Albedo ✨ Redflag

289 32 0
                                    

[Req:lunaaurx]R19[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req:lunaaurx]
R19
[]

Apa yang mengerikan dari seorang manusia? Mereka yang egois? Penuh dosa? Yang kurang ajar? Yang polos?

Tidak

Manusia yang mengerikan ialah mereka yang memasang topeng di wajah tanpa celah berlagak paling suci kenyataannya menjijikan melebihi iblis.

Dan ia percaya lelaki itu tak sama dengan manusia-manusia penuh tipu diluar sana.

Seharusnya begitu

Albedo mendorong jarum suntik ke leher si gadus, tak peduli rasa sakit yang menyeruak bak ribuan duri menusuk pembuluh darah.

Dagu Albedo letak di bahu jelita. Tangan memeluk erat pinggang si gadis. Cairan asinv mengalir masuk ke dalam nadi jelita.

Napas si gadis berderu di telinga Albedo. Sekujur tubuh gadis itu bergetar bak terkena sengatan ratusan volt listrik. Saraf berdenyut. Detak jantung berpompa cepat. Sel-sel darah mengalir deras. Akal sehat diremukan.

Albedo menanti-nanti hari ini tiba. Ia lelah melihat orang-orang yang menyentuh sembarang miliknya. Lantas ia buat saja sang gadis seutuhnya jadi milik Albedo.

Dengan cara apa pun ntah menambah dosa atau jadi iblis sekalipun. Si gadis harus ada di genggaman.

Lutut [Name] jatuh ke lantai. Mata nya yang layu menatap nanar pada Albedo dalam samar-samar. Rasa panas membakar tubuh. Napas tersenggal. Pikiran kacau. Air mata jatuh tanpa arti.

Albedo membungkuk. Mengangkat rahang si gadis. Jempol di dorong masuk ke dalam mulut [Name]. Refleks si gadis memainkan jemari Albedo dengan lidah. Wajah [Name] mirip hewan binal.

Smirk diangkat Albedo. Netra biru Albedo tampak berbeda. Biru itu tak seindah lautan di musim panas. Netra biru itu seperti palung laut, gelap nan mengerikan.

Apa memang sorot matanya seperti ini?

Si gadis sangat menyedihkan dimata Albedo seperti anjing yang menggonggong pada majikan.

Albedo suka perasaan ini. Perasaan tak bisa apa-apa yang di miliki [Name]. Tak punya pilihan selain menangisi putus asa dan mengharapkan pertolongan Albedo seorang.

Ini lebih dari yang dibayangkan

"Don't cry baby." Albedo mengusap air mata di pipi si gadis. Ia mengecup pelan kelopak mata [Name].

"Please, Albedo." Suara si gadis bergetar hebat, isak tangis menyahut. Ada keinginan yang datang ke hati, memaksa untuk memohon.

"Hm?"

Iris [Name] menajam laiknya jarum. Dengan tangan gemetar bahu Albedo ia cengkram. "Al... I can't live without you."

"Yeah, you can't honey."

Ah, rasanya senang sekali

Ranum peach di lumat. Sengaja menggigit hingga bercak darah turun dari sudut bibir. Lidahnya masuk bermain-main. Dengan bebas dan agresif Albedo mengobrak-abrik si gadis. Meraup nafsu berkedok harapan.

[✨]

Udara terasa panas. Kasur sedikit lembab. Keringat mengucur. Air mata jatuh membasahi pipi. Pinggang bergoyang naik turun. Puluhan warna merah menghias-hias kulit putihnya. Bekas gigitan mencorak di kulit.

Albedo mengecup lembut surai si gadis. Iris biru laut menilik. Tangan bergerak mengelus pipi. Air mata di hapus (lagi). Albedo tak tahan untuk tersenyum.

[Name] yang berada diatas Albedo jadi salah satu hal yang sering Albedo bayangkan, harapkan. Lalu ia wujudkan jadi nyata.

"Panggil nama ku sayang."

"Al...bedo." Suaranya tersenggal bersama rintihan.

Albedo tidak tahan. Meletakkan tangan di pinggang si gadis lantas menjatuhkan pinggul itu dalam hentakan kasar memasukkan semua kejantanan Albedo.

Lenguhan [Name] mengisi sudut ruangan. Ini lebih menyakitkan dari sebelumnya dan lebih dalam lagi masuk ke dirinya. Kuku menggores di punggung Albedo.

Perasaan ini membunuh, juga memabukkan.

Punggung si gadis di jatuhkan ke atas kasur. Tangan saling bertaut. Bagian pinggul berkerja memuaskan.

Saat hantaman keras datang. [Name] menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak berteriak. Lalu saat sudah tak dapat menahannya lebih lama lagi, [Name] mengeluarkan erangan melengking dan air mata.

Suara kesakitan. Ia melengkungkan tubuh mencengkram erat milik Albedo. Napas terengah-engah. Rasa sakit tersebut berubah jadi kenikmatan.

Rasa kasihan tumbuh pada Albedo, ia berpikir untuk berhenti. Tapi, Albedo tak dapat menahan keinginan untuk mengukung [Name] di bawahnya. Membayangkan ekspresi apalagi yang akan gadis itu berikan.

Ah, Albedo bisa membayangkan darah mengalir keluar jantung. Menyelimuti penglihatan dengan warna merah.

Pertanyaan berputar di dalam kepala bak tornado. Tapi Albedo tak perlu mencari-cari jawaban. Albedo bisa melakukan apa pun, dan sebanyak apa pun yang dia mau pada si gadis.

Ini akan berlanjut sampai pagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kebiasaan Mars, muncul terus pergi sksksksksk
Mohon dimaapkan 🙏🏻
Jangan lupa di rating gais dah lama gak buat

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang