Al-Haitham ✨ Ponere

1.4K 71 5
                                    

[Req:Kazesuzu]
AU!

[Req:Kazesuzu]AU!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[✨]

Manusia itu misterius, yang dikira baik ternyata dibelakang jahat, yang dikira anti-romantic ternyata paling bucin. Benar-benar tak ada yang tau seperti apa di dalam diri seseorang. Mungkin saja kau juga seperti mereka yang punya sisi tak pernah terlihat.

Hm, sepertinya gak semua orang punya sisi lain. Ada yang dasarnya emang seperti itu orangnya, yang memang baik depan belakang. Tapi orang-orang seperri itulah dibenci tanpa alasan jelas.

Al-Haitham sudah melihat bagaimana [Name] luar dan dalam. [Name] murni orang yang ramah, ceria, terbuka, suka menolong, semua yang bagus dilihat orang memang sifatnya.

Semua orang menyukai [Name], termasuk Al-Haitham juga. Dan ada juga orang yang tak menyukai [Name], rasa tak suka mereka meluap sampai ingin sekali menghilangkan [Name] dari dunia.

"Gw bakal dorong dia biar malu." Tangan orang itu siap mendorong punggung [Name]. Hanya tinggal sedikit lagi maka rencananya sempurna.

Al-Haitham menepuk pelan kedua bahu [Name]. Ia melirik dari ekor mata pada pelaku kejahatan itu. Dari mata hijau emerald bisa dirasakan ancaman besar membuat kedua kaki si pelaku gemetar. Tatapannya mengucapakan 'enyah dari sini'.

"Haitham, ada apa?"

"Nggak ada. Kau sudah makan siang?"

"Belum."

"Ayo makan bareng, aku bawa bekal untuk mu."

[✨]

"Makan di belakang aula lagi?"

"Ya," Al-Haitham lesehan di lantai semen, tenang aja bersih kok. Ia mengeluarkan bekal dari tas. "Disini gak ada yang lihat."

[Name] mengerutukkan  kening, berpikir keras kenapa harus tak terlihat orang? Apa karna Al-Haitham tak suka kebisingan? Tak suka tempat ramai?

[Name] duduk berhadap muka dengan Al-Haitham. Mata tertuju pada si pria yang menyumpit telur gulung lalu diangkat ke depan mulutnya.

"Aku bisa makan sendiri." Ia menatap datar.

"Nggak, harus ku suap."

[Name] menaerima suapan itu dengan perasaan kesal. Kenapa harus sekali disuapi? Apa Al-Haitham punya fetish?

"Kau harus hati-hati," Al-Haitham kembali menyumpit kali ini nasi, ia angkat ke depan mulut si gadis. "Banyak orang yang ingin membahayakan mu."

[Name] menerima suapan kedua, ia kunyah lalu menjawab Al-Haitham. "Aku tau."

"Kau tidak tau." Tangannya berhenti. Seakan ada awan mendung yang menutupi langit seperti itu pikiran Al-Haitham. Ia mulai merasa ini merepotkan, kenapa juga ia melakukan hal seperti seorang stalker? Al-Haitham bisa mengunci [Name] dalam rumahnya agar tak pergi kemana-mana, megikatnya agar tak mencoba untuk kabur.

Tidak, dia gak bisa melakukan hal itu pada [Name]. Bukan, bukan, itu akan jadi opsi kedua.

"Minta tomat ceri nya."

"Nih."

[✨]

Kejadian seperti kejutan ketika ulang tahun. Tak ada yang tau tiba-tiba muncul seseorang membawa kue.

Sore hari [Name] pulang dari kampus, ia memotong jalan dari belakang agar cepat sampai. Jalan penuh gang antar rumah, jalanan sepi yang bisa membuatmu berpikir di dunia tinggal kau sendiri.

Ini menakutkan. [Name] mengambil earphone dan memutar musik, menghilang suara dari dunia dan juga langkah kakinya yang datang.

[✨]

Al-Haitham membuka ponsel, menekan aplikasi yang bergambar seperti map. Titik merah menarik perhatian. Sedikit bingung kenapa titik itu berada di tempat yang tak ia kenal. Ia memutar otak mengira-kira hal yang masuk akal pada titik merah itu. Dari semua opsi  yang muncul cuman satu yang cocok.

Genggaman pada gawai menguat, jika tak mengatur kekuatannya muncul ponsel itu sudah hancur.

"Ah... cukup. Aku mulai muak."

[✨]

[Name] terbangun diruang remang. Ia tak tau ada dimana, kepalanya pusing dan kaki terasa mati rasa digerakkan pun tak bisa.

Ia ingin keluar dari ruangan itu. [Name] mencoba untuk berdiri tapi gagal, seluruh saraf kakinya seakan tak berfungsi lagi. Merasa tak punya pilihan lain, ia memilih merayap di lantai dengan sekuat tenaga.

Pintu di ujung kiri terbuka, seseorang masuk ke dalam. Dari posture tubuh seperti pria. Pria itu menghidupkan lampu di ruangan tersebut. Sejenak [Name] menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Ia terkejut mengenal wajah pria itu.

"Haitham?"

Pria itu, Al-Haitham menatap kebawah pada [Name].

"Bisa kau bantu aku? Kaki ku nggak bisa gerak."

"Nggak mau," Kaki melangkah dan berhenti tepat di depan wajah. [Name] mendongak, ia merasa aneh pada Al-Haitham, aura yang belum terpancarkan dari seorang Al-Haitham. Membuat suasana tegang di ruangan.

"Daim disitu lah, [Name].  Dengan begini kau tak perlu kena bahaya."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kau hampir diculik. Selama ini banyak orang yang ingin membunuh mu. Kau gak tau karna aku sudah menyingkirkan mereka." Tatapan Al-Haitham dingin, sampai-sampai udara disekitar terpengaruh.

"Aku muak terus mengotori tangan. Lalu aku berpikir 'bagaimana menyingkirkan sebabnya dengan begitu akibat ini akan berhenti.' "

"Al-Haitham semua ini gak benar kan?" [Name] tak ingin memahami semua ucapan si pria. Ia terus mencoba untuk menggerakkan kaki.

"Efek obatnya hampir habis," Al-Haitham meraih rak buku di samping kanan [Name]. Ia memberi raut lelah. "Aku sangattt menyayangi mu, [Name]. Aku akan melindungi, menyayangi mu, dan memberi mu cinta."

Ia jatuhkan rak buku itu menghantam kuat ke kaki [Name].

"AGHHHHHHHG!!!!" [Name] berteriak kesakitan. Rasanya mengerikan, menyengat ke sekujur tubuh.

Al-Haitham tak beraksi pada teriakan [Name]. Ia balik badan dan keluar dari ruangan.

"Bukan... Bukan begini caranya, Al-Haitham."

━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━

Hmm.... AAAAA gak bagus karna aku buru-buru.
Btw ini angst nya dimana!!!!!

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang