BAB 26 - I PROMISE ON MY BLOOD

20 5 4
                                    

Perpustakaan Berryhill High School biasanya sepi di jam istirahat makan siang, jumlah korban jiwa diperkirakan tidak akan sampai lebih dari sepuluh orang, lain halnya jika ledakan itu terjadi di cafeteria atau di lorong utama. Theo melepas jaketnya, menyampirkannya pada bahu He Zhao untuk menutupi luka di belakang tubuh pria jangkung itu dari asap yang membuat mata perih. Panas dan sesak, Theo bisa merasakan bulir keringatnya yang besar menetes dari pelipis sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran akibat kekurangan oksigen.

Ada dua pintu masuk yang bisa digunakan untuk akses ke perpustakaan, satu yang paling dekat dengan mereka terhalang rak buku yang sudah dilahap api, satu lagi memang tertutup sejak mereka datang—mungkin memang dibatasi untuk staff saja.

Pilihan terakhir mereka adalah jendela yang tirai nya sudah terbakar, pilihan terakhir yang tidak terlalu bagus mengingat cuaca sedang berangin di luar sana. Asap mungkin bisa keluar dan mereka bisa memperoleh udara segar, tapi konsekuensinya api di dalam bisa membesar dan He Zhao tidak tahu sampai mana ia bisa bertahan melindungi Theo yang sudah tumbang.

He Zhao membawa mereka ke sudut yang tidak terlalap api, namun cepat atau lambat seluruh ruangan akan terbakar dan mereka akan ikut terpanggang di dalamnya. Mungkin ini akhirnya, pikir He Zhao setengah menyesal jika mereka akan mati tanpa sempat bercinta satu kalipun.

Tuhan menyayangi mereka walau He Zhao baru saja berpikira kotor, pemadam kebakaran datang tidak lama setelah itu.

Cyrus Beethoven berjalan mondar-mandir di depan truk pemadam kebakaran, Conan gatal ingin menyuruhnya duduk tapi pria muda itu tahu konsekuensi menyuruh Cyrus yang sedang kepanikan untuk duduk adalah hal yang buruk—ia bisa terkena pukul dan Conan sedang tidak ingin menerima pukulan hari itu. Sirine saling bersahutan, antara pemadam kebakaran dan ambulan rumah sakit yang baru saja datang. Cyrus kenal orang yang melompat keluar dari mobil putih itu.

"Dia masih di dalam?" ada nada cemas di dalam suara tegas dokter Victor. Cyrus mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Bocah sialan, apa yang ia coba lakukan?"

"Aku mendapat info dia juga mengunjungi sekolah Merida sebelum kemari," Cyrus menghela napas berat. "Aku tidak menyangka dia akan bertindak sejauh ini. Itu dia-"

Dua orang petugas pemadam tengah mengangkut Theo dengan tandu, satu lagi memapah seseorang di belakangnya. Conan berkedip—ia tahu ia rabun tapi ia yakin saat itu ia melihat bosnya.

Sedang apa Tuan Muda He di sini?

"Berikan aku oksigen! Cepat!" Conan terhenyak, ia tidak sadar sejak kapan Victor sudah berlalu kembali ke ambulan dan memerintah tim perawat yang bersamanya. Pria besar itu menangani Theo, memberinya supply oksigen setelah membaringkannya di matras datar. "Satu lagi! Ada satu korban lagi!"

He Zhao diminta duduk di mobil ambulan, Victor menginstruksikannya untuk mengatur napas sebelum diberi supply oksigen. Conan memperhatikan dari jauh, melihat bagaimana bos Ingêr tidak melepaskan genggaman tangan dari dokter forensik muda yang baru ia kenal sebentar itu. Jujur saja saat itu ia tidak mau mendekat, tapi Cyrus malah menyuruhnya ikut untuk mendekati dua orang itu.

"Dimana Miranda Hilton?" Cyrus tidak berbasa-basi, ia langsung menanyai He Zhao yang lukanya sedang diobati oleh tim perawat. "Kenapa kau ada di sana dengannya? Dengan Theo?"

"Dia tidak akan bisa banyak bicara," Victor menimpali dengan helaan napas. "Mungkin sesak dan shock, tunggu lima menit lagi sampai ia bisa rileks."

Cyrus menghela napas panjang dalam kefrustasian, tapi ia tidak punya pilihan lain selain menunggu. Jadi ia duduk di sana, bersebelahan dengan He Zhao menatap gedung perpustakaan yang terbakar. Ia menoleh ke sisi, merespon He Zhao yang menyentuhnya dengan ponsel yang sudah setengah hangus.

Candle Within The WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang