“Indah ya dunia, apalagi kalau sama kamu.”
Aseeek...
Lagi nungguin Jenan sama Arin nggak?
Langsung aja deh...
*******
Di cafe, Jenan menemui 2 temannya yang sudah menunggunya dari tadi. Yaitu, Haikal Argantara dan Mahendra Aditama. Mereka memang sahabatan sejak kecil. Mangkannya, mereka bekerja di Perusahaan Jenandra, karena dia yang meminta.
“Woi bro, sorry gue telat,” ujar Jenan yang baru saja datang dan langsung duduk.
“Darimana aja lo? Kenapa baru dateng?” tanya Mahen mulai mengintrogasi.
Jenan menghela nafas. “Hufft, biasalah, di kantor banyak kerjaan gue. Apalagi—di tambah sama kedatangan assisten baru gue.”
“Loh? Jadi, lo udah punya assisten, Jen?” tanya Mahen memastikan.
Jenan mengangguk. Tapi dengan wajah pasrah dan tak ikhlas.
“Wah bagus dong! Harusnya lo seneng, kenapa lo jadi bete gitu?” heran Mahen.
“Ya masalahnya, kalau assisten gue bener sih nggak papa. Lha ini, malah bikin gue pusing.” Jenan langsung melirik ke arah Haikal. “Ini semua gara-gara lo sih,” ujarnya sambil memukulnya pelan.
Haikal terkejut. Sampai lata gitu wkwk.
“Eh gue, eh eh gue. Issh, lo nggak usah ngagetin bisa nggak sih? Lagian—salah gue dimana? Kan elo yang minta di cariin assisten, ya udah gue cariin,” jawab Haikal sambil menguyah makanan itu.
“Ya maksudnya, lo cari yang bener kek. Masak cariin gue yang modelan kayak gitu? Lo yang bener aja!” kesal Jenan.
“Yeeee, lagian kenapa sih sama tuh cewek? Orang dia kelihatan baek kok. Nggak banyak omong juga. Kerjaannya bagus,” puji Haikal yang justru membuat Jenan kesal.
“Udah, lo nggak usah sok puji-puji dia. Lo nggak tau kan gimana dia kerja? Gue cuma kasih dia masa percobaan seminggu. Kalau nggak bagus, gue pecat!” ujarnya.
Teman-temannya begitu terkejut. Tapi, sebenarnya nggak terkejut banget sih. Karena ya—mereka sudah biasa melihat Jenandra bersikap seperti itu. Mangkannya, banyak assisten yang nggak betah sama dia.
Memiliki Bos yang super duper cuek abis, sombong dan nggak tau diri kayak Jenandra, itu amat sangat sulit.
“Lo kebiasaan Jen, kalau kayak gini, siapa yang mau jadi assisten elo?” protes Haikal.
“Tau nih! Eh Jen, lo nggak boleh kayak gitu. Masa training pegawai baru kan 1 bulan, kenapa jadi seminggu?” kini giliran Haikal yang protes.
“Kal, Hen, gue cuma nggak mau lama-lama sama tuh cewek. Gue baru sehari kerja sama dia aja, udah bikin pusing. Apalagi seterusnya?” ungkap Jenan.
Haikal dan Mahen hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Jenandra. Nggak heran sih mereka. Karena memang sudah menjadi kebiasaan dia seperti itu.
“Karina mutusin elo bukan karena sikap lo kan, Jen?” tanya Mahen.
Saat bahas Karina, Jenandra langsung diam. Dia memang malas jika harus mendengar nama itu lagi. Ya, Karina adalah mantan pacar Jenandra yang barus saja putus.
“Ya bukanlah! Itu semua gara-gara cewek itu! Mangkannya gue nggak suka,” jelas Jenandra dengan wajah kesalnya.
“Udahlah, lagian jomblo itu lebih enak kok. Lebih happy dan menyenangkan,” ucap Haikal yang di bantah langsung oleh Mahen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love✔️
Teen FictionPertemuan antara CEO dan gadis biasa yang secara tidak sengaja itu, membuat mereka menjadi saling mengenal. Walaupun setiap harinya harus di penuhi dengan pertengkaran. Arin, gadis muda, sarjana ekonomi yang berusaha mencari pekerjaan setelah lulus...