Masih kangen cerita ini?
Kalian lebih suka sekmen yang mana?
Nunggu Arin Jenan jadian ya?
Ya udah langsung aja ya ....Cikidott....
*********
“Arin!!!” teriak Keysha.
Begitu menggelegar sih suara Keysha. Seperti toa Masjid. Gila banget. Arin pun langsung menoleh sambil menutup telinganya rapat-rapat.
“Ada apa sih Sha?” heran Arin.
“Rin, lo—beneran habis di ajak makan sama Pak Jenan?” tanya Keysha penasaran.
Arin mengangguk. “Iya. Emang kenapa?”
“Rin, Rin, heboh satu kantor cuma karena lo di ajak makan siang bareng Pak Jenan, lo nggak tau?”
“Ya—sebenarnya sih tau. Gue udah nebak aja. Karena, pas di kantin tadi aja, gue sama Pak Jenan jadi sorotan pegawai. Gue yakin sih mereka ngomongin gue,” jelas Arin.
Keysha kepo. “Serius? Terus, terus gimana?”
“Gimana apanya?”
“Lo jadian sama Pak Jenan?”
Deg.
Omongan Keysha justru membuat Arin bingung dong. Kenapa juga dia harus jadian sama Jenan? Apa iya, suatu saat dia bisa bersama Jenan? Kok kayak yakin aja sih.
“Hust, lo ngomong apa sih, Sha! Ya nggak mungkinlah gue jadian sama Pak Jenan. Gue sadar diri kali, dia siapa, gue siapa. Jadi ya nggak mungkin,” jawab Arin.
“Loh, siapa tau aja sih Rin. Lagian, nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. Kalau takdir menyatukan kalian berdua gimana? Mau ngelawan?” ucap Keysha serius.
Takdir? Lucu ya. Emang bisa ya, takdir menyatukan Arin dan Jenan? Ibaratnya sih, serbuk berlian dengan serbuk rengginang di satukan. Aneh.
“Pengumuman!”
“Untuk pihak HRD, Manager staff, Management Office, Sekretaris, dan pihak Officer, mohon segera menuju ke ruang Auditorium sekarang.”
Suara pengumuman itu terdengar oleh seluruh pihak kantor. Arin yang sebagai Sekretaris kantor pun ikut merasa terpanggil. Ada apa ya ini? Kenapa nggak seluruh pegawai kantor yang di panggil? Mungkin itu yang ada di pikiran Arin.
“Kok—lo nggak di panggil, Sha?” heran Arin.
“Ya kan untuk pegawai penting aja, Rin. Itu pasti buat nyeleksi pegawai baru di kantor ini,” jawab Keysha.
Oh iya, kantor ini kan lagi buka lowongan. Jelas, pasti banyak yang ingin melamar pekerjaan di sini. Yaiyalah, siapa sih yang nggak mau bekerja di kantor super duper besar gini. Apalagi gajinya yang bikin menganga. Belum lagi, bonus-bonus besar lainnya. Wah jadi tambah betah dong.
“Ya udah Sha, gue ke Auditorium dulu ya,” pamit Arin.
Arin langsung berjalan menuju ke ruang Auditorium sekarang, memenuhi panggilan staff officer. Sungguh, ini agak sulit sih bagi Arin. Takut dia nggak bisa memilah pegawai yang benar menurutnya. Ini kali pertama dia memilih.
*
💞•Extraordinary Love•
*
💞Di ruang Auditorium, Jenan sudah menunggu Arin di sana. Harusnya sih tidak menunggu Arin saja, tapi juga seluruh pegawai kantor. Ya, yang di panggil tadi sih. Cuma alasan Jenan aja. Padahal, dia mah mau ketemu Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...