TTP || [Lost] 5 : 2

85 11 2
                                    

Aku baru bisa memahami alasan mengapa masa lalu harus ku ulang tanpa diinginkan, tapi apa yang terjadi pagi ini membuatku kembali meragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru bisa memahami alasan mengapa masa lalu harus ku ulang tanpa diinginkan, tapi apa yang terjadi pagi ini membuatku kembali meragu. Aku sungguh ingat bagaimana kejadian pertemuan pertamaku bersama Jimin, tapi yang terjadi hari ini tentang Taehyung—seperti lembaran robek yang dipaksa untuk ditempel ditengah satu buku yang sempurna.

Apakah takdir bisa disalahi juga oleh mereka selain diriku?

Byur!*

Seperti kaset kusut yang ditarik lepas secara paksa, aku tersentak setengah mati tatkala kesadaranku kembali tertarik oleh sebuah guyuran kasar—yang mana membuat pakaianku basah;tepat di dada.

"Yak! Apa kau—" Sontak aku bangkit untuk menentang, tetapi makianku segera tertahan tatkala ku tangkap siapa pelakunya.

Yeah.. Nyaris saja aku menyumpahi dengan hal kasar. Jika saja itu sungguh keluar, dapat kupastikan sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipiku.

"Woah.. Berani sekali bocah ini berteriak padamu, Jisoo?" Ku lirik sang pemilik suara, dan kudapati Irene tengah memasang seraut dramatis—mencoba memanasi.

Aku menerima dorongan kuat dari Jisoo hingga tubuhku terhempas pada kursi—terlalu kuat tubrukan antara tubuhku dengan kursi, hingga menimbulkan suara decitan yang cukup nyaring. Menyulut senyapnya seantero kelas, padahal detik sebelumnya masih ramai selayak kelas di waktu istirahat. Dan dapat ku pastikan aku sedang menjadi pusat atensi saat ini.

Jisoo menyingkirkan semua buku di mejaku hingga berjatuhan, berikutnya ia menduduki meja—manis posisinya, tetapi tidak dengan maksudnya. Setajam pedang, tatapannya beratensi terhadapku.

Selanjutnya Jisoo meraih wajahku dan memberi tekanan kuat di kedua sisi pipi. Aku tahu apa yang dia inginkan, maka aku tidak berniat untuk menahan pergerakannya. Meski ini cukup sakit.

"Perhatikan nada bicaramu jika berhadapan denganku, mahasiswi baru." Dia menekan suara di akhir kalimatnya. Ada gemeretak yang dapat ku tangkap dengan jelas, tetapi seringai itu masih terpatri di belah bibir merahnya.

Sementara disana—kulihat presensi Tzuyu hanya stagnan di tempat. Melipat kedua tangan di depan tubuh, memasang wajah garang dengan tatapan datar. Aku tahu, Tzuyu yang sebenarnya tidak begitu.

"Maaf, aku tidak mengenalmu." Aku menyergah. Kesannya terlalu berani, tapi inilah aku. "Dan aku tidak ingin mencari masalah dengan siapapun disini."

Jelas sekali, mereka terperangah. "Kurasa dia perlu diberi pelajaran." Disaat kalimat untuk memanasi keadaan terlontar, maka Irene lah pelontarnya. Sudah jelas. Itulah perannya di dalam Sweety Girl group.

Memang tidak sesuai sekali dengan namanya. Pekerjaan mereka hanyalah mengganggu serta membully mahasiswa baru ataupun mahasiswa-mahasiswa yang menurut mereka lemah.

"Baiklah, .." Jisoo menghempaskan cengkramannya hingga aku berpaling, rahangku sungguh nyeri dibuatnya. ".. akan ku perkenalkan siapa aku, sampai kau tidak akan bisa melupakannya."

To The Past || HYUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang