Hai best ... 🙌
Kangen nggak sama cerita ini?
Biasa aja ya?
Ya udah, langsung aja... Cikidot...
********
“Saya—” Jenan masih saja mengambang dengan kata-katanya yang ingin dia ucapkan.
Sedangkan Arin masih penasaran dengan kalimat selanjutnya. Dia ingin tahu, sebenarnya Jenan ini kenapa? Kok sampai berlebihan gitu.
“Pak Jenan?!” panggil sekali lagi Arin.
“Kamu kan—pegawai saya. Wajar—kalau saya khawatirin kamu! Kalau ada apa-apa sama kamu, itu sudah jadi tanggung jawab saya juga,” jelas Jenan dengan gugup.
Wajah Arin jadi kembali murung. Apa yang di harapkan tidak sesuai kenyataan ternyata. Bukan itu jawaban yang di inginkan oleh Arin.
“Iya, Pak. Saya ngerti kok. Tapi, nggak usah berlebihan gitu. Saya bisa jaga diri saya baik-baik,” ucap Arin dengan nada kecewa.
Sedangkan Jenan, dia masih tidak mengerti dengan apa yang dia ucapkan sendiri. Apa itu menyakiti Arin? Apa itu membuatnya berfikir? Arin melangkah pergi dari hadapan Jenan.
“Arin ... ”
Panggilan itu membuat Arin menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke Jenan.
“Ada apa, Pak?”
“Kalau ada apa-apa, kamu langsung kabari saya ya. Saya nggak mau kamu di sakitin,” ucapnya.
Deg.
Arin bengong. Dia merasa bahwa Jenan ini aneh. Kenapa dia berbicara seperti itu? Apa sebenarnya tujuannya? Di saat Arin sudah mulai merasa baper dengan segala perlakuan Jenan, tapi justru Jenan tidak memberikan harapan apapun.
“Kenapa, Pak?”
“Saya nggak mau kamu kenapa-kenapa.”
Lagi dan lagi, jantung Arin benar-benar tidak aman sekarang. Kenapa Jenan bisa sebaik ini sih? Kan Arin jadi baper banget. Tapi takut jatuh.
“Iy—iya, Pak,” jawab Arin gugup.
Kemudian dia kembali melangkah meninggalkan Jenan di tempat. Sambil sedikit demi sedikit dia melirik ke arah Jenan. Tatapan mereka tulus banget. Cocok nggak sih mereka sebenarnya? Tapi, status mereka bagaikan langit dan bumi.
*
🌸•Extraordinary Love•
*
🌸“Jenan!” panggil Haikal.
Si upin dan ipin ini berjalan menghampiri Jenan. Ingin tahu soal kejadian tadi. Upin ipin? Iyalah, siapa lagi kalau bukan Haikal dan Mahen. Mereka kan kemana-mana selalu berdua.
“Kenapa?” tanya Jenan cuek.
“Pake nanya kenapa lagi. Eh bambang, kita itu mau nanya soal kejadian tadi, lo jadi nyamperin Karina emang?” tanya Haikal serius.
Jenan mengangguk. “Iya.”
“Terus gimana?” kini giliran Mahen yang penasaran.
“Tunggu! Kalian ini nanya atas dasar apa? Suruhan dari siapa?” heran Jenan.
Mahen dan Haikal malah justru saling pandang. Aneh dengan pertanyaan Jenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...