TTP || Please, Let Me Go

60 9 12
                                    

⚠️
Full scene in this chapter is my Lucid Dream, so excited!

Tepat dimana aku membuka mata, semuanya tidak ada yang berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat dimana aku membuka mata, semuanya tidak ada yang berubah. Masih bersama Yoongi, di atas tempat tidur yang sama. Pun dalam posisi yang sama sekali tidak berubah—bedanya kini Yoongi tidur di bantalnya sendiri, tetapi—dekapannya masih bertahta di tubuhku.

Separah itu. Bahkan dalam keadaan tidak sadar, Yoongi sama sekali tidak ingin melepaskanku meski barang sedetik.

Tapi sebentar.. Sepertinya aku merasa ada yang berbeda pagi ini.

Oh? Kakiku!

Aku merasa seperti mendapatkan kakiku kembali—ah tidak, tapi indra perasanya. Aku bisa merasakan kembali eksistensi kakiku.

Maka sepelan mungkin, aku berusaha mengangkat tangan kekar itu—sial, berat sekali—guna menyingkir dari tubuhku. Cukup menguras tenaga, tapi syukurnya aku berhasil. Melepas dekapannya tanpa Yoongi harus terusik.

Berikutnya aku berupaya bangkit tanpa menciptakan pergerakan sedikitpun, aku sampai menahan nafas omong-omong. Pun mendadak jantungku berdegup lebih cepat kala aku berusaha menggerakkan kaki—entah, aku gugup dan takut kecewa sendiri.

Tapi aku benar-benar bernafas lega. Aku sungguh bisa mendapatkan fungsi kakiku lagi, berhasil menurunkan kedua kaki dari tempat tidur lalu berupaya untuk berdiri.

Yeah.. Aku berhasil.

Hanya saja aku sedikit meringis—kakiku ngilu dan gemetar kala harus menahan bobot tubuhku sendiri. Kurasa pengaruh obatnya belum seratus persen hilang.

Tetapi bagaimanapun, ini adalah kesempatan emas yang tak bisa aku sia-siakan. Maka aku memaksakan diri. Secara perlahan, mencoba kuat untuk mengambil langkah—satu demi satu, dan sedikit demi sedikit.

Dan pada akhirnya aku berhasil mencapai pintu kamar, yang mana beruntung sekali kuncinya tergantung disana. Sepelan mungkin, aku membuka kunci. Berikutnya membuka pintu lalu kembali menutupnya setelah keluar. Sungguh hati-hati, aku tidak ingin menciptakan suara sedikitpun.

Dan yeah.. demi Tuhan, aku benar-benar lega sebab berhasil keluar dari ruangan terkutuk itu.

Tapi, Hyuna. Rasanya ini baru satu dari seribu langkah yang perlu ku lalui untuk benar-benar bisa terbebas dari Yoongi. Aku harus berusaha lebih keras dari ini.

Maka kini aku berusaha bergerak lebih cepat, mencari jalan keluar yang beruntungnya tidak sulit untuk ku dapat. Hingga kala sampai tepat di tangga untuk menuju turun—astaga, aku terperangah.

Sejujurnya aku terkejut sejak tadi saat melihat penampakan rumah ini. Ku pikir hanya sepanjang lorong—dari kamar menuju tangga—yang dibaluti dengan kemewahan nuansa cloud cream berpadu dengan lapisan emas di beberapa titik tertentu.

To The Past || HYUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang