Aether ✨ Darmawangsa

540 29 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Req:Park_seonnA]
AU! School
[]

Meletak tangan di kusen jendela. Iris emas milik sang pria memperhatikan ke bawah pada lapangan sekolah yang di isi beberapa murid.

"Ngeliatin apa?" Lumine penasaran dengan sesuatu yang di perhatikan si abang.

"Gak ada." Aether tak memberitahu apa yang menarik matanya pada Lumine. Ia beranjak pergi dengan langkah cepat meninggalkan sang adik.

Lumine mengawasi punggung Aether yang menjauh, ia menoleh keluar jendela mencari-cari apa yang di perhatikan Aether. Masih penasaran.

"[Name]!" Nama si gadis Aether serukan. Ia berlari kecil agar sampai ke samping sang gadis. "Habis darimana?"

"Dari gudang olahraga, ngecek alat-alat."

"Hnm, oh yah ini untuk mu." Aether memberikan susu pisang yang di beli sebelum kemari. "Aku belikan buat Lumine tapi dia gak mau, dari pada mubazir ku berikan pada mu."

Apakah ini kebohongan? Ups

"Kalo gak salah [Name] suka susu pisang kan?"

"Ya aku suka." [Name] mengambil kotak susu itu dari tangan Aether. "Makasih Ae."

"Sama-sama. Mau masuk kelas? Bareng yuk."

"Aku harus ke ruang OSIS dulu."

"Aku temanin."

"Ok."

Apa [Name] pernah bilang ke Aether suka susu pisang?

[✨]

"Abang!" Lumine memanggil. Aether berhenti, ia berbalik ke sang saudara. "Mau ke kantin kan? Titip doang."

"Dasar." Sorot tajam diberinya. "Mau titip apa?"

"Onigiri."

"[Name] nggak mau titip sekalian?" Aether bertanya pada [Name] yang duduk di hadapan Lumine.

"Boleh nih?"

"Boleh lah masa nggak." Ini Lumine yang jawab.

"Sandwich sama soda."

"Tumben minum soda."

"Lagi kepingin hehe."

Tak menunggu lama. Aether kembali ke kelas membawa makanan titipan Lumine dan [Name]. Ia meletakkan onigiri di hadapan Lumine, lalu sandwich, soda, dan sakura mochi.

"Buat [Name]."

"Eh? Makasih Ae."

"Sama-sama."

"Abanggg masa aku nggak di belikan juga." Tak Lumine lupakan wajah memelas.

"Nah ini." Dia mendorong sakura mochi lain yang dibeli. Aether tau adiknya bakal minta juga.

"Yuhuu asik."

[✨]

"[Name]! Urusan osisnya udah selesai?"

"Iya mau pulang nih."

"Bisa temanin sebentar gak?"

"Mn? Bisa kok."

Karna ini lah [Name] saat ini berada di mall, berdiri di depan toko perhiasan. [Name] menebak-nebak alasan Aether datang ke toko ini, apakah ia kau membelikan aksesoris untuk adiknya? atau yang lain?

"Tunggu sebentar disini."

"Iyaa."

Aether masuk ke dalam toko. Tak butuh waktu lama [Name] menunggu Aether. Pria pirang itu keluar dari toko dengan paper bag kecil.

Melihat Aether keluar dari toko, [Name] segera menghampiri. "Udah?"

"Ya."

"Ayo pulang."

"Tunggu." Aether memberikan paper bag kecil itu. "Untuk [Name]."

Mata [Name] mengerjap, ia menatap Aether dan paper bag secara bergantian. Kebingungan harus bereaksi seperti apa. Dia yang terkejut, mencari-cari dalam pikiran alasan Aether memberikan paper bag tersebut.

"Emnnn makasih." [Name] menerima pemberian Aether. "Tapi, ini buat apa?"

"Sebagai hadiah ulang tahun."

Ulang tahun ku masih sebulan lagi

"Boleh ku buka?"

"Boleh."

Secara perlahan [Name] mengambil isi dari paper bag. Itu kotak seukuran gengaman tangan. [Name] membuka kotak tersebut. Irisnya membola, takjub dengan isi kotak itu.

Ini... kalung yang aku ingin kan. [Name] mendongak, menatap Aether dengan wajah terkejut dan penuh tanya.

Apa Aether tau hal ini juga?

Senyum terbit di bibir [Name]. Bulir-bulir hangat menyelimuti hati. "Makasih Ae."

Tetap saja [Name] merasa ganjil. Anggap lah normal memberikan hadiah lebih cepat. Lalu bagaimana dengan tindakan baik yang selalu diberikan?

Jika sekali dua kali bukan masalah, tapi [Name] hampir setiap hari di sekolah dapat kebaikan Aether. Ada saja kejutan yang pria ini berikan.

Sungguhkah murni atas nama kebajikan?

"Aether!" Ia serukan nama sang pria di bawah rembulan, dengan tegas menatap ke dalam netra emas gading, dan tekad yang diberanikan ia bertanya. "Kenapa kau selalu baik padaku..."

Angin dingin bertiup pelan. Kaki Aether berayun ke hadapan si gadis. [Name] meremas keraguan di tangan, ia siap menerima apa pun jawaban.

"Wajar kan, baik ke orang yang di suka."

Oh, ini jawaban yang tak terduga.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ini gak ada yang traktir mars gitu? Biar bisa makan ayam sksksk.
Ayo yang mau traktir aku link di bio <3

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang