TTP || Damn Fact!

82 9 13
                                    

"Ahss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahss.."

Aku tidak tahu berapa lama aku tidak sadarkan diri, yang pasti kepalaku sakit sekali. Niat hati mencengkram kepala guna meredam rasa nyeri, namun yang ada justru menjadi semakin parah. Ditambah cahaya yang memasuki retina membuat pening kian menggila.

Butuh waktu bagiku untuk menyesuaikan berikut menenangkan diri, hingga pada akhirnya ketika titik stabil mulai ku dapat—ah astaga, aku membelak. Sontak aku beranjak untuk duduk, terlalu tergesa sampai punggungku terantuk punggung tempat tidur cukup keras.

De javu.

Kamar siapa ini? Aku sama sekali tidak mengenal kamar teramat luas bernuansa cloud cream ini.

Tidak, ini bukan kamar Taehyung. Aku pernah sekali memasuki kamar Taehyung, dan bukan begini penampakkannya. Bahkan seantero rumah Taehyung menggunakan cat monokrom perpaduan antara putih dan abu-abu. —

..Jangan tanyakan apa yang ku lakukan di kamar Taehyung. Itu terjadi di tahun pertama aku berpacaran dengan Jimin, aku sama sekali belum terlibat perasaan dengan Taehyung. Hanya karena kebiasaannya yang selalu tertinggal sesuatu di rumah, dia memintaku untuk mengambilkan jam tangannya. Kala itu hanya ada asisten rumah tangga, dan tidak tahu dimana Taehyung meletakkan jam tangannya itu. Maka aku yang mengambil sendiri ke kamar Taehyung..

— Sial! Lalu sekarang, sebenarnya kemana lelaki bermarga Kim itu membawaku? Sialan sekali. Taehyung berusaha menculikku?

Aku bergegas turun dari tempat tidur, memburu pintu—berupaya untuk keluar. Tetapi pintu tidak ingin bergerak sekuat apapun aku menekan tuas, dia terkunci.

"Yak, Kim Taehyung! Buka pintunya!" Maka aku tidak segan menggedor pintu, keras sekali. Tidak peduli disebut mengamuk, bahkan aku sungguh ingin mengamuk jika kutemukan lelaki harimau itu lagi.

"Buka pintunya! Keluarkan aku dari sini! YAAAK! Kim Ta—"

Tertahan disana, seketika aku stagnan kala suara kuncian yang terbuka menyapa indera pendengaranku. Kemudian pintu bernuansa putih itu benar-benar terbuka secara perlahan. Aku sudah bersiap untuk langsung menyerang, tetapi yang terjadi aku membeku kala sang pelaku muncul dari balik pintu.

"Yoongi oppa?!"

Ah, sungguh. Aku tersentak setengah mati, mungkin aku memelototinya kini—saking terkejut. Apa yang dilakukan Yoongi oppa disini? Bukankah yang membawaku kesini Taehyung? Lalu kenapa justru Yoongi oppa yang ada disini?

Kemana Taehyung?

Pintu tertutup oleh Yoongi oppa, dan secara otomatis aku melangkah mundur kala lelaki kucing itu beranjak maju untuk mendekat. "Kemarilah. Rasanya aku merindukanmu, Hyuna." Dia memasang seulas senyum manis, merentangkan kedua tangan di sisi tubuh mengharapkan sambutan.

To The Past || HYUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang