"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
i don't wanna be greedy, as long as i know you love me like i do but darling, do you?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-----
Haekal mengusap wajahnya kasar, kesalnya membuncah. Pasalnya laki-laki itu sedari tadi diabaikan oleh perempuannya sejak pagi tadi. Haekal melihat ke sembarang arah berharap menemukan wajah si perempuan itu.
"woy! tumben lo sendiri"
Jesa menepuk punggung Haekal yang terlihat duduk sendirian di kantin tanpa memesan apapun.
"ck, ngapain lo kesini, jauh banget main lo, salah fakultas lo"
Haekal sedang mode sensi, karena Vasya masih tidak membalas satupun pesannya.
Jesa memandang Haekal aneh, "ya serah gue lah, emang ini kantin punya fakultas lo doang, ya ngga Jae?"
Jaevan yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya mendongak sebentar untuk mendukung pernyataan Jesa, meski tanpa ekspresi.
"ngangguk doang, support kek"
"iya lo bener" Jaevan menurut.
"ah udahlah, gue pergi aja, bosen gue dimana-mana liatnya muka lo berdua"
Haekal sudah berniat meninggalkan mejanya, tapi diwaktu yang sama tak jauh dari tempatnya Vasya terlihat memasuki kantin dan berjalan ke arah mereka dengan membawa setumpuk buku tebal.
Haekal mencoba menahan senyumnya, rasanya lega akhirnya Vasya kelihatan batang hidungnya, karena selama dikelas tadi Vasya memilih duduk didepan dari pada di kursi belakang yang sudah Haekal siapkan.
Tingkah Vasya yang terlihat agak keberatan membawa beberapa buku itu terlihat gemas dimata Haekal, bukannya membantu, Haekal malah kembali duduk ditempatnya.
"lah kok duduk lagi?"
"bacot"
Jesa mendengus sebal, "pms ya lo?"
brak!
Jesa terhentak kaget ketika beberapa tumpukan buku tiba-tiba dijatuhkan dimeja dekatnya.
"wey! santai kali mbak!"
Vasya langsung terduduk disana, disamping Jaevan, karena memang itu bangku yang paling dekat dengannya, "ini minum lo?"
Vasya mengambil botol didepannya, Jaevan hanya mengangguk dan melihat sekilas buku yang dibawa Vasya tadi.
Vasya menegak habis minuman itu, "HAAAH!! asdos sialan! dikerjain gue sama dia!"
