Bab 2 - GASTRITIS NON-ATROFI KRONIS

61 13 15
                                    

Bahasa Jerman memerlukan usaha yang lebih ketika dipelajari sekalipun untuk jenius seperti He Zhao yang hanya memakan waktu dua bulan untuk fasih berbahasa Inggris.

Hampir seluruh murid kelas 11-D tidak ada yang duduk dengan tegak, kepala bersandar di meja bertumpukan lengan yang terjulur ke depan, menulis kata-kata dalam bahasa yang tidak mereka pahami. Dari sekian populasi, Juan satu-satunya yang memiliki minat lebih, dia duduk dengan tegak dan memasang ekspresi serius. Tidak ada yang salah, pada dasarnya memang anak laki-laki dengan rambut pirang yang dua kali tidak naik kelas itu menunjukkan ketertarikan berlebih ketika mempelajari bahasa.

Juan bilang ia ingin menjadi diplomat, He Zhao menganggap Juan ingin menjadi penerus Adolf Hitler.

Tidak ada yang aneh setidaknya dalam beberapa menit terakhir sebelum berisik terdengar dari koridor di depan kelas. Hal itu jelas menarik perhatian semua orang, tidak terkecuali He Zhao yang sedang menunduk memainkan game berdandan dan sesekali mengumpat saat skor yang ia dapat rendah atau Mr. Noir yang tengah melingkari beberapa kata di papan tulis.

Sebenarnya sisi kemanusian He Zhao tidak tergerak untuk membantu dua orang yang sedang bersusah payah menggotong seorang pria yang terkulai lemas. Tidak sampai ia melihat jika mereka berdua tengah menggotong Theo orang yang jelas memasuki kategori untuk menyentuh sisi kemanusiannya. Ketua OSIS tampak tak berdaya, wajahnya pucat, terseret karena dua teman sekelas yang menggotong Theo tidak becus.

Belum sempat Mr. Noir membuka mulut, He Zhao sudah melesat ke depan kelas. "Sir, izinkan sisi kemanusiaan saya yang sedari tadi menjerit untuk memberikan pertolongan dan melaksanakan tugasnya."

Lagi, Noir belum menjawab ucapan He Zhao seseorang kembali menyeletuk. "Max, kenapa sisi kemanusiaanmu tidak muncul saat aku terluka di pelajaran olahraga tadi?" Salah satu teman sekelasnya Richard menyahut saat mendengar He Zhao menawarkan diri untuk membantu.

"Teman, kau tidak terlihat membutuhkan bantuan hingga sisi kemanusiaanku tidak tergerak," jawab He Zhao kalem yang membuat Richard mengumpat dalam bahasa Jerman. Mr. Noir memberi death glare pada Richard setelahnya, bonus membuat paragraf deskriptif dalam bahasa Jerman tentang pemanasan global.

"Pergilah," ucap Noir singkat, ia tidak ingin mendengar He Zhao mengoceh panjang lebar mengenai sisi kemanusiaannya.

Mendapatkan bantuan dari seorang pria tinggi yang memang terkenal atletis kedua teman sekelas Theo yang tadi membopongnya, sepenuhnya menyerahkan Theo pada He Zhao. Mereka menjelaskan jika Theo tiba-tiba pingsan saat pelajaran olahraga, bahkan mereka belum mulai melakukan apapun, baru saja berkumpul di gedung olahraga. He Zhao menyimak dengan tenang, bahkan masih sempat mengeluarkan lelucon saat mengusir dua entitas 11-C untuk kembali ke habitatnya.

Sejujurnya, ia sedang panik. Orang yang ia sukai kini terkulai lemas di gendongannya, He Zhao dengan cepat (sebenarnya hampir berlari) membawa Theo ke ruang unit kesehatan.

"Sir, Light!" He Zhao langsung menerobos ke ruang uks, membaringkan tubuh Theo ke salah satu ranjang. "Theo pingsan!"

"Aku tahu."

"Apa yang terjadi padanya? Apa dia baik-baik saja? Tidak ada penyakit yang seriuskan? Penyakit menular? Seseorang memukulnya sampai pingsan?" He Zhao mondar-mandir di samping Theo dengan panik, sementara itu Light berusaha untuk fokus memeriksa Theo walau sedikit merasa terganggu dengan He Zhao yang terus mondar-mandir dan bertanya ini-itu.

Dengan wajah tenang dokter UKS itu berucap, "Dia-," belum sempat Light menyelesaikan ucapannya, He Zhao sudah mengangkat tangan, mencegah Light berbicara.

"Tidak, Sir, saya belum siap. Jangan katakan dia mengidap penyakit serius?"

Light mengambil balpoin di saku jasnya, lalu memukul kepala He Zhao dengan itu. "Dia hanya pingsan karena tidak sengaja mengkonsumsi laktosa, tidak ada yang perlu dicemaskan. Syok anafilaktik sebenarnya kejadian yang berbahaya tapi sekarang sudah aman karena Theo sudah mendapat penanganan. Aku sudah memberinya ephineprin." Light menyiapkan tabung oksigen, memeriksa selang tabung itu terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kebocoran sebelum memasangkannya pada Theo. Terakhir, Light juga memasangkan infus pada tangan kiri Theo. "Ini sudah sering terjadi."

Candle Within The WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang