Lagi nungguin mereka nggak?
Siapa sih yang suka sama Lee Jeno?
Ikutin kisah ini yaa....
******
Di mobil, Arin dan Jenandra sedang dalam keadaan keheningan. Apalagi posisi Arin sekarang adalah memegang kopi dan juga roti untuk sarapan Jenan. Gila sih, effortless banget nggak sih Arin sampai segitunya.
“Kopi,” ucap Jenan dan langsung di tanggap oleh Arin yang menyodorkan kopi ke mulut Jenandra.
“Roti,” kembali berkata, Arin langsung berganti menyodorkan roti ke mulut Jenan.
“Kopi.”
“Roti.”
Terus aja gitu, sampai dia nikah lagi sama Pak Jokowi. Haduuhhh..
“Tisu, tisu!” perintah Jenan.
Dan kemudian Arin mencari tisu di dasbor mobil Jenan. Ketemu. Dia langsung mengambil satu lembar dan berusaha membersihkan mulut Jenan yang belepotan layaknya anak kecil.
“Kalau kayak gini, jadi kayak baby sitter gue. Hufft, sabar Arin. Lo harus bisa!” batin Arin.
Hari ini, mereka menuju ke daerah kota di Jawa Tengah. Karena memang Jenandra ada proyek di sana. Sesampainya di tempat, mereka segera turun dan menuju ke lokasi. Cuaca memang begitu panas hari ini. Sebagai assisten yang baik, Arin membuka payung untuk Jenandra.
“Apa-apaan ini?” tanya Jenan sambil melihat ke atas kepalanya.
“Panas kan? Jadi, saya berniat untuk mayungin Bapak supaya nggak kepanasan,” jawab Arin sambil tersenyum.
“Nggak usah lebay! Saya bukan cewek!” bantah Jenandra yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Arin.
Arin menghela nafas panjang. Bahkan dia ingin sekali membuang payung tak berguna itu. Susah-susah dia membawa dan membuka payung itu untuk Bosnya, tapi sia-sia.
“Uh dasar! Percuma kan gue ngelakuin hal ini. Juga nggak menghasilkan apa-apa. Lagi juga, apa yang gue lakuin juga bakal salah di mata dia, gila emang!” gumam Arin sendirian.
Mungkin jika ada orang yang melihat, akan mengira bahwa dia itu gila. Berbicara sendiri, marah-marah sendiri.
“ARIN!!” teriak Jenandra.
“Iya, Pak!!” tersadar akan gumaman sendiri, dia langsung berlari mengikuti Jenan.
Di lapangan proyek...
“Jadi, tanah ini akan di buat bangunan kecil untuk menampung anak-anak terlantar, Pak,” ujar salah satu mandor di lokasi itu.
“Terus, untuk kegiatan selanjutnya?”
“Kita akan mengumpulkan pegawai proyek untuk segera menyelesaikan bangunan ini,” lanjutnya.
Jadi, Jenandra ingin membangun sebuah apartemen kecil-kecilan untuk tempat tinggal anak-anak terlantar. Dia memang suka seperti itu. Di balik sikap cuek dan sombongnya, dia memiliki sisi manis dalam dirinya.
Arin sangat terkejut saat itu. Dia tidak menyangka bahwa Jenandra bisa sedermawan itu.
“Kalau begitu, saya permisi dulu Pak. Saya harus cek anak buah saya,” pamitnya.
“Baik, silahkan.”
Arin mendekati Jenandra. “Pak, saya nggak nyangka ternyata anda bisa baik hati juga. Mau bangun Apartemen hanya untuk anak jalanan, keren.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...