BAB 65 - FIND ME IN ANOTHER LIFE

10 3 4
                                    

Lorong gedung olahraga dikelilingi sekali lagi, jika Nicholas tidak salah hitung mereka mungkin sudah melakukannya sebanyak enam kali. Akses masuk ke ruangan tertentu juga sulit, besar kemungkinan jalur masuk ruang bawah tanah M Highschool ada di salah satunya—entah kantor Krinkels atau kantor guru.

Nic membayangkan sebuah jalur masuk yang akan terbuka dari belakang lemari buku ketika kau menyentuh tombol yang dimanipulasi menjadi sebuah buku. Jadi, selama ada lemari, Nic akan mencoba menekan apapun mulai dari keramik hiasan sampai kertas yang memuat petunjuk penggunaan alat pemadam api ringan.

Pintu menuju cafetaria kembali ditutup, ketiga dokter muda duduk melingkar di lantai, menghadap danau belakang sekolah yang permukaan airnya tenang. Sebuah perahu kayu terikat pada pancang di dekat dermaga kecil yang dicat kuning muda mendekati krem.

Theo menjulurkan kedua kakinya, rasa kebas itu kembali—yang semula hanya sampai lutut sudah semakin jauh ke bagian paha. Ia tidak mengatakan apa-apa, pun bersuara sebagai respon sakit di kakinya.

Kinerja otaknya mungkin terganggu, sebab rasa sakit di tubuhnya tidak sebesar kekhawatirannya pada He Zhao. Mungkin kekhawatiran itu yang membuatnya masih bisa berjalan, masih bisa bergerak, masih bisa memperhatikan Nic dan Anders yang sedang menebak-nebak kemungkinan keberadaan pintu masuk ruang bawah tanah yang disebut Theo.

Namun, semakin jauh jarum detik bergerak, Theo semakin ragu ruangan yang ia ingat adalah ruang bawah tanah.

"Ngomong-ngomong, Dokter, apakah anda sudah bertemu dengan dokter Ford?" tanya Anders setelah ia menepuk debu dari pantatnya. "Dokter Ford menyuruh kami untuk mencari Anda, ia sendiri mencari dokter Edmund. Dia datang dengan segerombolan polisi, mereka bilang mereka mencari dokter Edmund."

"Yah, benar, tapi sepertinya saat itu dokter Edmund sudah melarikan diri. Apakah ia orang jahat?"

"Astaga ku pikir kau sudah mengetahui situasinya sejak tadi, Nic." Anders menggelengkan kepala. "Dokter Edmund terlibat kasus kriminal yang cukup berat. Ingat skrining terhadap penyakit Merlion yang kita lakukan saat hari pertama residen sampai sekarang? Hal itu ada kaitannya dengan dokter Edmund."

"Aku tidak tahu harus menyebutnya jahat atau apa," ujar Theo dengan suara pelan. "Semua orang jahat tergantung dari sisi mana kau mendengar cerita orang tersebut. Mengesampingkan sisi emosional, Edmund memang sudah bertindak terlalu jauh untuk masuk ke dalam kategori tidak jahat. Kepolisian memang berencana untuk menangkap mereka satu-satu, serempak, terhitung hari ini."

"Berarti mereka juga akan ke Hoover Dam dan menyerang Incognito secara langsung?" Topik menarik itu membuat Anders menegakkan badannya. "Lalu, kenapa, Anda di sini? dan seorang diri?"

"Aku tidak berencana untuk menangkap siapapun. Aku hanya sedang mencari seseorang."

"Jadi markas besar mereka adalah di Hoover Dam ya ... aku ingat menonton wawancaramu beberapa waktu lalu." Nic menganggukan kepalanya. "Aku rasa nama kelompok mereka lebih cocok disebut Indian mackerels karena diam di bawah air."

"Tapi, tidak semua dari mereka adalah Indian," Anders menyanggah dengan wajah tak senang. "Kau rasis."

"Aku tidak berma—dokter Theo? Dokter, Anda mau kemana? Hey! Tunggu kami!"

Nic dan Anders bangkit buru-buru, cukup mudah menyusul Theo yang berlari dengan kaki setengah terseok. Bulir keringat dingin terbentuk di dahi Theo, mengalir perlahan dan tertahan di rahang sebelum benar-benar menetes.

Di bawah air.

Di bawah air.

Kalimat Nicholas terngiang di kepalanya yang mulai terasa pening. Theo tidak ingat apapun, belum, tetapi mungkin ia harus memastikan kalimat Nic yang entah mengapa terdengar meyakinkan. Langkahnya terhenti di bibir danau, Theo melepas sepatunya.

Candle Within The WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang