[Req:Joila_Larosa]
AU! School
[✨]
Gitar yang dipetiknya membuat jantung ku berdebar.
Pertama kali Albedo diseret ke Live House. Ia tak tau musik bisa membuat matanya tak berkedip.
Dia yang bersinar diatas panggung seperti-
Lalu, Albedo jatuh cinta pandangan pertama pada sang gitaris.
-Bintang.
[✨]
Dibelakang gedung sekolah dengan lain sore dan angin yang berhembus mengisi jeda waktu. Pupil mata [Name] bergetar, ia barusan mendapatkan pernyataan dari seorang pria yanh terkenal di sekolahnya. Albedo, selain tampan ia siswa berprestasi.
Pria sempurna seperti itu menyatakan cinta pada [Name] yang biasa aja, tak ada prestasi yang diraih.
Kenapa?
"Aku akan menunggu jawaban dari mu."
"Aku... nggak tau harus bagaimana," [Name] memgepalkan tangan, ia menundukan kepala. "Pertama kali ada seseorang yang menyukai ku."
"Aku mengerti. Bagaimana memulai pelan-pelan? Biar kita saling mengenal."
[Name] mengangguk. "Kalo gitu sampai festival sekolah kita akan saling mengenal dan... Aku akan memberi jawaban ku."
[✨]
Venti berdiri dari kursi 'kan [Name] yang datang. "Kau lama!"
"Maaf-maaf," [Name] melirik pada kertas yang di genggam Xinyan. "Kalian akan main di festival?"
"Ya," Balas Xinyan. "[Name] gak mau gabung sama kami?"
"Tidak."
"Kenapa?" Venti langsung protes.
"Aku punya band ku sendiri dan lagi aku hanya bermain di malam hari aja."
"Padahal kau ingin tampil di gestival sekolah." Gumam pelan Venti.
"Venti?"
"Nggak apa-apa. Ayo kasih ke panitia."
[✨]
Siang hari diwaktu makan siang, Albedo mendatangi kelas [Name]. Ia disambut kerumunan cewe-cewe, ada Venti juga yang kaget tiba-tiba siswa terpintar seperti Albedo datang ke kelasnya. Info sedikit [Name] sama Venti itu satu kelas.
"Albedo kenapa datang kemari? Mau ketemu aku?"
"Nggak! Dia mau ketemu gw!"
"Idih sejak kapan Albedo ngelirik lu."
"Pelac*r aja berisik."
Begitulah berisiknya para lont* kurang belaian.
"Aku mencari [Name]. Ada dimana dia?"
Seketikar keberiskan tadi tertelan titan colossal. Mereka saling memandang bertelepati mau kasih tau atau nggak, tapi kalo nggak dikasih tau nanti ayank marah jadinya mereka bersama menoleh kebelakang pada [Name] yang sibuk dengan dunianya sendiri.
Senyum kembanh di bibir Albedo. Ia mengucapkan terimakasih lalu melenggang ke kursi [Name].
[Name] memandang keluar jendela dengan headset ditelinga, ia memutar musik yang membuat keributan di dunia lenyap.
Albedo menepuk pelan bahu [Name] membuat empu terlonjak kaget. "Albedo? Ada apa?"
"Aku ingin makan siang bersama mu." Dua bekal yang dibuatnya diangkat.
[Name] melirik kebelakang Albedo dimana cewe-cewe menatap kebencian padanya. "Itu..."
Albedo orang pintar, bisa nyantet orang, ngusir setan- bukan.
Albedo langsung paham tanpa perlu penjelasan. Ia menarik kursi kosong lalu duduk di hadapan [Name], membuka kain yang membungkus kotak bekal. "Makan disini juga gpp. Aku nggak tau apa yang kau suka, maaf."
"Jangan dipikirkan. Aku nggak pilih-pilih makanan kok."
Senyum merekah di bibir. "Baguslah. Ayo makan aku membuatkannya sambil memikirkan mu." Ia dorong kotak bekal yang spesial dibuatnya ke depan [Name].
[Name] bisa melihat efek bersinar dari bekal yang tersusun rapi itu membuat ia tak bisa memakannya karna terlalu sayang. Sayang opah-
"Kenapa? Apa perlu ku suapin?"
"Aku bisa makan sendiri!"
[✨]
"Hey." Venti menyapa Albedo yang ingin kembali ke kelasnya.
"Hai." Balas Albedo.
"Kau dengan [Name] ada apa?"
Albedo menatap dua detik Venti, ingin tau tujuannya. "Kami sedang pdkt."
"Oh gitu toh~" Jeda tercipta. "Albedo ketua panitia festival kan?"
"Iya. Kenapa?"
"Begini, aku punya permintaan-"
[✨]
Festival sekolah dimulai setelah persiapan ritual untuk menyantet mas crush-
Di gedung auditorium tak ada kursi yang kosong semua terisi oleh penonton yang penasaran dengan band sekolah SMA Teyvat, sebagaimana SMA yang sangat terkenal tak mungkin melewatkan hal ini. Sayangnya tak berjalan sesuai rencana. Sudah 30 menit lewat tapi band tersebut belum muncul.
Dibelakang panggung, semua orang panik termasuk [Name] yang ntah kemana terseret jadi panitia dadakan.
Ayakan semakin cemas melihat kekhawatiran para penonton. "Gimana ini, kenapa Venti belum datang."
Xinyan menepuk bahu sang putri. "Tenang aja, namun gak ada Venti kita akan tetap tampil. Albedo!" Ia menoleh lalu mengangguk.
Albedo membalas anggukkan mengisyaratkan ia paham.
"[Name]. Bisakah kau gantikan Venti?"
"Aku?"
"Ya. Pembukaan dimulai solo Venti lalu lagu pertama dimulai."
"Tapi..."
"Kau bisa [Name]," Xinyan memberi semangat. "Cuman kau yang bisa menggantikan dia, kau selama ini ikut kami latihan."
[Name] menatao anggota band lain, Ayaka dan Chongyun. Mereka memberikan harapan pada [Name]. "Huh... Ok."
"Aku punya permintaan. Buat [Name] tampil di festival sekolah."
"Kenapa?"
"Waktu pertama kali belajar gitar, [Name] ingin tampil di festival sekolah. Aku hanya ingin mewujudkannya sebelum kelulusan. Dan lagi, kau tau kan kalau dia bersinar bukan cuman malam."
Sorakan para penonton di auditorium melambung tinggi, beberapa orang terkejut dengan [Name] yang saat ini berdiri di panggung. [Name] yang mereka kenal saat ini terlihat seperti orang yang berbeda dan sangat bersinar.
Senyum spontam tercipta di bibir Albedo seakan ia bisa merasakan kebahagiaan [Name].
"Umpamaan bintang nggak cocok untuk mu. Kau terlalu terang dari bintang, [Name]."
━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━
.
.
.
.
Keliatan banget aku habis nonton twilight watermelon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fiksi Penggemar·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE