[Req: Ah_entahlah-kun]
[✨]
Hujan turun di dataran Liyue. Bahunya basah oleh air langit. Dari ujung rambut putih titik air turun. Iris darah miliknya telah kehilangan cahaya. Tatapannya jatuh pada tubuh yang tergeletak di tanah. Mata yang tak memiliki kehidupan menatap dalam ke dirinya.
Ah, lagi-lagi ia harus menghadapinya. Tuk kedua kalinya, Kazuha harus melihat kematian orang tersayang.
Vision yang biasanya menyala biru terang kini sudah tenggelam selamanya. Hujan yang mengguyur daratan Liyue menjadi saksi bisu antaranya dengan kematian.
Apa Kazuha harus terus-terus berhadapan dengan ini? Apa ia di takdirkan tak boleh menyayangi siapa pun!? Apa para Archon telah mengutuk Kazuha!? Semua hancur. Klan, teman, dan orang tersayang.
Vision tak bernyawa itu di remas dalam gengaman. Gigi-giginya bergemelutuk. Tak ada air mata yang jatuh.
Ah, Kazuha sudah lelah.
Luka di dada Kazuha tak bisa di tutup oleh apa pun.
Ingatan-ingatan si gadis bertabur seperti hujan yang jatuh di dalam kepala Kazuha.
Kazuha ingat sewaktu sampai di tanah asing, Liyue. Si gadis lah yang bersedia menemaninya berkeliling. Menunjukkan satu per satu semua hal menarik di Liyue. Menceritakan legenda sang pemilik tanah dengan ekspresi seakan ia telah menyaksikan semua.
Kazuha pernah terkejut ketika mendengar suara tawa pecah si gadis dari lelucon receh yang di utaran anak buah kapal. Atau caranya menghidupkan suasana ketika acara minum-minum. Bagaimana ia menghibur anak kecil yang menangis karna temannya menjauhinya. Cara dia berpikir, cara dia tertawa, cara dia berjalan, tersenyum, marah, kesal, sedih, cara dia memanggil Kazuha.
Gawat, Kazuha mulai halusinasi. Ia bisa mendengar si gadis memanggilnya dengan senyum manis.
Kazuha tak akan pernah lupa rasa hangat yang tersalurkan saat bersama si gadis. Rasa yang tak bisa di gantikan oleh siapa pun.
Semua itu sudah hilang. Kazuha tak akan bisa merasakan kehangatan si gadis bak matahari. Tawa ceria si gadis. Senyum lebar si gadis. Dan Kazuha, tak bisa lagi berjalan beriringan dengan si gadis lagi.
Semua sudah lenyap di telan dingin hujan. Semua dikubur oleh hujan.
Iris ruby jatuh pada mata kelabu tak bernyawa, bibir pucat dan, kulit tak berseri.
Kazuha sudah banyak di hancurkan oleh lara sampai ia tak tau lagi harus bereaksi seperti apa pada kematian si gadis. Tak ada gunanya menangis berteriak, marah, atau merasakan kebencian. Itu tak membuat sang kasih kembali dalam pelukannya.
Cukup! Bisakah Kazuha istirahat? Bisakah Kazuha merasakan kebahagian yang lebih lama lagi bersama si gadis. Kazuha tak perlu apa pun selain dia. Kazuha akan berikan apa pun agar bisa kembali berjalan bersama si gadis. Menikmati lautan bersama lagi, berkeliling negera asing lagi, berbicara dibawah bintang-bintang malam, menyambut pagi hari bersama-sama.
Apa keinginan kecil Kaedehara Kazuha ini terlalu besar sampai-sampai takdir tak memperbolehkan!? Menghancurkan setiap mimpinya?
Kazuha mendongak pada langit, memejam mata sesaat membiarkan air langit menggantikan air matanya. Vision mati tersebut ia masukkan ke saku. Ia jongkok, menyisir poni jelita, menutup mata si gadis.
Tubuh tak bernyawa nan dingin ia angkat bak putri. Kakinya melangkah. Langit dan hujan masih bersamanya menemani akhir cerita. Senyum halus yang manis ia mekarkan, diberikan kecupan lembut di dahi si gadis.
Jika memang takdir mengutuknya tuk berpisah, maka Kazuha memilih tuk pergi bersama. Barang neraka sekali pun.
"Aku akan bersama mu selamanya."
Kazuha memeluk sang kasih. Begitu erat agar tak lepas kala ia terjun bebas dari jurang.
━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━
.
.
.HAI-HAI! Genshin Halluci pindah kemari yah.
Yha... Karna itu collab kek berasa aneh kalau jadi milik ku (udah izin sih...)
YA UDAH LAH YAH.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfiction·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE