Gue bangun pukul tujuh lebih sepuluh setelah hampir semalaman gue ga tidur. Setelah capek menghadapi Ivan, ga lama kemudian Arcel bangun karena popoknya penuh. Dia juga rewel karena haus, dan berakhir ga tidur dua jam setelahnya karena malah bermain di atas kasur. Gue yang bertahan dengan sisa-sisa tenaga yang ada juga harus bangun lagi dan keluar untuk mengunci pintu lagi karena pukul empat pagi Kak Aldo turun dan pergi, katanya udah janjian mau nyari sunrise bareng temennya.
Akhirnya gue memutuskan menunggu subuh untuk sekalian sholat lalu baru tidur. Karena gue masih dalam mode kerja dari rumah, gue pengen memaksimalkan waktu tidur gue di pagi hari, tapi itu semua sirna ketika akhirnya gue harus bangun karena kerongkongan yang kering ini minta dibasahi dengan air putih. Badan gue hangat dan kepala gue pusing, efek kurang tidur. Gue ingin menenggelamkan diri ketika sadar kalau semalem gue belum cuci piring. Gue harus menyelesaikan ini sebelum Arcel bangun.
Ketika gue pergi ke dapur, sudah ada Ivan yang sibuk dengan tumpukan peralatan dapur kotor yang ada di sink. Dia sibuk membilas gelas-gelas yang sudah penuh sabun, ketika gue mendekat, ia tersenyum sebelum kembali fokus ke gelas.
"Morning."
"Van, ga perlu, sini aku aja." Gue berusaha mengambil gelas dari tangan Ivan, tapi nihil. Ivan tetap fokus membilas tanpa memberikannya.
"Gapapa, Ra. Kamu hari ini istirahat aja. Aku semalem denger Arcel nangis, dan aku ga bisa bantu apa-apa, aku takut ganggu kalau aku ketuk pintu kamar kamu. Jadi hari ini aku mau bantuin kamu ngurus rumah aja."
Gue diam mendengarnya. Selama ini gue selalu ngadepin hal-hal kayak gini sendirian setelah gue pindah. Mulai dari Arcel yang rewel, sakit, atau bahkan sekedar imunisasi rutin, gue lakuin sendiri. Ga pernah ada dalam bayangan gue kalau Ivan bakal turut andil seperti ini lagi.
"Aku bikinin kamu sarapan toast sama telur omelette kesukaan kamu. Itu di meja makan, buka aja tudung sajinya." Kepala Ivan seakan menunjuk arah meja makan, menyuruh gue membukanya. Sudah ada sepiring sarapan yang menyeruakkan bau harum. Aroma telur yang sedap langsung menyapa hidung gue ketika gue menarik piring itu mendekat.
"Kamu bangun jam berapa buat masak ini?" Gue mengambil suapan pertama tanpa ragu.
"Habis subuh tadi aku nyoba buka isi kulkas kamu. Takutnya nanti kamu ga sempet sarapan karena tidur jadi aku inisiatif bikinin kamu toast."
Gue hanya bisa mengangguk sebagai responnya. "Makasih"
Selanjutnya, gue makan sambil diam dan sedikit menunduk. Gue tahu Ivan hanya memandang ke arah gue dari tempat duduknya di seberang gue, dan ga ada niatan sedikitpun dari gue untuk menegurnya.
Ketika gue selesai makan, Ivan langsung sigap beranjak akan mengambil piring di tangan gue.
"Sini biar aku aja yang nyuci." Tanganku dan tangannya bersentuhan ketika Ivan mencoba mengambil piringku. Gue yang sudah ga punya tenaga ga berusaha melawan dan langsung memberikan piringku. Tepat ketika itu gue mendengar isakan tangis Arcel dari dalam kamar, menandakan dia terbangun. Gue segera menuju ke kamar dan meninggalkan Ivan sendiri.
"Halo anak Mama." Gue tersenyum lebar melihat Arcel yang duduk di tengah kasur dengan wajah bingung. Mungkin dia awalnya mencari gue yang hilang. Saat gue mendekat dan membuka lebar tanganku, Arcel dengan cepat merangkak menuju pinggir kasur, siap masuk ke pelukan gue.
Gue menciuminya tanpa jeda. Wangi minyak telon yang semalam gue oleskan masih ada di tubuh Arcel. Gue juga mengendus harum rambutnya yang punya bau khas bayi, aktivitas favorit gue semenjak punya anak. Setelah puas menciuminya, gue duduk di atas kasur sambil mencoba merebahkan Arcel. Hal yang selalu gue lakuin pertama kali setelah Arcel bangun adalah memberikan dia asi, karena sampai saat ini gue berusaha masih melakukannya walaupun gue sibuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/229651845-288-k381010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(UN)MONOTONOUS MARRIAGE
RomantikRara, gadis yang bisa dibilang sukses di usia muda tapi tidak memiliki planning hidup ke depan bertemu dengan Ivan yang menurutnya hanya seorang om-om kaya di acara makan malam investor ayahnya. Mereka kemudian menikah dan menjalani pernikahan yang...