Siapa nih yang kangen sama Arin Jenan?
Udah siap ketemu sama mereka?
Yuk langsung aja ya...
*******
Selasa, 17 Oktober.
Hari dimana PT. Next Inovation Indonesia akan mengadakan tender dengan Perusahaan lain. Yang ikut dalam acara ini adalah Jenan, Arin, Haikal, Mahen, Keysha dan para staff lainnya. Mereka menuju ke cabang Perusahaan.
Dan—ini juga hari terakhir masa percobaan Arin di Perusahaan ini. Entah bagaimana nasibnya selanjutnya. Apakah dia masih bisa bertahan di sini?
“Tolong kumpulkan semua para pegawai yang ikut tender hari ini di ruangan saya,” perintah Jenan dengan cool.
Dan orang yang di suruh Jenan pun segera bergegas memanggil semua pegawai yang ikut tender hari ini dengan Jenan. Setelah beberapa menit kemudian, mereka sudah berkumpul di ruangan Jenan. Berbaris layaknya paskibra.
“Oke, saya nggak mau berbasa-basi. Hari ini, kita akan mengadakan tender antar kantor. Saya mau kalian bekerja dengan baik. Tidak ada kata lengah, cepat tanggap, dan menangkan tender ini, kalian paham?” jelas Jenan dengan tegas.
“Paham, Pak!”
“Bagus. Sekarang kalian langsung ke bawah, kita ke kantor cabang sekarang.”
Jenan berganti pakaian lebih dulu. Dia meminta bantuan Arin. Jadi, Arin harus tertinggal dulu untuk membantu Jenan. Ya memang ini sudah jadi tugas Arin sih.
“Pak—hari ini kan hari terakhir saya,” celetuk Arin sembari membantu Jenan memakai jas kantornya itu.
“Terus?”
“Kalau misalnya—saya berhasil memenangkan tender ini, apa saya bisa jadi pegawai tetap di sini?”
Clap.
Itu justru membuat Jenan terdiam. Dia memandang Arin dengan tatapan intens. Ya maklum lah, tiba-tiba Arin mendadak bilang seperti itu. Itu membuatnya terkejut.
“Kamu kenapa sih, minat banget kerja di sini? Suka kerja dengan saya?” ucap Jenan ngasal.
“Enak aja! Nggak gitu ya, Pak. Saya ini melakukan ini demi masa depan saya. Ya—saya sendiri juga udah terlanjur nyaman di kantor ini,” jelas Arin.
Nyaman? Wah, kenapa ya tuh kira-kira? Justru malah jadi bahan pertanyaan bagi Jenan.
Jenan menghela nafas. “Oke, kalau kamu berhasil, saya akan angkat kamu sebagai pegawai tetap di Perusahaan ini. Dan—kamu nanti akan ganti profesi.”
“Yesss!! Makasih ya, Pak. Saya janji, saya akan buktikan kalau saya bisa.”
Tapi sejenak, dia terdiam.
“Profesi—apa ya Pak?”
“Nanti juga akan tau, sekarang kita berangkat.”
Tanpa babibu, Jenan langsung melangkah lebih dulu daripada Arin. Sedangkan Arin diam dan masih memikirkan perkataan Jenan. Profesi apa yang dia maksud ya?
Mobil sudah siap. Mereka segera pergi menuju kantor cabang. Dengan persiapan yang cukup matang, Jenan yakin ini akan berhasil.
*
❤️•Extraordinary Love•
*
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...