08. Dangerous

94 7 3
                                    

Ada bahaya apa??

Kenapa nih??

Apa yang terjadi??

*****

“Halo ... ”

Arin masih sedikit ketakutan. Pasalnya, di kantor itu benar-benar sepi. Tidak ada orang sama sekali. Selesai membereskan pekerjaan itu, Arin segera bergegas pulang dan membereskan barang-barangnya.

“Gue harus cepet pulang.”

Selesai. Arin segera beranjak dari meja kantornya dan menuju pintu keluar kantor. Tapi, sejenak dia terhenti karena sesuatu.

Brak.

Apa itu? Suara apa itu? Kenapa ada suara benda jatuh? Apa ada orang di sana? Sumpah, badan Arin jadi sedikit panas dingin. Dia benar-benar ketakutan.

“Siapa itu??!”

“Apa—ada orang??”

Teriakan Arin tidak di hiraukan oleh sang pemilik suara. Ada apa sebenarnya? Dia baru bekerja beberapa hari di sini, tapi baginya kantor ini sudah seperti film horror.

Brak... Brak...

Suara itu makin keras. Arin berjalan melangkah maju pelan-pelan. Dia penasaran siapa orang itu? Apa benar ada orang atau tidak? Atau hanya seekor kucing?

Saat sudah dekat tiba-tiba....

Shittt....

Arin terkejut, karena dirinya tertangkap oleh seorang laki-laki tak di kenalnya. Dia bekap, dan Arin berusaha berteriak.

“Hhmpp... Hmmpp... ” Dia tidak bisa, karena mulutnya terbekap oleh tangan cowok itu.

Arin di seret, dan di bawa. Entah kemana. Karena tidak di kasih obat tidur, Arin berhasil memberontak. Dia menginjak kaki cowok itu dengan sangat keras. Lolos.

“Woi, jangan kabur!!” teriak cowok itu.

Arin langsung berlari. Menuju ke lantai 1 dengan menggunakan lift. Dia terus berlari dan berlari. Mencari bala bantuan. Tapi, tidak ada siapapun di kantor ini.

“Oh Ya Tuhan, ini gimana dong?? Kenapa nggak ada orang sih!” gumam Arin dengan sangat amat panik.

Arin langsung menuju ke resepsionis, untuk meminjam telfon. Karena Handphonenya sempat lowbat. Oh tidak, memang tidak ada orang di sana, benar-benar sepi.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Meminta pada siapa bantuan?

Dia berhenti sejenak, karena terlalu capek untuk berlarian. Sampai ngos-ngosan seperti itu. Dia harus mencari bantuan.

“Mau kemana kamu cantik!” ucap cowok itu, yang sudah berhasil menangkap Arin.

“Aaaaa!!! Lepasin!!”

“Kamu nggak bisa kemana-mana lagi, cantik. Udah di sini aja sama aku.”

Arin segera memukul perut cowok itu dengan sikunya. Dan berhasil, dia berhasil lolos lagi. Arin berlari menjauhi cowok itu, sampai dia menabrak seseorang.

Brugh.

“Aww!!” Ya untung saja dia tidak sampai jatuh ke lantai.

Saat menengok ke atas, begitu terkejutnya Arin mendapati Bosnya sudah ada di depan mata. Ya, itu Jenan yang menolong Arin.

“Pak—Jenan?!” Arin sangat bersyukur masih bisa di pertemukan oleh CEO-nya itu.

Refleks, Arin langsung memeluk Jenan dengan sangat erat. Seperti seorang kekasih yang merindukan kekasihnya, alay.

Extraordinary Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang