AU!
[Req:Micruxie]
[✨]
Pintu ruang terdengar bergeser mengambil atensi Diluc yang tengah membaca buku anggaran UKM. [Name] sebagai pelaku duduk di kursi kosong samping Diluc. Sekotak pocky stick yang dibawa didorong ke depan mata ruby.
"Ayo main pocky game? Lagi trend soalnya." Dilayangkan senyum lebar sebelum membuka bungkus pocky dan menggigit ujung pocky coklat tersebut.
Diluc menatapnya, lalu menutup buku anggaran. Ia ganti posisi duduk berhadapan dengan [Name]. Bibirnya mengigit ujung pocky yang lain.
"1,2,3!"
Pocky coklat sepanjang 20cm itu pelan-pelan menyusut. Diluc tetap mengigit sedikit-sedikit, sedangkan [Name] sengaja mengigit lebih banyak. Hingga 3cm yang tersisa diantara bibir. Diluc sengaja mematahkan pocky tersebut. Ia menjauh, mengunyah pocky dalam diam.
[Name] memproses sejenak sebelum ia berteriak. "Curang ngalah lu!"
Diluc diam mendengarkan ocehan tak jelas si kasih. Ia menepuk bahu [Name], mencondongkan badan ke depan. Ia menutup mata lantas bibirnya menyentuh benda kenyal tak bertulang berwarna peach.
Sekitar 30 detik yang terasa 3000 tahun. Waktu seketika berhenti, suara gemerisik daun pohon terdengar seperti alunan nada.
Diluc menjauh, ia perbaiki posisi duduk lantas kembali membaca buku anggaran.
Mohon maaf [Name] agak bolot dikit. Ia yang berhasil memproses apa yang terjadi langsung pipinya memerah. Ia pergi dari ruang dengan langkah yang dihentak menandakan dirinya sedang kesal. Sudut bibir Diluc terangkat, ide tadi datang tiba-tiba tapi menyenangkan juga melihat reaksi sang kasih.
[✨]
Mendadak pocky game di Universitas Teyvat menjadi viral. Bahkan sudah dibuat kompetisi dijurusan Bisnis tempat [Name] berada. [Name] berhasil sampai di grand final, lawan dia adalah Childe teman sekelasnya yang kaya raya 7 turunan. Keturunan ke-8 nggak kesiram harta melintir.
Disekeliling [Name] dan Childe semua orang berkumpul, bersorak-sorak tak jelas, dan ada juga yang memasang taruhan siapa yang menjadi juara. Bagi netizen ini cukup sengit sebagaimana mereka mengenal Childe dan [Name] orang yang gak mau kalah. Sedikit info aja mereka suka duel nggak jelas ntah itu siapa yang paling aktif di kelas, adu UTS atau UAS.
"[Name] kau baik saja?" Seringai iblis mekar di bibir Childe.
"Apanya?"
"Semisalnya Diluc liat gimana? Kau bisa mundur sekarang loh~" Ia sengaja memprovokasi.
"Dia mah gpp, toh ini juga game doang. Kecipok dikit gpp."
Tatapan sengit Childe berubah 'kan melihat seseorang berdiri di belakang [Name] dengan aura membunuh. Childe agak heran kenapa dia kena ancam lewat mata ruby itu.
"Ayo mulai!"
Tepat seruan [Name] selesai, seseorang menariknya-- ia hampir jatuh 'kan hilang keseimbangan. Lantas di tarik pergi keluar ring. [Name] menoleh ke belakang, orang-orang disana diam menyaksikan sinetron indosiar.
"Bye-bye~" Childe melambaikan tangan dengan senyum penuh makna di bibir.
[✨]
[Name] merasakan sakit di pergelangan tangan, ia berusaha agar tak terjatuh. Si merah yang menjadi pelaku penculikan [Name] mengabai perbuatan kasar yang telah dibuat. Ayo lebih kasar lagi mas! Istri-istri mu suka dikasari.
Punggungnya menyentuh tembok. Sebelah tangan Diluc ada di samping kirinya. [Name] ragu-ragu 'tuk kontak mata dengan si adam. Wajah Diluc jelas tak bersahabat.
"Ayo main."
Diluc mengambil kotak pocky yang ada di tangan [Name]-- kotaknya tak sengaja terserat oleh [Name]. Ia mengambil satu pocky rasa coklat lalu menggigit ujungnya.
[Name] menggigit ujung pocky yang lain setelah ragu-ragy. Dua insan ini kembali memainkan pocky game. Dibelakang gedung kampus yang sunyi suara setiap pocky itu digigit terdengar. Semakin lama debar jantung [Name] berpacu.
[Name] tau, Diluc akan menciumnya kali ini. Ia tau itu tapi kenapa membuat dia grogi? Ciuman bukan hal asing diantara keduanya, sebelumnya juga mereka telah melakukannya. Mata ruby darah yang menusuk ke iris mata [Name] semakin menambah tegang dalam diri.
Diluc tau si puja tengah grogi, ia sengaja biarkan tetap menggigit pocky hingga tersisa lagi 3cm diantara dua bibir.
Sesuai asumsi [Name], Diluc benar-benar menciumnya. [Name] memejam mata, tak bisa menghindar kemana pun terpaksa menerima benda tak bertulang yang menjarah isi mulutnya. Rasanya aneh karna terlalu agresif lidah si adam bermain.
[Name] meremas bahu Diluc. Ntah berapa lama lagi ini akan berlalu tapi ia sudah tak punya napas lagi. Diluc pun tampak tak ada tanda-tanda mau melepas. Apa ia akan terus lanjutkan hingga napasnya habis atau sampai ia benar-benar puas?
Silakan di halukan~
━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━
.
.
.
.AHAHAHAHA
![](https://img.wattpad.com/cover/353151555-288-k895983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfiction·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE