BAB 60 - MISSING PIECES

3 1 0
                                    


Gadget sebesar buku tulis itu kembali diletakkan di atas permukaan meja kaca. Theo melepas kacamatanya, menggisik mata kanan dan kiri bergantian dengan punggung tangan. Ia baru saja membaca selama lima belas menit, lebih sebentar dari waktu biasa ia membaca laporan hasil autopsi tetapi matanya sudah terasa sangat kering. Ia mengangkat kepalanya, memejamkan kedua mata dan menikmati sensasi teduh dari ketiadaan cahaya yang masuk. Theo bertahan dalam posisi iitu sampai tiga menit, lalu membuka mata ketika merasa ia bisa tertidur jika memejamkannya terlalu lama.

William yang sedang menatapnya dari atas dalam jarak dekat adalah hal pertama yang dilihatnya. "Kau sudah selesai membaca? Cepat sekali."

"Itu—" Theo beringsut untuk duduk lebih tegak, rona di wajahnya sukses memancing senyum di wajah bungsu Franklin muncul ke permukaan. "Ya, hampir selesai. Ada beberapa bagian yang sudah ku baca sebelumnya, dari data yang diambil sebelum penyergapan."

"Oh ya, data itu." Franklin yang lain muncul dari belakang, membawa kantung plastik berisi kaleng-kaleng kopi dingin. "Kita berhasil mendapatkan seluruhnya sekarang ini, beberapa data disembunyikan dengan kode pemrograman yang cukup rumit. Kita baru saja selesai membedahnya beberapa hari lalu. Temuannya cukup mengejutkan. Aku juga yakin kau sama terkejutnya."

"Yah memang," Theo menggidikan bahu, lantas kembali mengambil gadget yang belum lama ini ia letakkan. "Bagaimana dengan blueprint markas mereka? Dari mana semua itu?"

"Dari seorang anggota," ucap Cyrus. Patrick dan Conan mengikuti di belakang.

"Siapa...?"

"Jika kau mengira itu Maximilian si pengkhianat, jawabannya bukan." Cyrus disikut Conan yang berdiri di sampingnya. "Helium sendiri yang membeberkannya."

"Helium? Tapi bukankah dia berada pada posisi nomor dua di sana?" Arah pandang Theo mengikuti Cyrus yang duduk di seberangnya lalu mengambil salah satu kaleng kopi yang dibawa Liam tanpa balas menatap Theo. "Apa kau bisa percaya seseorang seperti itu? Dia adalah orang nomor dua di sana, jika kejahatan organisasi itu terkuak dan orang-orangnya terlibat bukankah dia menjadi orang yang menerima hukuman paling berat?"

"Secara hukum sebenarnya kita menargetkan mereka karena dua hal," jawab Patrick yang kemudian duduk di sebelah Cyrus. "Mereka menggunakan senjata biologis ilegal yang bisa merugikan masyarakat sipil, mereka juga melakukan penelitian terhadap manusia tanpa izin—ya, terhadapmu dan Sohelia, penculikan yang tidak terselesaikan sejak berpuluh tahun lalu. Keterlibatan mereka juga cukup jauh, menjadi pembunuhan dan penjualan data, ada juga nepotisme dan pencucian uang."

"Dengan setumpuk kejahatan itu apakah Helium akan menyerahkan diri begitu saja? Itu sedikit janggal." Theo tertawa kering. "Apalagi dengan orang-orang berpengaruh yang terlibat. Mereka akan sulit ditangkap, kau lihat sendiri bahkan beberapa petinggi kepolisian ada namanya di sana."

"Kecuali jika dia tidak terlibat. Si Helium itu," tambah William—menoleh pada Theo dan ekspresi kebingungannya yang masih kentara. "Agak rumit, karena ternyata meskipun mereka sebuah organisasi, tidak semua orang terlibat dalam kejahatan-kejahatan yang Patrick sebutkan barusan. Helium adalah orang yang sedang berusaha melindungi apa yang semula ia anggap sebagai rumah. Sehingga, ia memanggil kita semua, rombongan kucing-kucing, untuk mengusir tikus yang menggerogoti perabotan rumahnya"

"Jadi apa yang akan kalian lakukan setelah mendapat semua ini?" tanya Theo.

Cyrus menyimpan kembali kaleng kopi di atas meja. "Kita akan mengungkap mereka satu persatu, seperti sebagaimana harusnya. Dimulai dari kasus awal kita menemukan tikus-tikus sialan ini, kasus Gonza, Logan Watson, kematian keluarga Hilton dan yang paling krusial adalah kematian-kematian polisi di penyergapan satu bulan yang lalu." 

Candle Within The WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang