo bareng. Soalnya, gue harus ke rumah Bokap, nyusul beliau,” ucap Keysha dengan rasa bersalahnya.

“Iya nggak papa. Lo santai aja kali, gue kan bisa naik angkutan umum. Udah lo tenang aja,” jawab Arin santai.

“Beneran lo nggak papa?”

“Iya Sha, lo nggak usah pikirin gue. Udah buruan pulang gih, keburu malam lho,” ucap Arin menyakinkan.

Mendengar itu, Keysha jadi lega. Dia segera berpamitan pada Arin untuk pulang. Walaupun sebenarnya dia masih tidak tega meninggalkan Arin sendirian di sana. Sedangkan Arin sendiri tidak tahu harus pulang naik apa sekarang. Angkutan umum di jam seperti ini saja sudah jarang.

“Naik apa ya gue? Masak iya naik angkot sih? Kan jam segini udah nggak ada. Terus masak iya naik taksi? Mahal,” gumam Arin sendirian.

Dan sekarang Arin benar-benar kebingungan. Dia nggak mungkin naik taxi, ojol pun susah buat di dapat. Tiba-tiba saja ada yang lewat di depan Arin.

Tin.... Tin...

Mendengar suara klakson itu, Arin langsung menoleh.

“Pak Jenan?!”

“Kamu mau saya antar? Pasti kamu belum dapat ojol-nya kan? Masuk!”

“Nggak usah Pak, saya bisa pulang sendiri kok.”

“Kamu mau nunggu sampai larut malam di sini? Mau, kejadian dulu terulang lagi?”

Mendengar ucapan Jenan, Arin kan jadi takut. Kalau sampai terjadi apa-apa sama dirinya gimana? Siapa yang bakal jaga Ibu dan adiknya? Dia berusaha semaksimal mungkin agar Ibunya tidak mengkhawatirkan dirinya.

“Tapi Pak—”

“Masuk!”

Tanpa babibu, Arin langsung masuk ke dalam mobil Jenan. Karena di ingin sekali cepat pulang. Dan Jenan pun langsung menancapkan gas untuk melaju keluar dari kantornya.

*
💞

•Extraordinary Love•

*
💞

Di mobil, keadaan sedang hening sekali. Arin sama sekali tidak membuka pembicaraan dengan Jenan. Mereka seperti patung yang tidak mau berbicara sama sekali.

“Kamu mau diemin saya?” Mendengar Jenan berucap lebih dulu, membuat Arin jadi heran.

“Maksud Bapak?”

“Hening banget kayak di kuburan.”

“Lah, terus—saya harus bicara apa, Pak? Toh, saya juga nggak tau mau ngobrol apa sama Bapak.”

Extraordinary Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang