™Oct07, 2023.
Seberkas cahaya menyilaukan retinaku bahkan di dalam pejaman, memaksaku untuk tersadar disertai pegal yang kurasa di sekujur tubuh. Bukan pegal yang menyakitkan, tetapi justru aku menginginkannya lagi.. dan lagi.
Cahaya itu benar-benar mengganggu, dan pada akhirnya aku kalah—sekaligus menang. Wajah rupawan bak dewa Yunani itu menyambut atensiku tatkala baru terbuka. Sedikit gelap dari sudut pandangku, tetapi tak mengurangi pesonanya yang begitu menggila. Padahal dia sedang terlelap.
Sepasang mata cantik itu terpejam tenang, deru napasnya terdengar sangat lembut. Ranum merah mudanya sedikit terbuka, membuatku ingin mengecap manisnya yang setara dengan buah strawberry.
Astaga, aku candu sekali dengan lelaki ini.
Lihat, aku tersenyum sekarang. Paras tampannya sukses menarik seluruh kewarasanku. Dia seperti magnet yang membuatku ingin terus mendekat, memilikinya adalah hal yang sangat kusyukuri saat ini.
Aku sangat mencintainya.
"Sudah puas menatapku, Sayang?"
Aku terkesiap ketika sepasang mata bulat itu mendadak terbuka, mengikat netraku dengan tatapannya yang teramat dalam. Kulihat ada seulas bunny smile yang ikut terpatri.
Uh, dia berpura-pura tidur? Curang sekali.
"Apakah aku setampan itu, sampai kau begitu betah menatapku?"
Aku mengangguk, "Aku iri padamu, Jungkook-ah."
"Ey?" Aku mendapat balasannya secara kontan—tangan bertatto itu merengkuh pinggangku, menariknya hingga tubuhku bertemu langsung dengan tubuhnya yang sama-sama polos dibalik selimut. "Kenapa begitu?"
Aku menghela, lalu tanganku tergerak menuju wajahnya—menyingkirkan surai hitam yang menutupi jidat paripurnanya. Sekali lagi kuamati setiap inci wajahnya tanpa terkecuali, hingga kudapati sepasang netra coklatnya menyorotku penuh kebingungan.
"Kau laki-laki, tapi kenapa wajahmu cantik sekali?"
Mata bulat itu mengerjap polos. Astaga, tambah menggemaskan. Lalu kekehan yang mengudara setelahnya sungguh membuatku merinding setengah mati. Itu terlalu merdu.
Lalu sebuah kecupan yang kuinginkan sejak tadi akhirnya kudapatkan tepat di bibir, sekilas—nampaknya karena gemas. Sepasang mata bulat itu menyipit sebab tertawa.
Tapi aku tidak bohong. Dia terlalu cantik untuk seukuran wajah lelaki. Rasanya—mungkin aku juga kalah dengannya.
"Bukankah kau selalu mengatakan aku ini menyeramkan?" Pertanyaan retoris itu segera ku setujui, "Apakah sekarang tidak berlaku lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Past || HYUNA
FanfictionKembali ke masa lalu? Awalnya, kukira masa lalu kembali untuk diulang. Mengubah satu kejadian buruk untuk diselamatkan. Tapi faktanya, tidak sesederhana itu. Kali ini, aku menemukan pelakunya. Tapi, itu bukan sebuah pertanda baik. Itu adalah titik k...