37. Marah besar

39 5 0
                                    

Halo....

Pada kangen couple ini nggak?

Ya udah yuk samperin mereka...

Cikidoott..

*******

Jenan berjalan menuju ke Apartemen Karina. Dia terpaksa melakukan itu, karena sikap Karina sudah di luar batas. Itu membuat Jenan sangat kesal. Menancapkan gas mobilnya begitu kencang, Jenan langsung parkir menuju halaman Apartemen Karina.

Berjalan dengan perasaan marah dan raut wajah yang sangat menyeramkan. Dia langsung naik ke lantai 4, tempat Karina tinggal. Sampai hafal dia.

Tok... Tok .... Tok

“Karina!” Jenan langsung berteriak kasar.

Itu membuat Karina terkejut dan langsung membuka pintu Apartemennya. Begitu terkejutnya Karina saat tahu bahwa itu adalah Jenan, mantannya.

“Loh, Jenan?! Tumben banget kamu ke sini? Ada apa? Masuk, masuk!” tawar Karina dengan begitu lembut tanpa rasa bersalah.

Jenan tetap memasang raut wajah yang sangat datar dan cuek. “Saya lagi nggak mau buang-buang waktu! To the point aja ya, saya ke sini cuma mau memperingati kamu.”

“Maksud kamu?”

“Nggak usah pura-pura nggak tau! Saya capek harus mengingatkan kamu soal ini, Karina. Sudah berapa kali saya bilang sama kamu?” ucap Jenan marah.

“Mm—maksud kamu gimana?”

“Jangan pernah datang lagi ke kantor saya! Apalagi sampai kamu nyakitin Arin!!” bentak Jenan dengan nada suaranya yang tinggi.

Itu membuat Karina terkejut. Dia membelalakkan kedua matanya, heran dengan sikap Jenan yang tiba-tiba berubah. Apa ini? Kenapa?

“Jen, aku—nggak ngerti maksud kamu apa? Kamu tiba-tiba datang ke rumah, terus marah-marah nggak jelas cuma karena belain wanita kampungan itu?!”

“Kampungan kamu bilang? Kar, Arin bukan wanita kampungan, dia masih tau tata krama. Dia masih tau etika dan sopan santun. Justru yang pantas di bilang kampungan itu, kamu!”

Karina semakin tak terima. “Kamu gila apa? Kamu belain dia daripada aku? Jen, dia baru kenal sama kamu dan kamu belum mengenal jauh dia. Bisa-bisanya kamu belain dia di depan aku?”

“CUKUP!”

“Jangan pernah kamu buat kemarahan saya semakin melunjak! Dan jangan pancing emosi saya!”

“Mau saya kenal lebih lama atau enggak sama Arin, itu sama sekali bukan urusan kamu. Kamu itu bukan siapa-siapa saya. Paham?”

“Jen—”

“Dengar ya Karina, saya nggak mau kamu datang lagi ke kantor saya. Ada atupun tanpa alasan. Jangan sampai saya bertindak di luar kepala saya. Kita udah nggak ada hubungan apapun lagi, jadi saya mohon jangan pernah ganggu saya! Paham?!” ancamnya.

Kemudian Jenan langsung pergi dari Apartemen Karina. Dengan perasaan marah campur emosi.

“Arghhh!! Sial!!”

*
🌸

Extraordinary Love•

*
🌸

Di kantor, Arin keadaannya juga sudah membaik. Dia keluar dari Klinik dan berjalan menuju ke ruangannya. Di jalan, Arin bertemu dengan Haikal dan juga Mahen yang baru saja mengobrol dengan Jenan tadi.

Extraordinary Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang