Venti ✨ Rest

845 64 6
                                    

[Syfzk0]

[✨]

Mata hijaunya tak melepas fokus dari seseorang yang berdiri di depan patung Archon kebebasan, Barbatos. Venti akhir-akhir ini sering sekali melihat seorang perempuan berdiri di depan patungnya. Dari pakaian yang membalut tubuh si perempuan tak terlihat pakaian khas Mondstadt, atau yang Venti kenal. Sungguh membuat rasa penasaran Venti meledak. Setelah gigitan terakhir di apel yang di dapatkan sebagai hadiah mengamen di Angle's Share. Kaki Venti bergerak ke orang itu.

"Kau... bukan orang sini kan?"

Si gadis menurunkan pandangan, iaa sedikit menunduk tuk menatap Venti. Jarak tinggi mereka tak begitu jauh kok.

"Ada perlu apa?"

"Tidak ada. Aku penasaran dengan mu yang sering sekali berdiri di depan patung. Apa kau semacam sister?"

"Bukan."

"Terus?"

Ia angkat kepala mendongak pada patung Archon Anemo. "Tidak ada hal khusus. Nggak ada larangan buat melihat kan?"

"Itu benar." Venti menggigit apel, matanya masuk ke dalam iris [eyescolor] yang saat ini menatap patungnya. Ada yang sesuatu tersembunyi di mata itu. Venti ingin tau.

[✨]

Venti adalah Venti. Ia dikenal sebagai penyair dan sosok ramah. Tidak salah, karna kenyataan ia orang yang sangat ramah. Hanya dalam dua minggu Venti menjadi dekat dengan si perempuan. Seakan-akan mereka sudah lama berteman.

"[Name]!!!!" Dari kejauhan Venti memanggil. Ia berlari kecil ke arah [Name]. "Hari ini kita ngapain?"

"Kemana yah? Aku udah gak punya tempat yang ingin di tuju."

Lagi-lagi. mata yang menyedihkan. Venti sudah memperhatikan setiap ekspresi yang ditujukkan si gadis. Hampir kebanyakan [Name] memberi tatapan sendu, seakan-akan ia tak akan pernah melihat lagi.

"Masa gak ada?" Tanya Venti.

"Tujuan ku sudah tercapai," kala jeda dibuat, angin berhembus menerbangkan surainya, senyum halus terukir. "Datang ke Mondstadt."

'Kenapa kau mengatakannya dengan tatapan sedih?'

"Gimana kalo ke Starsnatch Cliff lagi?"

"[Name] suka banget pergi kesana."

"Gak masalah kan? Siapa tau jadi yang terakhir kali aku kesana."

"Jangan ngomong kek gitu!" Venti mencubit pipi [Name].

"Sakit!"

Di puncak Starsnatch Cliff. Senyum melambung ke langit. Angin-angin menari-nari. Iris hijau memperhatikan pemilik senyuman. Venti tidak tau kenapa [Name] memilih ujung puncak ini lagi. Apa yang berkesan? Angin? Lautan? Daratan? Semua itu tak penting. Melihat senyum si gadis secerah langit biru hari ini sudah membawa kebahagian pada Venti.

Venti menoleh ke kanan pada bunga cecilia. Ia memitiknya, lalu pergi ke hadapan [Name]. Setangkai bunga putih itu ia sangkutkan di surai si gadis.

"Kita sama."

[Name] melayangkan senyuman sebagai tanda terima kasih. Lalu tatapannya pada Venti berubah, sesuatu seperti yang menyedihkan seakan kenangan ini tak akan muncul lagi.

"Terima kasih. Terima kasih, Venti. Terima kasih."

Venti terkejut, ia tak paham kenapa [Name] berterima kasih begitu besar padanya. Apa perlu berterima kasih sebanyak itu pada setangkai bunga?

'Kenapa kau menatap ku seperti itu?'

Ada rasa sesak di dada Venti. Sesuatu yang begitu menyesakkan. Begitu menyedihkan. Begitu menyakitkan. Venti belum tau apa pun tentang [Name].

"Aku ingin tau," Nada suaranya begitu lembut. Tangan Venti turun membelai pipi [Name] "Apa alasanmu datang ke Mondstadt."

"Mencari tempat untuk mati," Tangan Venti yang ada dipipinya sedikit gemetar. "Waktu udah gak banyak lagi. Ini akan menjadi yang terakhir kita bertemu."

[Name] menutup mata, saat itu juga napasnya tak terdengar lagi, detak jantungnya hilang, tubuhnya telah kosong. Venti menangkap tubuh si gadis yang jatuh. Jemarinya menyisir poni si gadis. "Istirahat lah. Tidur yang tenang."

[✨]

Cathedral hari ini ramai akan mengantar seseorang. Bunga-bunga cecilia mengisi peti matinya. Ditangannya tergenggam satu buang cecilia yang mulai layu. Kulit pucat, pipi tirus, dan bibir kering. Begitulah keadaan [Name] hari ini.

Diatas Cathedral, Venti duduk memainkan Lyra. Alunannya menyedihkan, ada kenangan-kenangan singkat yang terkandung. Musik yang dimainkan sang penguasa angin dipersembahkan padanya yang mencari kebebasan selama ini.

━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━

.
.
.
.

AKU GAK BISA MEMIKIRKAN ANGST UNTUK VENTI!!!!

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang