TTP || Bastard!

84 7 17
                                    

⚠️🔞⚠️
Mature area!

Disclaimer :
Chapter kali ini terpantau bulannya bakal gosong banget. So, persiapkan mental dan..

Untuk kalian yang dibawah umur, kurasa lebih baik kalian skip chapter ini.

Terimakasih untuk perhatiannya, and happy reading!🌚

Terimakasih untuk perhatiannya, and happy reading!🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau milikku sekarang, Hyuna."

Aku terpejam rapat, merasakan ulu hati yang mulai diserang rasa nyeri. Emosi yang kian membakar diri secara perlahan menimbulkan panas di pelupuk. Sial, ini sesak sekali. Aku ingin menangis.

Yoongi oppa—ah tidak, aku tidak sudi lagi menyebutnya begitu.

Dia beranjak, menciptakan sedikit jarak wajahnya denganku. Mungkin, saat ini dia menatapku. Tapi aku enggan membuka mata, sepasang netra coklat itu hanya akan menyakiti jika ditatap.

Aku membenci situasi ini.

Tetapi ketika pada akhirnya, —

cup*

"YAAK! SIALAN!"

Plak!*

Aku meledak. Berhasil menghantamkan tamparan keras tepat di pipi kala lelaki kucing itu dengan berani mencuri kecupan di bibirku. Sialan sekali!

"Apa yang kau lakukan, baji—"

PLAK!*

Makianku tertelan mentah-mentah, terbalas kontan oleh sebuah hantaman mengenai sisi wajah. Kekuatannya jelas lebih kuat, aku terhuyun dan sungguh akan terjerembab jika saja tidak memiliki pertahanan pada dinding.

OH?!

Aku stagnan. Syok merundung hingga otakku loading untuk sesaat. Tidak, aku tidak bisa mencerna apa yang terjadi.

Tetapi detik selanjutnya aku terkesiap, menerima cekalan kuat di lengan kemudian ditarik dengan sentakan teramat kuat. Berakhir menabrak tubuh keras itu, terlalu kuat hingga debumannya terdengar kentara.

Mau tidak mau, kini atensiku bertemu tepat dengan sepasang netra coklat itu. Mata yang sama, tetapi tatapannya berbanding terbalik seribu derajat. Sangat jauh. Tajam, mengintimidasi, penuh ancaman.

Aku tidak mengenal tatapan itu.

"Kau berani menamparku, huh?" Dia menuntut dengan tekanan kuat, cengkramannya kian menguat hingga menciptakan nyeri di lengan.

Sungguh, aku masih belum percaya jika lelaki yang berdiri di hadapanku saat ini benar-benar seorang Min Yoongi yang sama. Perbedaan reaksi ketika aku tanpa sengaja menamparnya—yang lalu—jauh berbeda sekali dengan saat ini.

To The Past || HYUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang