[Request by Ayangto]
AU!School
[]Berkumpul layaknya bangsawan yang mengadakan pesta teh. Atas otoritas tinggi yang dimiliki Ayaka, ia dapat izin mengadakan minum teh. Siapa pun di undang datang oleh tuan putri Kamisato.
Siang ini Tuan Putri itu berkumpul dengan Kokomi, dan [Name]. Kombinasi yang sempurna.
Pembahasan gadis-gadis anggun ini tak jauh dari gosip dan percintaan.
Di tengah membicaraan mereka, tamu tak di undang datang. Meletakkan plastik berisi jajanan melimpah di hadapan [Name]. Jelita menatap kebingungan pada Childe yang jadi pelaku mengganggu pesta para lady.
Mengerti arti tatapannya, Childe menjelaskan. "Ku beli biar gak badmood mulu lu."
"Ini semua untuk ku?"
"Ya. Kalo ada yang Nona Ayaka dan Nona Kokomi suka silakan di ambil."
[Name] memeriksa isi plastik. Hampir semua cemilan yang dia suka ada dan beberapa yang dipastikan Childe ambil karna terlihat enak.
"Makasih Childe. Ayaka, Kokomi ada pudding sama sakura mochi nih."
Senyum bangga terangkat di bibir Childe, tangannya mengusap puncak kepala [Name]. "Kalo badmood tuh jangan musuhin satu dunia, ngomong aja ke aku."
"Iya deh iya."
"Nikmati waktu kalian, maaf udah menyela."
"Terimakasih Tuan Childe." Tutur lembut Ayaka. Kokomi melambai tangan atas perginya si pria.
"Tidakah Tuan Childe sangat menyayangi mu?" Ayaka bertanya, ia mengambil sakura mochi yang di sodorkan [Name].
"Biasakan? Kami dah lama temenan." [Name] memberikan pudding pada Kokomi.
"Nona [Name], apakah anda tidak berpikir Tuan Childe menyukai anda dalam arti romantis?" Kokomi menambahkan.
.... aku gak pernah kepikiran
[Name] menjulurkan lidah, dahinya mengerut dalam. Sepulang sekolah ia dan Childe mampir ke cafe yang terlihat aesthetic. [Name] memilih minuman matcha yang di rekomendasi pegawai toko.
"Tuh lah mesen yang lain-lain." Nasehat Childe, ia mengambil tisu lalu mengelap mulut [Name].
"Namanya juga penasaran."
"Si paling penasaran." Childe mengambil bubble tea matcha [Name] lantas memberikan vanila milkshake miliknya pada jelita. "Minum aja punya ku."
[Name] mengamati Childe yang mencoba minuman matcha miliknya. Ah, itu namanya ciuman gak langsung
"Gak suka vanila juga?"
"Suka kok!" Karna panik [Name] langsung meminum vanila milkshake punya Childe.
Kali ini ganti Childe yang diam mengamati [Name]. Ciuman gak langsung yah...
"Abis ini ke bioskop yok! Ada film baru keluar."
"Lu yang bayarin."
"Santai dompet gw selalu ada buat lu."
[✨]
Warna muka Childe memucat 'kan darah yang turun dari hidung [Name]. Ia diserang kecemasan, tak peduli benar atau salah Childe menggunakan ujung lengan baju 'tuk me-lap darah [Name].
"Kau kenapa bisa mimisan!? Sakit!?"
"Aku gak sakit! Aku baik aja!" [Name] mendorong Childe. Gara-gara keingat mimpi tadi semalam
Wajah [Name] memanas. Ah, kenapa bisa dia bermimpi hal kotor dengan Childe!
Efek [Name] yang masih memikirkan ucapan Ayaka dan Kokomi sampai ke bawa mimpi.
"Kita harus ke UKS!"
"Hah? Ga— WAAA!"
Childe menggendong [Name] bak tuan putri. Lalu berlari di lorong secepat yang dia bisa.
"Jangan lari di lorong!" Tegur Aether.
"Ada apa dengan mereka?" Xiao berkomentar.
"Kebelet kali." Venti menambahkan.
"Gw tabok mulu lu ye."
[✨]
[Name] merenggangkan tangan ke langit. Melelahkan duduk berjam-jam merapikan dokumen anggaran. Ini terjadi karna Ayato yang meminta tolong, tentu dengan sedikit ancaman.
Langit petang bagai kaldu dengan warna ungu tua dari malam. [Name] mengira-kira apakah masih ada siswa yang tinggal di sekolah.
Ia menaruh tumpukan kertas di meja ketua osis, lalu beranjak keluar dari ruangan.
Berjalan menyusuri lorong yang disiram warna senja tua. Suasana yang sunyi membuat ia seakan seorang diri hidup di dunia. Pemikiran itu hilang kala tak jauh di depan mata ada dua insan.
[Name] berhenti melangkah. Ia mengawasi Childe dan Lumine dari jarak jauh. Dua orang itu memang dekat, tentu sebagai teman! Tak heran jika sesekali ada skinship diantara keduanya.
Aku egois
Sesuatu meruak dari punggungnya, perasaan yang tak mampu dipahami tapi ia sadar ada rasa 'nyut' dalam perasaan ini, dan bersamaan kejujuran sesungguhnya.
Aku gak bisa suka Childe dekat siapa pun selain aku
"[Name]!" Childe melambai tangan, lantas tungkai kakinya berlari usai bertukar kata 'sampai besok' pada Lumine. "Lumine bilang ada toko es krim baru dekat pasar, ayo kesana!"
"Aku menyukai mu!" Tanpa kegugupan sedikit pun ia berujar penuh keberanian. "Mau gak pacaran?"
Agak maksa ya.
Wajah Childe memerah laiknya tomat matang, jantungnya berdebar cepat, tubuhnya seolah kaku. Kata yang mengalir dari bibir si gadis membuat pikiran kosong sejenak. Untuk beberapa detik, Childe menatap [Name] dengan terkejut.
Tubuh Childe merosot. Ia memeluk lutut, menggulung tubuh jadi bola nasi. Childe tak kuasa menahan gejolak perasaan yang meruak bersama kupu-kupu di dalam perut.
Tiba-tiba bangetttt
"Nggak mau yah...?"
"Ha? Siapa bilang? Mau kok!" Childe mengangkat kepala, wajahnya masih memerah ceri. "Tapi seharusnya aku yang bilang suka!"
"Kalo gitu bilanglah."
Wajah Childe lebih memerah lagi. "Aku menyukai [Name]...." Ah, ternyata tak semudah yang dia pikirkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Childe-nya ooc gak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfic·˚✎ ﹏ Genshin Impact ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE