13. Kantor hari ke 3

79 9 4
                                    

Buat kamu, mau nggak sih punya bos kayak Jenan? Sifatnya ya...

Jangan orangnya....

Wkwk yaudah langsung cuss ke cerita.

*******

Makin hari, Arin makin di buat sibuk sama urusan kantor. Entah membuat proposal kantorlah, management kantor, ataupun presentasi kantor. Padahal, tugas itu adalah tugas sekretaris kantor. Dasar.

“Ah, ini mah emang sengaja Pak Jenan ngerjain gue! Supaya gue nggak betah tinggal di kantor ini. Mangkannya di kasih kerjaan banyak,” dumel Arin.

Dia bekerja layaknya pekerja biasa. Menyelesaikan setiap berkas yang dia bawa dari ruangan meeting tadi. Perlahan tapi pasti, Arin berusaha agar pekerjaan ini cepat selesai.

Setelah itu, Arin menyusun proposal kantor untuk bahan presentasi minggu depan. Dia mulai menyicil sekarang. Supaya besok-besok nggak keburu-buru juga.

Brak.

Tiba-tiba saja, ada seseorang yang datang sambil membawa tumpukan berkas ke meja kantor Arin. Begitu terkejutnya dia kala itu.

“Astaga!” ucapnya.

“Tuh, kamu kerjakan juga berkas itu ya. Saya nggak mau ada yang terlewatkan!” perintah Jenan dengan sadis.

Siapa lagi sih yang berani memerintah dengan cara kasar seperti itu kalau bukan Jenan? Sudah di duga banget. Arin benar-benar kesal kali ini akan sikap Jenan. Padahal kan, pekerjaan dia udah mau selesai kali ini. Kenapa jadi di tambah-tambahin sih.

“Pak, kenapa semua pekerjaan saya yang kerjakan? Bukannya itu tugas sekretaris kantor?” tanya Arin protes.

“Arina Geovani, di kantor ini tidak monoton kerja hanya satu. Kalau bisa di kerjakan semua, ya kerjakan!” jelasnya.

“Pak, nggak bisa gitu dong—”

“Husst! Kalau kamu banyak protes, detik ini juga kamu saya pecat!” ancam Jenan.

Kemudian, Jenan pergi meninggalkan Arin dengan penuh amarah dan kesal. Bahkan teriakan Arin tak di hiraukan oleh Jenan. Dia hanya bisa pasrah kali ini. Apa yang bisa dia lakukan kali ini, selain ikhlas?

Arin kembali duduk di kursi kerjanya dan mengambil satu persatu berkas itu. Dengan wajah cemberutnya.

Beberapa jam kemudian....

Sudah menunjukkan pukul 12.00, waktunya jam istirahat kantor. Semua berbondong-bondong untuk makan dan istirahat, kadang ada yang tidur.

Sedangkan Arin, dia masih menetap di kursi kesayangannya itu. Sambil mengerjakan tugas yang di berikan Jenan.

“Rin, mau aku belikan sesuatu di kantin? Biar aku bawakan ke sini, kalau kamu belum selesai,” tawar Keysha.

“Ah makasih banyak ya sebelumnya Sha, tapi nggak usah nggak papa,” jawab Arin dengan wajah capeknya.

“Beneran? Atau mau aku ambilkan minum atau makanan aja di pantry, biar kamu bisa bekerja dengan baik,” tawar sekali lagi Keysha.

Arin mengangguk. “Boleh deh, aku mau jus jeruk aja sama roti,” ujarnya.

“Oke, bentar ya aku ambilkan.”

Keysha langsung bergegas pergi ke pantry terlebih dahulu. Baik banget sih emang dia. Arin aja sampai terkagum-kagum. Dan bersyukur bisa kenal teman sebaik Keysha.

Arin langsung melanjutkan pekerjaannya. Dia segera menyelesaikan tugas dari seorang Jenandra yang terhormat.

Beberapa menit kemudian....

Extraordinary Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang