21

2.4K 160 28
                                    

sensitive konten, 18+

we're both strangers to a miracle
we've had our eyes locked for a while
i've completed all the courses, i need to understand my loneliness

we're both strangers to a miraclewe've had our eyes locked for a whilei've completed all the courses, i need to understand my loneliness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Vasya dan Melvin berlari ke dalam dengan terburu, terlihat disana Jaevan sudah terkapar lemas bersama dengan Haekal, Jenan, Jesa, Raja dan Chandra disampingnya.

"kenapa ga kalian bawa ke RS aja sih? kenapa malah ke kos?"

Vasya panik melihat keadaan Jaevan yang terlihat mengenaskan, lebam di wajah dan pinggang kirinya terlihat sudah membiru.

"Jaevan kekeh nggak mau ke RS"

Jenan menggeser tempat duduknya ketika Vasya mengambil tempat disana setelah mengambil kotak p3k.

"ck, batu banget sih lo?! segala berantem, emang superhero lo?!"

Vasya mengomeli Jaevan yang bahkan untuk membuka matanya saja berat, meski mulutnya mengomel, tangan Vasya dengan telaten membersihkan darah kering disana.

"ssshh" desis Jaevan.

"lo jangan kasar-kasar dong, kasian Jaevan sampai nahan sakit gitu"

Jesa merasa kasihan dengan Jaevan karena harus diobati dengan perawat gadungan itu.

"biarin, biar kapok" jawabmu kesal.

Jaevan terlelap dalam posisinya yang bersandar di sofa setelah melewati perawatan antara hidup dan matinya dari Vasya, diobati oleh Vasya sudah dipastikan sembuh, karena boro-boro diobati dengan halus, Vasya justru akan menekan bekas luka itu dengan kapas basah yang sudah ia beri banyak obat merah, biar cepat sembuh- katanya.

Meskipun ada Melvin disana sebagai mahasiswa kedokteran, dia tetap diam saja seolah membiarkan Jaevan disiksa oleh Vasya, karena Melvin tidak mau jika ia menjadi pasien Vasya dikemudian hari.

"kenapa lo bisa nemuin Jaevan disana?"

Vasya kini memandang laki-laki berkaos hitam disampingnya, Jenan yang merasa ditatap seolah mengedarkan pandangannya ke arah lain.

Mereka semua terlihat bingung untuk menjelaskan, berbeda dengan Haekal dan Chandra yang sedari tadi hanya menunduk fokus ke layar hpnya, Haekal tak seperti biasanya, dia belum mengakatakan satu patah kata pun sejak Vasya datang.

"Jen, jawab!"

Jenan menghembuskan napasnya, "gue cuma mau lihat Yudha balapan, itupun harusnya gue berangkat sama Mel"

Vasya tampak mengernyitkan alisnya, "sejak kapan lo suka balapan?"

"ya makanya gue kesana, mau lihat aja seru apa engga"

"ga usah aneh-aneh, balapan disana kebanyakan balapan liar"

"kok lo tau?" tanya Raja

Vasya lagi-lagi dibuat panik karena ucapannya sendiri, ia melihat Melvin yang juga melihatnya, seolah menatapnya untuk melihat keberanian Vasya, apakah ia akan jujur atau tidak.

Beauty And The BadboyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang