BAB 63 - BLOOD, BONE AND ANOTHER TRUTH

9 3 0
                                    

"Perubahan rencana, mereka mengetahui gerak-gerik kita. Aku telah memberikan briefing pada personil unit terdekat Hoover Dam, mereka akan sampai di bendungan dalam beberapa menit. Kau pergi lah dengan satuan kepolisian yang bertugas mengejar Deemetre ke bandara."

"Baik, kabari situasi selanjutnya secara berkala."

Telpon ditutup, Cyrus melihat ke luar untuk memperhatikan posisi mereka. Perlu waktu dua puluh hingga tiga puluh menit untuk sampai di bandara internasional Harry Reid, seharusnya mereka bisa mendapatkan Deemetre sebelum jam keberangkatannya ke Rusia.

"Ada apa?" tanya Conan tanpa menoleh, ia memang bisa mendengar suara Patrick yang bocor melalui speaker telpon genggam Cyrus, tetapi tidak terlalu jelas untuk mencapai pendengaran Conan.

"Ubah tujuan, kita ke bandara lewat jalur tercepat yang bisa kau temukan."

"Baiklah." Conan menatap kedua mobil berwarna hitam dengan kaca gelap dari spion depan. Belum lama ini Conan menyadari eksistensi mereka, jika ditanya sejak kapan mereka membuntut, Conan juga tidak yakin karena mereka memang belum terlalu jauh dari tempat Cyrus. Kemungkinan terbesar dan terburuk, mereka berdua sudah diawasi sejak entah kapan. "Tapi, Cyrus, apa menurutmu kedua mobil itu mengikuti kita?

Cyrus menolehkan kepalanya ke belakang, "Kalau begitu, di depan belok kiri."

Conan mengerutkan dahi, itu bukan arah ke bandara, tetapi ia tetap mengikuti instruksi Cyrus.

"Tambah kecepatan," ucap Cyrus lagi.

"Sial, kau tahu aku belum tidur tiga hari. Aku khawatir menabrak nenek-nenek yang menyebrang jalan jika aku menambah kecepatan." Dahi Conan mulai berkeringat saat kedua mobil itu tetap mengikuti mereka dan menambah kecepatannya hingga hampir menyamai posisi mobil Cyrus.

"Tidak ada nenek-nenek di jalur highway. Lebih cepat—"

Dor!

"Fuck!" Conan merasa jantungnya akan jatuh ke lambung saat melihat kaca mobil Cyrus pecah, satu peluru berdesing melewati telinganya dan membuat lubang di kaca depan mobil Cyrus.

"Tukar posisi," ucap Cyrus dengan nada tegas.

"Hah? Tukar apa?" Conan membuka mulutnya lebar-lebar, tidak menangkap ucapan Cyrus sama sekali.

Melihat respon Conan yang lambat, Cyrus mengangkat tubuh Conan dengan satu tangan, sementara satu tangannya yang lain merebut kemudi. Cyrus menggeser tubuhnya di bangku kemudi, tubuh Conan ia dudukkan di pangkuannya sebelum ia sendiri menggeser Conan agar duduk di kursi penumpang.

"Menunduk jika tidak ingin kepalamu berlubang." Cyrus kembali bersuara saat ia mendengar tembakan kedua.

Kali ini respon Conan cukup cepat, pria berkacamata itu menunduk dan menutupi kepalanya dengan tangan. Cyrus sendiri memutar perseneling dan menginjak gas, menambah kecepatan mobilnya menjadi di atas rata-rata.

"Sial, sial, sial, harusnya aku tetap di rumahmu saja." Conan berteriak dengan panik.

"Diamlah," ucap Cyrus dengan nada kesal, bulir keringat mengalir di dahinya, ia sendiri sedang cemas, dan sedikit menyesal tidak mengganti mobil dengan mobil sport terbaru tahun lalu. "Orang-orang di belakang ... mereka sepertinya tahu kita akan diminta untuk mengejar salah satu eksekutif yang melarikan diri."

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?!"

"Melarikan diri tanpa mengubah tujuan."

Sepuluh menit membawa mobil tua itu dengan kecepatan di luar nalar, akhirnya kedua mobil hitam yang membuntuti mereka berhasil mensejajarkan posisi. Cyrus bisa melihat masing-masing dua orang di dalam mobil hitam itu, membuka kaca mobilnya dan mengarahkan revolver ke kepalanya.

Candle Within The WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang