BAB 24 - THE HOLE

27 5 1
                                    

Kata 'observasi' terdengar enteng untuk Sohelia, seperti proses tidak menyakitkan yang hanya sebentar dan jauh dari kata merepotkan. Tidak ada yang bilang padanya observasi meliputi pertanyaan ini dan itu, pengecekan hampir seluruh aspek dan pengambilan darah. Sohelia bahkan harus menyiapkan diri untuk pengambilan sampel sumsum tulang belakang besok malam.

Di pagi hari Bradley Ford mengecek hampir seluruh aspek pernapasan yang ia tidak mengerti, mulai dari kadar oksigen, kelembaban paru-paru, ia juga diminta meniup dan menghisap udara dalam alat bernama spirometer.

Sohelia terlalu naif menganggap 'observasi' telah selesai, jadi di siang hari ketika Victor menyampaikan tujuannya untuk melakukan observasi setelah makan siang, Sohelia dengan tegas-tegas menyatakan ia sudah melakukannya.

"Apa Bradley sudah mengambil sampel darah?"

"Tidak, belum."

"Berarti kita belum selesai, silahkan berbaring dan tenangkan diri, seorang perawat bernama Poppy akan mengambil sampel darahmu dan aku akan kembali dalam lima belas menit untuk memeriksa tekanan darahmu."

Di sore hari, Theo muncul.

Sohelia sempat curiga orang yang masuk adalah dokter lain yang akan melakukan observasi, kecurigaannya ambigu—tidak salah karena Theo memang adalah seorang dokter, namun tujuannya Sohelia sendiri tidak tahu.

"Observasi lagi?" tanyanya sambil menghela napas, Theo menggelengkan kepala dan duduk pada kursi tinggi di sebelah ranjang.

"Aku hanya dapat izin untuk praktek forensik dan pengujian sampel, observasi bukan bagianku."

"Apa akan ada yang kemari lagi?"

"Mungkin Victor atau Bradley akan kembali sekitar pukul sembilan ... mereka sedang istirahat sekarang."

"Aku punya pertanyaan tentang observasi ini," Sohelia menoleh pada adiknya. "Bukankah aku mengalami kecelakaan kerja di kepala? Kenapa mereka memeriksa pernapasan dan darahku?"

Kamar inap Sohelia sudah lebih penuh ketimbang kemarin. Ada satu vas bunga, satu buket bunga dengan ucapan semoga lekas sembuh dari perusahaannya, tiga toples kue yang ditumpuk dan dijadikan parcel. Makanan-makanan kecil, charger dan beberapa device seperti tablet dan laptop. Di nakas sebelah kiri hanya ada segelas air mineral yang tersisa setengah.

"Mereka kesulitan membaca hasil lab mu."

"Aku bukan orang bodoh, Theo." Sohelia beranjak dan duduk menghadap adiknya. "Dan aku yakin mereka, dan kau, juga bukan orang bodoh. Aku tahu kalian punya solusi untuk membaca hasil labku, entah itu pengecekan ulang atau pengecekan kembali instrument yang dipakai. Aku tahu. Sebenarnya ada apa?"

"Sohelia, tidak semua pengecekan ulang bisa dilakukan hari itu juga," Theo menelan ludah—khawatir persoalan tentang Merlion keluar dari mulutnya. "Jika hasil observasi sudah didapat, ada kemungkinan mereka mengecekmu kembali di hari ketiga atau tidak sama sekali. Tidak usah berpikir terlalu keras, jangan dipikirkan."

"Ini aneh, bagaimana bisa aku tidak memikirkannya?"

"Kau takut?"

Sohelia terdiam, menunduk dan memijat kepalanya sedikit sebelum kembali memunggungi Theo. Wanita itu tidak menjawab, dan Theo sudah lebih dari tahu jika ia sedang ketakutan. Jika pria bisa lebih jujur tentang apa yang mereka rasakan, mungkin Theo juga sudah bilang pada kakaknya jika ia juga takut—Theo khawatir, tidak bisa berhenti berpikir apa yang akan terjadi dalam tiga hari ke depan. Ketika dua dokter senior itu selesai observasi, Theo akan menelepon—bertanya tentang Sohelia dan berterima kasih.

Hubungan saudara mereka memang tidak terlalu baik, tapi Theo tidak bisa tidak khawatir. Kekhawatirannya bahkan bercabang, antara kekhawatiran jika Sohelia terlibat organisasi kejahatan seperti yang diduga Victor dan kekhawatiran kondisi kesehatan Sohelia, mengingat ia sangat kenal dekat dengan Merlion yang saat itu sedang bersemayam di dalam diri kakaknya.

Candle Within The WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang