[Req: Arrafila]
AU!Iri merahnya membola. Ilusi bunga sakura tercipta.Gemerisik daun terdengar. Suara berisik dunia tenggelam dalam suara debaran jantung.
Tak bisa Kazuha jelaskan perasaan yang muncul di dada. Perasaan ini seperti perasaan yang datang kembali dari masa lalu.
Tanpa sebab pasti Kazuha telah merindukan sang gadis.
"Kazuha gila." Venti menggeleng-geleng kepala. "Baru ketemu udah bilang rindu. Masih ngantuk?"
"Kau pernah bertemu dengan nya?" Tanya Xiao.
"Kayaknya." Kazuha menoleh ke kanan, dari sini ia dapat melihat si gadis dalam keramaian orang. "Aku merasa tak asing dengan nya."
"Suka?" Heizou menimpal.
"Sepertinya bukan." Kazuha merasa kerinduan dari si gadis, tapi bukan kearah menyukai seseorang. Ada perasaan berat yang dirasakan, seperti rasa bersalah?
[✨]
"Kazuha! Ayo nonton gladi resik di aula!" Venti berteriak, melambaikan tangan padanya, disamping ada Xiao dan Heizou."Ya."
Sesampai di dalam aula, gladik resik teater yang akan diadakan saat festival sudah berjalan setengah. Kazuha mengikuti Venti, Xiao, dan Heizou berjalan tanpa suara menuju kursi yang masih tersedia.
Ada dia! Kazuha melebarkan mata melihat gadis yang menarik perhatiannya itu berdiri diatas panggung.
Gladik resik yang dikira Kazuha membosankan jadi tak membosankan karna si gadis berdiri disana, memerankan tokoh utama wanita. Tapi Kazuha tak berfokus pada cerita teater, ia fokus memperhatikan sang puja.
Cerita yang dimainkan seperti cerita romeo dan juliet atau putri salju. Cerita berbumbu romance dan peperangan antara dua kubu, dan cerita tentang kehilangan.
Cerita itu menuju akhir. Lampu sorot tertuju kepada dua pemeran yaitu, Aether dan sang gadis. Sebelum kematian tokoh wanita, si gadis mengelus pipi Aether, mengusap air mata yang jatuh. Dan ia berkata untuk terakhir kali.
"Jangan menangis. Semua ini bukan salah mu."
Dan sang tokoh mati.
Kazuha terhenyak. Kalimat itu terasa tak asing untuknya. Ia pernah mendengar yang seperti itu. Perkataan yang tak seharusnya dia lupakan. Perkataan terakhir sebelum sosok itu menghilang.
Dan perkataan yang menjadi beban di hati.
[✨]
"Kok bisa lah kau lupa ikat rambut." Venti berkacak pinggang. "Kau jadi mirip cewe."
Kazuha menggaruk kepala yang tak gatal. Ia merutuk dirinya yang teledor lupa tuk mengikat rambut karja terburu-buru.
"Tanya Aether dia punya ikat rambut lebih gak." Venti menyarankan, tak lupa ikut menemani Kazuha ke ruang kelas di sebelah.
"Aether!" Venti berteriak, si pirang tak terlihat di kelas. "Oh, [Name]!" Tangannya melambai-lambai.
Kazuha panik, ia ingin lari tapi Venti sudah menahan tangannya.
"Kau punya ikat rambut? Bisa pinjamkan ke Kazuha gak?"
[Name] melirik Kazuha. "Bisa dong. Sini Kazuha."
Kazuha keringat dingin, ia menatap Venti meminta pertolongan.
"Udah sana." Punggung Kazuha di dorong Venti.
"Kazuha?"
"Ya?"
"Ayo sini."
Kazuha melenggang. [Name] memaksa ia duduk di kursi lantas si gadis berpindah ke belakang punggung nya.
"Aku bisa sendiri..."
"Gpp, aku lagi pengen."
Jemari si gadis menyisir pelan surai putih Kazuha laiknya belaian Ibunda. Wangi mint tercium. Kazuha merasa deja vu, ia pernah mengalami hal ini juga.
"Kazuha rambutnya lembut bangettt."
"Jangan dicium!"
"Hahaha!"
Kazuha berkedip. Barusan apa yang dia ingat? Suara siapa tadi?
"Udah selesai, Kazuha." [Name] menepuk bahu nya, ia mengambil cermin untuk si pria.
Kazuha menatap dirinya yang terpantul cermin.
"Kenapa kau kucir dua hah!?"
"Haha! Maaf-maaf, aku hanya ingin melakukannya."
"Gimana Kazuha?" [Name] bertanya.
Kazuha tersentak dari lamunan. "Oh! Bagus. Makasih [Name]."
"Sama-sama." [Name] menurunkan cermin. "Kazuha."
"Ya?"
"Apa kehidupan mu menyenangkan?"
Kazuha bingung kenapa si gadis bertanya seperti ini, dan kenapa ekspresi nya sendu begitu?
"Yah menyenangkan..."
"Menyenangkan yah.... begitu lebih baik."
Kazuha menatapnya. Senyuman halus terukir di bibir sang gadis, terasa makna lain dalam senyuman ini.
"[Name]... kita pernah bertemu?"
Lenggang. Suara berisik anak-anak kelas terdengar. Bayangan dedaunan bergerak mengikuti wujud asli nya.
"Tidak."
[✨]
"Kenapa kau gak jujur sama Kazuha."
[Name] mengelus dada kala Wanderer tiba-tiba berbicara padanya. "Kenapa yah..."
Cahaya sore menyiram tanah. Rerumputan bergoyang pelan. Irisnya menutup menikmati sore yang tenang.
"Kazuha nggak perlu terbebani kematian ku."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.yey Viatrix comebackk
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfiction·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE