[Req:JokesOnyou222]
[✨]
Pagi ini pun, Wanderer pergi ke Akademiya. Ia yang sudah terdaftar di Akademiya punya kegiatan baru yaitu belajar.
"Wawan, Selamat pagi." [Name] menyapa.
Dan mendengar sapaan si gadis di pagi hari termasuk kegiatan baru Wanderer.
"Pagi [Name]." Wanderer mendengus, ia rapikan anak rambut si gadis yang berantakan. "Pagi gini kau sudah berantakan."
[Name] terkekeh. "Semalam aku lembur."
"Kalo kau sakit gimana?"
[Name] berkacak pinggang, berkata dengan bangga. "Jangan khawatir! Aku gak semudah itu sakit."
"Kau bukan aku."
"Apa yang kau bicarakan? Wawan juga manusia."
Si adam tersentak. Yang di bilang si gadis gak salah. Di kehidupan baru ini ia adalah manusia. Manusia pada umumnya yang bisa merasa lelah, sakit, senang, sedih, amarah, segalanya.
"Ya udah jangan berlebihan kerjanya."
"Ya."
Terkadang omongan ini suka menjadi malapetaka.
[✨]
"[Name], kau pucat," Faruzan meletakkan telapak tangan di dahi [Name]. "Badan mu juga panas. Kau sakit."
[Name] mundur, ia coba cek suhu tubuhnya sendiri. Benar kata Faruzan, badannya panas. 'Gawat kalo Wawan tau aku sakit.'
"Sana pulang."
"Gak!"
Faruzan menatap gusar. "Kau ini...."
[✨]
Pagi lagi-lagi terulang. Yah senin lagi, males sekolah.
Melenggang masuk ke dalam Akademiya, Wanderer menghentikan langkah. Ia menoleh kiri-kanan mencari sesuatu yang sudah masuk dalam agenda pagi tiap hari.
'Nggak ada?'
Wanderer berpikir sejenak. Tak mendapatkan jawaban pasti dari asumsinya, kakinya kembali melangkah pergi ke Haravatat.
Di Haravatat, Wanderer mengedarkan pandangan mencari yang hilang di pagi hari. Sayang seribu sayang batang hidung orang itu tak terlihat.
"Oh, kau." Faruzan muncul.
"Apa anda melihat [Name]."
"[Name]?" Beo Faruzan, ia coba ingat-ingat sudah melihat bocah cilik itu atau belum. "Kayaknya belum datang."
"Terimakasih, saya permisi."
"Hey Tunggu!"
Wanderer berbalik badan. Tatapannya menanyakan 'Apa?'
"Bisa kau cek [Name] ke rumahnya? Aku khawatir boca itu kenapa-napa."
"... Baik, saya lakukan."
[✨]
Wanderer menginjakkan kaki di depan rumah [Name]. Daun pintu itu ia ketuk beberapa kali sekaligus memanggil si pemilik rumah. 30 detik lewat tak ada jawaban yang muncul. Sekali lagi Wanderer mengetuk lagi-lagi tak ada jawaban.
Ia tak punya pilihan lain selain melakukan dengan kekerasan. Kenop pintu rumah [Name] dengan mudahnya di rusak Wanderer. Pintu itu terbuka. Wanderer melangkah masuk.
Suasananya sunyi laiknya rumah hantu, tak nampak ada kehidupan di dalam. Di meja makan ada piring kotor yang tak tercuci dua hari. Di kursi panjang kertas-kertas menumpuk.
Wanderer mendengus. Kebiasaan si gadis yang suka-suka meletakkan barang. Tapi bukan saatnya memikirkan rumah [Name] yang seperti kapal pecah.
Wanderer melenggang ke kamar tidur [Name]. Wanderer buka pintunya.
"[Name]?"
Kamar tidur pun kosong. Kasurnya tampak tak tersentuh. Ini semakin membuat Wanderer khawatir. Ia memikirkan hal buruk seperti [Name] yang di culik waktu pulang kerja atau anak itu pingsan di tengah jalan!?
Tidak Wanderer! Singkirkan pemikiran payah itu, coba cari lagi [Name]. Bisa saja si gadis ada di kamar lain atau kamar mandi?
Ternyata benar.
Wanderer menatap kosong pada seseorang yang telungkup di ambang pintu kamar mandi. Itu [Name] yang dicari-cari! Wanderer angkat [Name].
"Hey? Kau baik saja?"
Wajah [Name] pucat, ia terlihat kesulitan bernapas. Wanderer menyentuh dahi [Name], terasa panas membakar di sana. Bisa ceplok telur tuh.
Diraut tenang Wanderer ada kepanikan. Wanderer gendong [Name], pergi ke kamar tidur lalu meletakkan si gadis disana. Wanderer tarik selimut sampai bawah dagu [Name]. Sekali lagi tangannya menyentuh dahi [Name], panasnya luar biasa bisa mengalahkan pemanasan global.
'Jangan Panik. [Name] hanya sakit bukan menghilang.'
Wanderer berikan kecupan lembut di kening [Name]. "Sebentar yah." Lalu ia berlari keluar rumah.
[✨]
[Name] bangun kala waktu sore telah datang. Ia menoleh ke kiri akan pintu yang berdecit. Tampak Wanderer masuk dengan nampan berisi mangkuk, digunakan tumit tuk menutup kembali pintu.
"Kau dah bangun? Bisa makan gak?"
Wanderer letak nampan yang dibawa ke pinggir kasur. Wanderer duduk di sisi kasur, membantu [Name] tuk bersadar pada headboard ranjang. Wanderer meletakkan tangan ke dahi, pipi dan, leher [Name].
"Masih panas, kau harus makan biar minum obat."
[Name] mengangguk, ia melirik ke bawah tak berani kontak mata dengan Wanderer karna tau doi memarahinya.
Wanderer mengambil nampan tadi lalu di pangku. Ia ambil sesendok bubur yang dia buat tadi lalu di tiup kemudian di sodorkan ke depan mulut [Name].
"Nah makan."
[Name] melirik sendok itu lalu menerima suapan Wanderer. Ia masih tak mau berkontak mata dengan si adam. Berulang kali Wanderer menyuapkan [Name] hingga semangkuk bubur spesial buatan Wanderer habis.
Wanderer berikan cangkir berisi teh hangat pada [Name]. Ia bangkit dari duduk. "Ku ambilin obatanya bentar."
"Um... Ya."
Tak butuh waktu lama Wanderer kembali. Ia kembali duduk di pinggir kasur, menyodorkan [Name] obat yang dibawanya. [Name] mengambilnya dan meminumnya.
[Name] mencuri-curi pandangan. Ia penasaran dengan Wanderer, apakah pria ini tengah marah atau tidak.
"Kau gak marah?"
"Aku?" Wanderer menunjuk dirinya lalu mendengus kasar. "Jelas marah. Kau ini bodoh yah? Dah tau sakit nggak ngasih tau aku. Kau menganggap ku apa hah!?"
"Ukh... Maaf... Aku cuman gak mau kau marah..."
"Justru kalo kau gak bilang malah buat aku lebih marah! Sekarang lihat, kau menambah masalah."
[Name] meremas selimut di pangkuan, ia sembunyikan diri di balik selimut. "Maaf..."
"Maaf karna udah marah," Wanderer mengusap halus puncak kepala [Name], dan memeluknya. "Aku selalu takut kalo terjadi apa-apa pada mu."
Namun terkesan tsundere, Wanderer selalu takut setiap pagi hari ucapan 'selamat pagi' dari sigadis tak pernah terdengar lagi. Ia takut [Name] menghilang seperti di kehidupan yang dulu.
"Jangan di ulangi."
"Iya..."
━━━━━━━━━━[✨]━━━━━━━━━
.
.
.
.AKU HAMPIR MEMBUAT ANGST.
Kalo bykan request dah ku gas angst xixixixi.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵
Fanfiction·˚✎ ﹏ Genshin Impact × Female!Reader ❝Semuanya, hanya lah perjalanan imajinasi❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊V I A T R I X ˎˊ˗ ✎... 07 October 2023 ✎... ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ sensitive content . . . . . ©Marsruel . . . . . ©HOYOVERSE