Itto ✨ Big Boy

416 27 3
                                    

[Req:AngelinaWinters]AU! School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req:AngelinaWinters]
AU! School

Berlari di lorong sekolah kala pujaan hati tertangkap mata. Suara yang memanggil nama nya menggema ke ujung lorong.

"[NAMEEEEEE]!!!!!"

Itto melompat memeluk si gadis. Tubuh mungil gadis itu terbenam dalam rangkulan pelukan Itto. Memeluknya tanpa sadar membuat sesak napas.

"JANGAN LARI DI LORONG!"

"Maaf." Itto melepas pelukan. Mata nya berkaca-kaca bak anak kecil yang dimarahi.

[Name] mendengus, merasa bersalah berteriak. "Jangan buat lagi. Ayo pulang."

"Mampir beli es krim!"

"Iyaaa."

Diluar supermarket, langit sore menyiram jalanan. [Name] menunggu Itto yang berbelanja cemilan. Belio ngomong mau es krim ntar beli ciki juga tuh dua plastik.

Selagi menunggu mas pacar, [Name] memainkan ponsel. Ia duduk pada bangku yang tersedia di dekat supermarket.
Bayangan seseorang menutupi nya, [Name] mendongak mendapatkan tiga pria berlagak premen. Dua kancing baju teratas di buka. Di lengan ada tato yang sengaja 'tuk menambah kesangaran.

[Name] menghela napas. Ah, kenapa dia harus berhadapan dengan hal ini.

"Sendiri ae neng. Main sama abang yuk?"

"Lagi nunggu orang." [Name] kembali menatap ponsel, ia tak peduli dengan tiga orang rendahan ini.

"Cuek amat." Pria itu menarik ponsel [Name]. [Name] tersentak, ia berdiri berusaha merampas balik ponselnya. Sebelum tangannya sampai, teman pria itu menahan tangan [Name].

[Name] menatap pria itu penuh kebencian dan perasaan najis seakan melihat bangkai serangga. "Lepas brengsek."

"Galak amat." Tawa teman-temannya menyahut.

"Dia bilang lepasin." Suara baritone bak dari neraka terdengar menengahi. Tangannya yang besar dengan mudah mencekik leher pria yang menahan [Name]. Sorot dari netra merah laiknya pembunuh yang terbiasa bermandi darah.

Dua teman pria itu memekik. Seram membayangkan akan bernasib sama seperti teman nya itu.

[Name] mengambil balik gawai nya. Menjulurkan lidah pada pria itu akan perasaan menang.

Itto melepas cengkraman dari leher si pria. Membiarkan ketiga preman ikan teri berlari terbirit- birit.

Itto menangkup pipi [Name]. Air mata nya berlinang. "[Name] gpp kan? Nggak ada yang luka kan!?"

"Aku... Gaoaoa."

Itto memeluk tubuh kecil [Name]. Dia menangis sejadi-jadinya.

[✨]

Tumit Itto mengetuk lantai menyalurkan getaran ke meja. Kuki memperhatikan Itto yang berlagak aneh sampai berbanjir keringat.

"Kenapa?"

"Hah? Apa? Gpp! Gak ada!"

Kayaknya otak nya udah kena.

"Itto." [Name] memanggil akan si pria tampak 4 meter di depan.

Bahu Itto terjengit, pipinya tersipu malu lantas kaki putar balik, berjalan cepat, menghilang dari lorong.

[Name] melihat punggung sang kasih perlahan menghilang. Ada perasaan bingung dan amarah yang siap meledak.

Dia ngehindar?

Pintu kelas terdengar di dobrak. Mata mengawasi ke pelaku. [Name] masuk, langkah kaki nya tegas menghentak ke lantai. Iris obsidian menatap nanar pada sang pacar.

Itto buru-buru bangun dari kursi, ia melangkah mundur setiap [Name] melangkah maju ke arahnya. Sampai dirinya terpojok tembok, Itto keringat dingin.

"[Name]..." Suaranya lemah nan ketakutan. Melirik ke belakang si gadis, ia berseru. "Pak Zhongli datang!"

[Name] menengok ke belakang. Tak ada batang hidup Pak Guru Zhongli di pintu. Saat ia berbalik ke Itto bersiap melontarkan ceramah pedas. Tanduk merah pria itu sudah tak nampak.

[Name] mengepal tangan. Darah mengalir deras ke otak siap menyembur dan meledak. "ITTO!"

Merasa sudah jauh dari kelas, Itto berhenti berlari. Ia mengatur napas yang tak beraturan.

"AKHHH!" Tangan muncul di hadapan nya, mendobrak kuat, menghadang Itto.

"Kenapa ngehindari gw hah!?" Tatapan [Name] siap melubangi kepala Itto. "Lu selingkuh!?"

"Nggak!"

"Terus? Ketangkap osis? Ga ngerjain tugas? Dapat nilai nol?" [Name] diam dua detik, memikirkan asumsi lain. "Ada cewe yang lu suka?"

Suara rendah si gadis mengirim ia pada imajinasi neraka.

"Aku cuman suka sama [Name]!"

"Terus kenapa ngehindar!?" [Name] mengebrak dinding di samping nya.

Kaki Itto lemas. Ia menyusut menjadi bola. Menenggelamkan wajah di telapak tangan. Terdengar gumam dari bibirnya.

"Apa? Gak dengar." [Name] menunduk, mendekatkan telinga.

Dari celah jemari Itto mengintip. Pipinya bersemu merah. "I want to kiss u so badly."

[Name] melongok, sulit menjelaskan perasaan nya saat ini. Tak paham harus menangapi seperti apa.

[✨]

Ruang kelas kosong yang jauh dari para murid belajar. Suara lenguhan terdengar samar-samar. Benda tak bertulang beradu satu sama lain. Saling melahap.

[Name] menarik kerah baju Itto. Mendorong si pria tuh lebih mengobrak-abrik nya.

"Udah-udah, kita masih di sekolah." Itto menjauhkan wajah. Pipi hingga telinga nya memerah pekat. Bibirnya tampak memerah bengkak.

[Name] memandang Itto sesaat. Memgamati pria menjulang tinggi di depannya. "Ya udah lanjut pas pulang."

Ujung jempol dan telunjuk menyatu lantas di dekatkan kemulut. Lalu [Name] menjulurkan lidah. "Kita bisa melakukan lebih dari ciuman."

Oh, ada yang berdiri.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seru juga buat fanfic baru kek begini. Keep dulu deh ide nya~ kalo dh ketemu char yg cocok kita gas sksksksksksk.

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang