Cyno ✨ Selfish

175 14 2
                                    

[Req:Pikafish][]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req:Pikafish]
[]

"Kau kenapa?"

"Aku baik aja."

Tighnari menatap males [Name] yang jelas-jelas tak baik aja. Kantong hitam jelas tampak di bawah mata si gadis. Tighnari menebak, pasti perempuan ini lembur lagi.

Begitulah dunia pekerjaan.

"Perlu ku racik obat?"

"Boleh deh."

Mata [Name] melirik pada siluet yang menarik perhatian. Ia pergi dari samping Tighnari. Melompat ke dala pelukan sosok yang menarik perhatian.

"CYNOOOOOO! AKU GAK MAU LEMBUR LAGI!"

Cyno mendengus halus, keluhan si gadis sudah jadi hal lumrah. Tangan Cyno menepuk-nepuk punggung [Name].

Tighnari masih berada di sana, di jarak yang tak jauh, diam menatap dua insan. Ia bertanya-tanya, apa benar dua orang itu saudara (namun tak sedarah).

Dimata siapa pun bisa terlihat jelas, salah satu dari mereka menyimpan rasa sebagai lawan jenis. Orang-orang mendukung mereka berpacaran, tapi bagaimana dengan yang tak menyimpan rasa?

Bodo, mending racik obat

Cyno tak tau kapan perasaan aneh yang muncul di dada. Dia dan [Name] sudah hidup bersama sejak kecil, tak heran mereka punya kedekatan sampai skinship 'yang diragukan'.

Kapan Cyno mulai memikirkan setiap skinship ini?

Aku ingin terus memeluknya...

Perlahan pelukan Cyno semakin erat. Wangi bunga dari bahu si gadis jadi obat penenangnya.

"No, lepas No, sesak."

"Maaf."

"Ikut aku."

[Name] mengajak Cyno ke rumah Tighnari. Menyuruh si pria duduk di kasur, lalu [Name] membaringkan kepala di pangkuan Cyno.

"Selagi nunggu Tighnari racik obat, aku mau tidur bentar."

Mata obsidian bertemu dengan merah ceri. "Cyno, elus kepala ku."

"Dasar manja." Tidak ada yang bilang Cyno menolak, ia akan melakukan sepuas hati.

Lenggang. Cyno masih menyisir surai [Name]. Dia memperhatikan wajah jelita yang tertidur, perlahan wajahnya mendekat. Meninggalkan jarak yang tipis.

Cyno bisa merasakan napas si gadis yang berhembus teratur. Bulu mata lentik, dan bibir yang berpoles merah muda.

Ah, sial, apa yang ku pikirkan

"Nah nih, udah ku buat—— aku akan kembali nanti." Belum melangkah masuk, Tighnari langsung menarik kakinya kembali.

[✨]

Ia tau, dia tak boleh menyimpan perasaan ini.

Kemesraan dua insan tertangkap mata merah ruby. Memperhatikan setiap inci gerakan yang di buat mereka. Semakin mengawasi keharmonisan dua jiwa, dadanya berdenyut sakit.

Cyno bingung dengan perasaannya. Ia sudah menempatkan diri sebagai abang [Name] selamanya, tak akan berubah, tak boleh berubah.

Lalu kenapa dadanya sesak melihat Alhaitham bersama [Name]?

Apakah ini cemburu?

Untuk apa?

Cyno nggak boleh punya perasaan suka pada [Name] sebagai lawan jenis. Dia tak boleh merusak hubungan yang di bangun bertahun-tahun ini.

Sedikit saja Cyno memperlihatkan perasaan meluap ini, maka semua akan retak. Hancur tanpa sisa.

Matanya menatap lurus ke depan. Ah, sungguh mesra dua jiwa itu.

Nggak boleh

Cyno mengambil langkah lebar, secepatnya sampai pada tujuan. Lantas tangan bertindak implusif; menarik [Name].

"Ayo pulang."

"I-iya..."

Sedikit egois tak apa 'kan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mendadak aku lupa cara nulis char yang posesif/obses.

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang