Nyaris dua hari penuh.
Setelah Yoongi keluar dari kamar usai memberi ancaman akan mengurungku, dia tidak pernah kembali lagi. Aku sungguh dikurung—tepatnya diabaikan seolah aku tidak ada.
Yoongi bahkan tidak datang hanya sekedar untuk memberi makanan ataupun minum. Aku sungguh dibiarkan begitu saja, tanpa diurus perihal makan apalagi diperingatkan untuk membersihkan diri.
Bayangkan betapa buruk aku setelah dengan sengaja tidak mandi, aku terlalu sibuk menangisi takdir dan menahan rasa lapar—yang tak dapat ku tepis. Aku ingin munafik, tetapi perut tetap tak bisa dibohongi. Maka tidak heran jika kini tubuhku melemas dan nyaris kehilangan tenaga.
Di tambah.. aku mengamuk sejak pagi hingga kini menjelang sore. Disela lapar dan lemas, ku luapkan emosi yang tak dapat dibendung lagi. Menghancurkan seantero kamar hingga berakhir seperti kapal pecah. —
.. Lampu tidur di atas nakas sudah teronggok di lantai dengan serpihan dimana-mana. Nakas sendiri sudah bergeser satu meter dari posisi awal. Tempat tidur kacau, sprei terlepas, bantal serta guling sudah terlempar tak tentu arah—bahkan satu bantal sudah koyak hingga isiannya berhambur. Gordeng dari satu-satunya jendela yang ada di kamar terlepas. Meja yang sempat Yoongi hancurkan, menjadi semakin hancur di tanganku. Berikut gelas dan piring yang tidak dibenahi sama sekali, berakhir pecah berserakan. Dan yang terakhir.. kalung mewah bertahtakan berlian berwarna biru itu putus, berliannya sendiri terlepas dan entah mendarat dimana.
Yeah.. itu kalung pemberian Yoongi yang memang sempat aku kenakan. Aku ingin meluapkan seluruh emosiku terhadap Yoongi, tetapi disaat manusia bajingan itu tidak ada, maka ku luapkan pada benda pemberiannya..
— Aku terlihat seperti orang gila? Yeah.. memang kacau sekali. Bahkan saat ini aku masih belum berhenti atas seluruh tindakanku.
"YAK, MIN YOONGI BAJINGAN! BUKA PINTUNYA! KELUARKAN AKU DARI SINI! YOO SKYLLER! BUKA!"
Bughk bughk bughk!*
Aku menggedor pintu kamar brutal, tanpa henti sejak sepuluh menit yang lalu. Semua yang ku lakukan itu semata-mata hanya untuk menarik atensi lelaki kucing itu untuk datang. Aku ingin membuatnya terganggu, agar setidaknya dia membuka pintu.
Tapi lihat, sampai detik ini masih belum ada tanda-tanda akan seseorang mendekat. Yoongi benar-benar sampai hati membiarkan aku menggila, dalam kondisi yang sama sekali tidak termasuki amunisi perut.
Dia benar-benar menyiksaku.
"Min Yoongi! Buka pint—"
Terhenti disana, mendadak aku membeku kala pada akhirnya kudapati suara kunci terbuka. Payahnya, disaat sejak pagi berupaya setengah mati menarik atensi lelaki kucing itu—sekarang gerak refleks membawa langkah kakiku untuk beringsut mundur. Tanpa sadar, ..
.. aku takut akan berhadapan dengan Yoongi kembali.
Aku tercekat kala pintu kamar sungguh bergerak terbuka, tetapi di detik sang pelaku menampakkan eksistensi—rupanya dugaanku meleset. Dia bukan Yoongi, melainkan..
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Past || HYUNA
FanfictionKembali ke masa lalu? Awalnya, kukira masa lalu kembali untuk diulang. Mengubah satu kejadian buruk untuk diselamatkan. Tapi faktanya, tidak sesederhana itu. Kali ini, aku menemukan pelakunya. Tapi, itu bukan sebuah pertanda baik. Itu adalah titik k...