Sungguh, aku sudah seperti orang lumpuh yang tidak bisa melakukan apapun. Meski hanya sekedar untuk mengambil makan sendiri, atau pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri secara mandiri.
Aku tidak bisa.
Aku terjebak di atas tempat tidur selama empat hari penuh setelah Yoongi membuatku kehilangan fungsi gerak kaki. Rutinitasku hanya tidur, paling banter hanya duduk. Tapi yeah.. terkadang aku pun terus menangis kala kesal kembali merundung.
Bahkan saat ini, aku baru saja selesai menangis. Selesai sebab sudah terlalu lelah. Tetapi hatiku masih sakit kala bayang-bayang Jimin enggan menyingkir dari kepalaku.
Seharusnya, ini adalah hari pertunanganku dengan Jimin. Tetapi situasi sialan ini memaksa acara itu untuk gagal. Entah aku harus lega, atau justru sedih.
Aku sama sekali tidak ingin pertunanganku dengan Jimin gagal dengan cara seperti ini.
Aku sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Jimin saat ini. Setidaknya, aku bisa memastikan jika Jimin pasti sedang kalut atas kehilanganku tanpa kabar selama sepekan ini.
Dan Jungkook, aku tidak tahu apakah dia menyadari kejanggalan dari kehilanganku atau tidak. Aku sungguh tidak tahu apa yang mereka lakukan untuk bisa menemukan keberadaanku. Bahkan aku sendiri tidak tahu dimana Yoongi menyembunyikanku saat ini. Aku sungguh tidak tahu ini dimana.
Krek*
Aku terkesiap ketika pintu kamar terbuka dengan cukup kasar—ah tidak, barangkali hanya tergesa. Dan tidak ada waktu dimana aku tidak menegang setiap kali melihat presensi lelaki kucing itu. Yoongi masuk dengan aura yang tidak baik. Bahkan pintu tidak ditutup kembali setelah dia masuk.
Langkah kakinya menghentak, kentara sekali. Keras berkabut di seraut wajahnya, seperti menahan rasa kesal. Tetapi atensinya tidak tertuju padaku, langkahnya langsung menuju lemari. Mengambil sepasang pakaian santai dan handuk, lalu kemudian melenggang menuju kamar mandi.
Aku memicing tajam. Tidak biasanya dia tidak memberi sedikitpun atensi padaku, sekalipun hanya lirikan kilas. Kali ini dia terkesan seperti mengabaikanku, padahal biasanya dia selalu menggangguku dengan dalih meminta maaf atau apapun itu.
Dan ya, satu hal yang membuatku kian dirundung penasaran. Tadi itu, aku melihat dengan jelas jika wajah Yoongi tidak polos seperti biasa. Ada beberapa lebam membiru di pelipis, sudut mata dan rahang. Bahkan sudut bibirnya berdarah.
Aku tidak tahu dia sudah terlibat baku hantam dengan siapa. Pun ini kali pertamanya aku melihat Yoongi dalam keadaan begitu. Siapa yang berani memukul lelaki kucing itu hingga terluka begitu?
Atensiku kembali teralih kala presensi lain memasuki kamar, itu Taehyung. Dia datang dengan nampan berisi makanan dan minum di tangan. —
.. Bukan menjadi hal yang aneh. Sejak empat hari terakhir ini dia selalu membawakan makanan, bahkan tak jarang beratensi untuk membantuku makan—meski jelas selalu ku tolak kala dia ingin menyuapiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Past || HYUNA
FanfictionKembali ke masa lalu? Awalnya, kukira masa lalu kembali untuk diulang. Mengubah satu kejadian buruk untuk diselamatkan. Tapi faktanya, tidak sesederhana itu. Kali ini, aku menemukan pelakunya. Tapi, itu bukan sebuah pertanda baik. Itu adalah titik k...