[Req: shirokomi_airu]
[✨]
Kedua tangan Lyney terpaut di depan dagu. Tatapan serius lurus ke depan. Gesturnya memperlihatkan ia tengah berpikir serius. "Kemarin aku liat Freminet bareng cewek. Menurutmu siapa cewek itu?"
Lynette disampingnya hanya menyeruput teh sebelum menjawab pertanyaan si kakak. "[Name]?"
Lyney menggebrak meja, ia menoleh ke Lynette dengan wajah berkaca-kaca yang ingin menangis. "Kau tau! Mereka dekat banget!"
"Pacaran kali." Lynette tak punya minat meladehi sang kakak. Toh Freminet dekat sama siapa aja boleh.
Raut Lyney seperti orang yang di tampar kenyataan. Ia kembali ke gestur pertama. "Kita harus integrasi."
"Interogasi."
Karna ini lah Freminet berada di depan kedua kakaknya di dalam ruangan gelap dengan lampu gantung seperti yang ada di film detektif ketika menginterogasi pelaku. Lynette hanya jadi pelengkap alias terseret oleh Lyney.
"Freminet," Nada suara Lyney tak seperti biasanya. Ia seperti orang tua yang sudah tau semua alur kejadian. "Semalem aku liat kau bareng [Name]. Apa hubungan kalian?"
"[Name]? Dia sering bawa makanan setiap aku selesai menyelam. [Name] orang baik."
"Bener hanya itu?" Suara Lyney belum berubah. Satu alisnya terangkat. "Kalian nggak punya hubungan spesial kayak... Pacaran?"
Freminet menatap kebawah, semburan merah menghias pipi hingga cuping telinga. "Pacar?"
Melihat reaksi manis dari sang adik. Lyney mengalami mind blowing. Btw Lynette masih berada disana, tak ada perubahan dari wajahnya.
[✨]
Hari ini pun Freminet menyelam. Diwaktu yang sama selesai menyelam, [Name] datang membawa keranjang berisi makanan ringan yang sering ia bawa. Tangan si gadis melambai.
"Freminet!"
Mendengar suara yang tak asing lagi Freminet menoleh, ada warna merah tipis di pipi. Secepatnya ia membuang muka. Ini mengundang tanya pada [Name] tapi tak ia pedulikan. Kaki [Name] melenggang ke anak tangga yang ntah sejak kapan menjadi ruang miliknya dan Freminet.
Freminet menyusul, duduk di sebelah [Name]. Ia memainkan jari-jarinya. Dirinya merasakan tegang yang tak biasa, kecemasan namun akan tetap di jalan saran yang diberikan Lyney.
Bau-bau nggak beres.
"[Name]!" Suaranya begitu serius. Ia menatap ke dalam bola mata [eyecolor]. "Ada waktu gak? Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat..."
"Ada dong kalo untuk Freminet selalu ada~"
Ini melegakan. Senyum senang mekar di bibir Freminet. "Aku menyukai mu, menikah dengan ku."
[Name] memberi raut yang tak bisa dijelaskan. Apa ia barusan dapat confess? Ah, ntah kenapa situasi ini membingungkan. Tiba-tiba ditanya punya waktu atau nggak lalu di confess.
Lyney meninju tanah. "Nggak gitu adek ku sayang!" Ia berteriak dalam volume kecil. "Jangan diajak nikah! Ajak pacaran dulu! Diajak dulu ketempat bagus, kasih bunga, abis itu confess."
Lynette yang masih notabane keseret. Duduk seiza di tanah dengan secangkir teh hangat.
Yang jelasnya dua saudara ini tengah membuntuti Freminet. Setelah tau Freminet suka sama [Name]-- asumsi Lyney tapi benar kok-- Lyney sebagai kakak yang baik hati dan rajin menabung memberikan saran untuk keberlangsungan percintaan sang adik. Sayangnya Freminet terlalu tegang hingga semua yang sudah disusun sang kakak buyar dalam kepala.
[Name] menahan tawa yang keluar. "Apa itu maksudnya kau mengajak ku berkeluarga?" Ada niat menjahili di wajahnya.
"Keluarga..." Freminet sedikit kaget, ia memiliki makna mendalam tentang 'keluarga'. "Nggak mungkin....(?)"
"Tapi kau mengajak ku nikah artinya kau mengajak ku berkeluarga."
"Masuk akal," Raut wajahnya menyendu. "Apakah aku pantas jadi kekuarga [Name]? Menjadi sosok yang bisa kau andalkan? Sosok yang jadi bisa segalanya. Aku...aku bukan seperti Kak Lyney atau Kak Lynette."
Atmosfer disekitar berubah seperti guguran daun kemarau di malam yang sunyi. Mata Lyney berkaca-kaca tersentuh dengan kalimat adik tercinta. [Name] mencubit kedua pipi Freminet, reflek empu mengangkat wajah dengan kebingungan.
"Kenapa kau memikirkannya? Tak perlu menjadi yang bisa diandalkan pun gak papa, kau bisa mengandalkan ku. Tak harus jadi segalanya pun gak masalah, kau ada di samping ku, tersenyum, sudah menjadi segalanya. Kau nggak perlu berusaha jadi orang lain, yang ku suka adalah Freminet, bukan Lyney atau Lynette." [Name] melepas cubit di pipi Freminet.
"Aku bisa jadi keluarga mu namun punya banyak kekurangan dan payah?"
[Name] mengangguk. "Tapi kita mulai dari pacaran dulu. Kalau nikah langsung belum cukup umur."
Wajah Freminet memerah laiknya tomat matang. Ia akhirnya menyadari kalau urutannya salah.
Lyney menutup mulut dengan tangan, air matanya banjir seperti banjir di Jakarta. Satu tangannya memegang papan dengan simbol unlimited. Ntah sejak kapan pun Lynette juga memegang papan yang sama.
"Adek ku sayang!!!!!"
━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━
.
.
.
.
.FREMINET LUCU, ANAK KU, KEMASAN SACHET
![](https://img.wattpad.com/cover/353151555-288-k895983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfiction·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE