Gatel banget, lho😭 Mau ga update sehari juga hati kek gak rela🤧
™Apr04, 2023.
Jika bisa memilih, lebih baik aku ikut mati detik itu juga daripada harus berujung gila seperti ini.
Kerusakan mengerikan yang terjadi di kehidupan kali ini sungguh memperdaya kewarasanku. Akal sehatku terenggut sepenuhnya, maka aku berakhir mendekam di rumah sakit jiwa selama nyaris lima bulan.
Mereka bilang jika aku hanya depresi karena trauma. Aku tahu, mereka hanya memperhalus bahasa. Padahal tinggal katakan saja kalau aku ini memang gila. Kata mereka aku sedang berada di tempat penitipan, yeah.. tempat penitipan orang gila. Bukan begitu? Seharusnya mereka terang-terangan saja.
Memangnya apa lagi yang sedang mereka jaga dengan mengatakan itu semua? Perasaanku? Bahkan aku sudah mati rasa. Hatiku terlalu sakit sampai tidak tahu lagi apa itu artinya tersinggung.
Aku memang sudah gila.
Tapi, ada satu kejadian yang sangat aku ingat ketika di bulan pertama aku berada di rumah sakit jiwa. Biar ku ceritakan sedikit..
Hari itu aku baru sedikit mendapatkan ketenangan, setelah beberapa hari terus menangis histeris dan terkadang mengamuk hilang kendali. Tanpa aku tahu dimana datangnya, ada seorang wanita paruh baya menghampiriku—tidak, dia sengaja menemuiku di kamar.
Yang membuatku terkejut adalah.. wanita itu menangis tanpa alasan kala melihatku. Nyaris histeris, dia memelukku bahkan mencium pipiku berkali-kali. Seperti.. menyalurkan perasaan bersalah yang begitu mendalam. Pun dia tidak henti meminta maaf padaku disela permohonannya kala menciumi punggung tanganku.
Tidak tahu, aku tidak mengenal siapa wanita itu. Aku memang gila, tapi daya ingatku masih sangat tajam. Aku masih mengingat mereka yang ku kenal, seperti mommy, daddy dan kedua orangtua Jimin. Tapi wanita itu, dia sungguh asing bagiku.
Selama proses pengobatan di rumah sakit jiwa, aku tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya tentang siapa wanita itu. Selain memang mereka membatasiku akan hal-hal yang bisa membuatku semakin stress, pun jujur saja.. aku memang sedikit kesulitan mengendalikan diri atas depresi yang merundungku.
Maka, aku baru bisa mendapatkan jawabannya setelah keluar dari rumah sakit jiwa—tepat pekan lalu aku kembali lagi ke rumah. Aku bertanya sebab merasa mulai membaik, meski mulanya mommy dan daddy tidak ingin membuka penjelasan. Tetapi setelah aku memohon dengan sungguh, pada akhirnya mereka memberitahuku..
.. semua tentang wanita itu dan apa alasannya dia menemuiku hari itu.
Wanita itu, adalah Lee Ji Woo. Seorang mahasiswa tingkat akhir yang melahirkan seorang bayi tanpa suami, tepat di tahun 1993 silam. Seseorang tak bertanggungjawab yang sama—yang membuang bayi laki-laki di depan teras panti asuhan, dini hari di penghujung musim dingin. Meninggalkan darah dagingnya sendiri disana tanpa pelindung tubuh yang layak bagi sang bayi, pun tak memberi pesan apapun meski hanya sekedar sepenggal nama untuk bayi laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Past || HYUNA
FanfictionKembali ke masa lalu? Awalnya, kukira masa lalu kembali untuk diulang. Mengubah satu kejadian buruk untuk diselamatkan. Tapi faktanya, tidak sesederhana itu. Kali ini, aku menemukan pelakunya. Tapi, itu bukan sebuah pertanda baik. Itu adalah titik k...