Bukan aku tidak berniat mencarimu, Hyuna. Apalagi tidak peduli akan kehilanganmu yang secara mendadak, kau tahu itu mustahil.
Saat itu, bahkan aku merasa janggal. Sudah tiga hari, tidak ada kabar sama sekali darimu. Aku bahkan tidak pernah melihatmu lagi sejak terakhir kali kita bertemu, —
— untuk membicarakan perihal Jimin.
Aku sudah berusaha menghubungimu, tapi kau terus mengabaikan panggilan dariku. Maka hari itu, aku beratensi untuk datang ke rumahmu. Hanya ingin memastikan, cukup dengan melihatmu baik-baik saja, aku akan lekas lega dan tak perlu mengkhawatirkan apapun.
Tetapi ketika sampai, disana sudah ada Jimin hyung. Ada Yoongi hyung juga yang menemani di teras rumah, begitulah aku meralat niat untuk mendekat. Hanya memperhatikan bagaimana Jimin hyung terlihat begitu cemas, nyaris frustasi dengan handphone terus berada di telinga.
"Ayo angkat, Hyuna. Ku mohon. Sial! Kenapa kau terus mengabaikan panggilan dariku!?"
Aku bisa mendengarnya dengan jelas, Jimin hyung menggeram beberapa kali. Bahkan dia nyaris membanting handphonenya karena kesal.
"Dia tidak akan menjawab panggilanmu, Jimin-ah. Aku tidak tahu masalah apa yang kalian miliki, tapi dia mengatakan padaku.. dia tidak ingin bertemu denganmu lagi. Bukankah dia juga sudah mengatakan padamu jika dia ingin mengakhiri hubungannya denganmu?"
Seperti serangan yang salah sasaran. Aku yang tersentak mendengar kalimat terakhir Yoongi hyung.
"Sudah ku bilang padamu, Hyung. Aku dengan Hyuna baik-baik saja sebelum ini. Kami sama sekali tidak bertengkar. Dan jika memang dia ingin mengakhiri hubungannya denganku, seharusnya dia mengatakannya secara langsung padaku. Bukan hanya lewat pesan singkat seperti ini."
Aku tidak tahu, tapi sepertinya disini aku berada di pemikiran yang sama dengan Jimin hyung. Aku mengenalmu, kau sama sekali bukan tipe manusia yang akan memutuskan sesuatu secara sebelah pihak. Untuk sebuah hubungan, aku yakin kau tidak akan serta-merta mengakhiri tanpa pertemuan terakhir. Kau bukan seseorang yang begitu.
"Dan bagaimana bisa dia mengakhiri hubungan begitu saja disaat kita akan segera bertunangan?" Saat itu Jimin hyung semakin kalut, dia meraih tangan Yoongi hyung guna digenggam—menebar tatapan memohon. "Ku mohon jangan biarkan dia melakukan ini padaku, Hyung. Tolong bantu aku. Katakan padanya, jangan seperti ini. Setidaknya, aku perlu berbicara dengannya."
"Dia sudah kembali ke London, Jimin-ah."
Aku tahu itu sebuah pengingat mutlak bagi Jimin hyung untuk segera tersadar. Tetapi lagi, aku yang terserang disini. Tidak. Kali ini aku sama sekali tidak percaya dengan berita-berita itu.
Hyuna, kau tidak akan pernah mengambil keputusan sejauh dan sebesar itu tanpa memberitahuku lebih dulu. Ah—maksudku..
.. ayolah, kau tidak akan pergi begitu saja tanpa ada masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Past || HYUNA
FanfictionKembali ke masa lalu? Awalnya, kukira masa lalu kembali untuk diulang. Mengubah satu kejadian buruk untuk diselamatkan. Tapi faktanya, tidak sesederhana itu. Kali ini, aku menemukan pelakunya. Tapi, itu bukan sebuah pertanda baik. Itu adalah titik k...