Kaeya ✨ Nosy

511 24 8
                                    

[Req:ygamii_shuu][]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req:ygamii_shuu]
[]

[Name] memasang wajah benci usai namanya terlontar keras dari mulut si pria. Ntah serius atau hanya becanda, [Name] menunjukkan ketidaksukaan pada Kaeya.

Kaeya sangat usil padanya. Tiada hari tanpa ada kejahilan dari pria ini yang membuat emosi jelita memanas.

Seperti saat patroli hari ini. Kaeya yang tau [Name] geli dengan kodok, tetap disosorkan oleh Kaeya. [Name] ngacir ketakutan. Kaeya yang senang melihat raut si gadis mengejarnya bersama kodok yang di tangkap.

"MENJAUH DARI KU!"

Emang kurang ajar.

Atau di saat [Name] memperhatikan aliran sungai dangkal. Kaeya tanpa dosa mendorong [Name] hingga kecebur dan basah kuyup.

Lalu Kaeya? Dia tertawa terbahak-bahak.

"Sini sini ku bantu." Kaeya mengulur tangan pada [Name] setelah menghapus air mata dan puas tertawa.

Mendapat kesempatan bisa balas dendam pada Kaeya. [Name] menarik Kaeya sekuat tenaga, menjatuhkan sang pria di bawahnya. Dengan senyum kemenangan [Name] mengucapkan.

"Rasakan."

Kaeya menatap jelita yang bahagia berhasil membuat dirinya ikut basah kuyup.

Kaeya melirik ke bawah seakan matanya memerintah 'tuk melirik ke bawah. Oh, dia bisa melihat warna merah muda di balik baju [Name].

Pelan-pelan Kaeya melirik ke arah lain, berusaha tak diketahui [Name]. Berpura-pura ia tak melihat apa pun yang ada di balik baju [Name].

[✨]

Agenda Kaeya hari ini, selain menyelesaikan tugas sebagai knights of favonius. Mengikuti [Name] termasuk dalam daftar, lebih tepat kewajiban!

Namun tau [Name] kesal di ikuti mulu, Kaeya tak peduli. Dia akan berjarak 2 meter dari si gadis, mengikuti kemana perginya langkah [Name].

Jika Kaeya menemukan hal menarik di sepanjang jalan, Kaeya akan menghampiri [Name] dan menunjukkan pada jelita.

"[Name] liat ini." Sekuntum bunga dandelion di dorong ke hadapan [Name]. [Name] menatap bunga dan Kaeya bergantian, wajahnya bertanya 'lalu?'

Kaeya meniup bunga tersebut, tentu ia sengaja. Membuat biji bunga berbentuk seperti parasut menghantam wajah [Name].

"BRENGSEK LU!"

Setelah dapat makian dan puas tertawa, Kaeya kembali lagi ke jarak 2 meter.

"Nona [Name] biar saya bantu." Athos mengajukan diri membantu [Name] yang membawa kotak-kotak persediaan.

"Terimakasih Athos."

"Nona [Name], ada biji bunga dandelion di kepala anda."

Sedikit lagi tangan Athos meraih biji bunga tersebut. Persekian detik tangannya berhenti; di cengkram kuat oleh Kaeya.

Mata Athos bertemu dengan Kaeya. Pria itu melemparkan senyuman yang tak ada manis-manisnya, senyumannya menyeramkan melebih sosok iblis yang ada di nereka.

"Sebagainya kau mengantar kotak-kotak itu." Nada suara Kaeya ramah tapi bisa terasa menyeramkan di waktu bersamaan.

"B-baik." Yakin nyawa terancam, Athos menurut pintah Kaeya. Segera lari terburu-buru.

"Kau ini payah banget, bisa pula biji bunga nempel di kepala." Kaeya mengambil biji bunga dandelion di kepala [Name] lalu meniupnya.

"Kan lu yang buat." Sarkas puan.

Lenggang. Kaeya menatap diam [Name] sesaat. Lantas tangannya terangkat, mengacak rambut [Name] seperti menggosok perut anak anjing.

"JANGAN DI RUSAK RAMBUT KU."

Menyenangkan~

Selama mengikuti [Name] (kembali), Kaeya melempar tatapan membunuh pada pria-pria yang berbicara pada [Name]. Pria-pria itu tak tau apa yang membuat sang Cavalry Captain kesal, yang jelas mereka harus melarikan diri atau tidak nyawa jadi taruhan.

[✨]

Minum wine setelah kerja ialah hal terbaik di hari-hari sulit. Maka tujuan berbelok ke Angel's Share.

Diluc tak heran jika Kaeya dan [Name] akan akur saat minum-minum. Begitulah kehidupan sosial, hari ini musuh, besok jadi teman.

Maka Diluc tak heran lagi kalau dua orang ini akan ada di bad sampai waktu tutup.

"Sudah waktunya tutup." Diluc bertutur.

"Ah benar, benar." Kaeya bangun dari kursi kayu, wajahnya memerah berkat wine. "Ayo pulang [Name]."

"Kau mabuk, biar aku yang mengantar [Name]."

"Gak perlu, aku yang akan mengantarnya. Maksud ku, kau kan gak tau rumahnya dimana." Kaeya membenarkan kalimat, tak bermaksud menyakiti Diluc lewat kata-kata.

Diluc tak paham kenapa Kaeya memaksa mengantar [Name] pulang padahal dia juga mabuk. Jika soal tau rumah [Name], Kaeya bisa memberitahu Diluc. Kenapa Kaeya bersikap seolah-olah tak ada yang boleh tau si gadis tinggal dimana?

"Biar aku aja."

Kaeya menarik [Name] bersandar di dadanya. Mata biru kaca menyiratkan tak senang atas tindakan sang saudara.

"Lakukan sesuka mu."

[✨]

Kaeya masuk ke kamar [Name]. Perlahan menurunkan jelita dari gendongan; menjatuhkan ke kasur empuk.

Kaeya duduk di pinggir ranjang. Cahaya bulan yang masuk menerangi kamar. Kaeya memandang wajah tidur sang gadis. Tangannya perlahan menyisir pelan surai legam. Warna merah di pipi masih berbekas.

"Bisa-bisanya kau tidur tenang."

Surai legam di kecup lembut, lantas jatuh dari genggaman. Tangan beralih membelai pipi.

"Apa kau gak khawatir aku serang?"

Jemari jempol mengusap permukaan bibir peach. Ia mendekat; menyatukan dahi. Warna merah di pipinya muncul bukan lagi karna pengaruh wine.

"Sial.... Aku ingin memilikinya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yaaa begitu lahhh

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang