maybe we should retake all the missing pieces,
it will take a longer tho。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆
Haekal berjalan keluar setelah ia menuntaskan pekerjaannya sebagai laki-laki, di kamar mandi. Laki-laki itu mengerutkan alisnya, kala tidak melihat siapapun di sana.
"babe?" panggilnya
Tidak ada sahutan, Haekal mendadak panik, langkahnya berlari ke penjuru ruangan, dan nihil, gadisnya tidak ada.
Matanya menangkap jam di nakas, "shit!"
Haekal menyampar jaket kulitnya, bergegas keluar menuju basement.
"ck, Sya, astaga, jam 11 malem bisa-bisanya lo nekat pulang" ujarnya sembari menuruni anak tangga, karena lift yang biasanya sedang dalam perbaikan.
Haekal melajukan mobilnya cepat, seolah tidak peduli dengan apa yang di hadapannya, fokusnya hanya satu, pergi ke rumah.
Haekal sengaja tidak bertanya dengan teman-temannya, pasalnya jika ia bertanya, tentu mereka akan membakarnya hidup-hidup.
Haekal selama di perjalanan, menghubungi Vasya, tapi masih terus tidak ada jawaban, sampai mobil hitam itu berdiri di pagar tinggi yang tak asing bagi Haekal.
Haekal bergegas turun, tapi berusaha tidak mengeluarkna suara sedikitpun kala ia membuka pagar itu, untungnya laki-laki itu tidak lupa membawa kunci rumah itu.
Langkahnya cepat namun tak bersuara, menuju pintu samping, sengaja agar suara dari pintu itu tidak menggema di ruangan.
"ngapain lewat situ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Badboyz
Fanfiction"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin "nantang dirusak lo?" - Haekal "lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan "ck!" - Chandra "biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan "lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja "mau...