[Request: SugarScarlet7]
[✨]
Hu Tao juga bisa bingung. Ia bingung dengan Zhongli dan [Name], mereka sama-sama pendiam, punya sedikit energi, pekerja keras, rajin, anggun. Karna biasanya orang-orang bilang kalau 'pasangan kita kebalikan dari kita' Hu Tao kira Zhongli akan mendapatkan seorang wanita penuh energi, barbar.
Nyatanya tidak, Zhongli mendapatkan [Name] yang punya satu energi dengannya. Orang yang berkerja di bawah Ningguang. Pekerjaanya sering di lapangan membuat ia sulit di temukan di kantor. Setiap selesai bekerja, Hu Tao pasti akan mendapatkan [Name] duduk di depan Wangsheng Funeral Parlor menunggu Zhongli selesai kerja.
Sama seperti hari ini juga, si gadis ditemukan di bangku depan Wangsheng Funeral Parlor.
"Alo [Name]!" Hu Tao menyapa, ia duduk di sebelah si gadis.
"Selamat datang kembali Hu Tao."
"Oh ya. Zhongli-san bakal telat dikit, aku menyuruhnya sesuatu tadi."
"Begitu yah, saya akan menunggu."
30 detik senyap, kening Hu Tao berkerut tak suka dengan situasi tanpa suara ini-- padahal mereka bukan orang asing. Ia memutar otak tuk bisa menghidupkan obrolan.
"[Name]-[Name]. Apa yang kau suka dari Zhongli-san?"
"Apa yah..." [Name] berpikir sesaat. "Ntah lah."
"Hah!? Masa ntah lah." Raut Hu Tao kecewa, jawaban tak sesuai harapan.
"Karna begitu kan? Menyukai seseorang tak butuh hal spesifik seperti baik hati, rajin, pintar, hebat,"
Hu Tao sweatdrop. Jawaban [Name] memang ada masuk akalnya.
"Karna kau suka maka suka."
"Apa itu?" Hu Tao semakin tak paham.
"Maaf menunggu [Name]." Zhongli muncul. [Name] beranjak dari bangku, segera menghampirin.
"Ayo pulang, Zhongli-san."
Senyum halus nan hangat terulas di bibir Zhongli. Tangannya dengan enteng menggandeng si gadis. "Ayo."
Hu Tao yang di tinggalkan begitu saja hanya bisa melihat punggung dua sejoli itu. "Tetap saja aku nggak mengerti."
[✨]
[Name] itu memang punya sedikit energi, tapi ia akan menunjukkan sikap lainnya di hadapan Zhongli-- hal wajar pada sepasang kekasih. Saat perjalanan pulang saat ini pun, si gadis bercerita tentang hari yang dilewatakan.
"Zhongli-san Zhongli-san, tadi bawahan ku memuji ku loh."
"[Name] udah jadi atasan yang baik."
"Oh yah, kenalan ku di Fontaine mengirim koleksi teh-nya. Nanti kita coba yah."
"Aku nggak sabar 'tuk mencobanya."
"Tadi Hu Tao nanya 'apa yang ku suka dari Zhongli-san'. Apa yang Zhongli-san suka dari ku?"
"Apa yah...? Sulit juga menjawabnya."
[Name] terkekeh. "Aku juga menjawab hal yang sama. Bingung karna aku menyukai semua tentang Zhonglu-san."
"Aku juga menyukai semua tentang [Name]."
Sangat asyik berbincang tanpa di sadari mereka telah sampai di depan rumah. [Name] yang selesai membuka pintu, teringat sesuatu. Tangannya melambai menyuruh Zhongli mendekat, si adam sedikit membungkuk menyamakan tinggi.
Poni yang menutupi kening Zhongli di sibak, [Name] berikan kecupan lembut di dahi Zhongli. [Name] menjauh, memberikan senyum manis. "Hadiah karna sudah berkerja keras hari ini."
Zhongli terkejut sesaat. Ia dekatkan wajah ke [Name] lalu menempelkan bibirnya dengan bibir merah muda. "Balasan atas hadiahnya."
[Name] berkedip beberapa kali, lalu menutupi wajah yang memerah di balik telapak tangan. Zhongli terkekeh pelan, terhibur atas reaksi imut sang kasih.
"Jangan tertawa!"
━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━
.
.
.Nyariin aku gak? Gak yah? Harus cariin Mars!!! ヽ('д';)/
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfiction·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE