Wriothesley ✨ HTS

557 29 10
                                    

[Req: Asterr__n]AU! School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req: Asterr__n]
AU! School

Semua orang iri padaku.

"Enak yah [Name]."

"Iyaa enak banget."

Tak sekali atau dua aku bisa mendengarkan mereka berkata iri pada ku, ntah berbicara dari depan atau dari belakang.

Yang menyedihkannya, aku juga iri pada mereka.

Karna aku—

Wriothesley berlari keluar lapangan basket setelah mencetak gol kemenangan. Ia berlari ke arah [Name] dan mengangkat si gadis laiknya bermain pesawat dengan seorang bayi.

Tak bisa memilik status serius dengan orang ini.

"[Name]! Aku menang!"

"TURUNIN GBLK." Dengan penuh cinta [Name] memukul ubun-ubun kepala Wriothesley.

Wriothesley mengusap puncak kepalanya yang berasap gara-gara pukulan maut dari [Name]. Silap dikit nyawa bisa melayang.

"Maaf. Gw seneng banget bisa ngalahi fatui jingga itu."

"Kagak usah diangkat juga kali. Loh kira gw bocil."

"Emang bocil kan?" Wriothesley menepuk kepala [Name] yang tingginya hanya sampai sedada Wriothesley.

Perempatan merah imajiner memenuhi kepala [Name]. Ia denga kasar menepis tangan Wriothesley yang ada di kepalanya. "Jangan perlakukan gw kek bocil."

"Ya udah kek orang dewasa." Wriothesley menarik dagu [Name]. Mata [Name] bergetar tiba-tiba si pria mendekatka wajah kepadanya. [Name] mengira Wriothesley akan mencium bibir ternyata, Wriothesley memberikan kecupan di pipi kiri kanan [Name].

Emang orang dewasa kayak gitu?

"ANAK BABI" [Name] mengamuk untuk menutupi warna merah di wajahnya.

[✨]

Aku bukan pacar, bukan teman bahkan bukan sahabat—

"Ntar gak bisa pulang bareng," Ucap Wriothesley, ia kembali menyendokkan es krim vanila.

"Kenapa?" Sendok kayu berisi es krim coklat tertahan di udara.

"Mau nemani Navia beli kado buat Neuvillette."

[Name] melahap es krim coklat tadi. Sorot datar jatuh ke ujung mangkuk es. Perasaan tak suka mengisi hati kendati tau kedua orang ini tak menyimpan rasa satu sama lain hanua sebatas teman sekelas.

"Nggak," Lirih [Name] pelan. Ia menoleh ke Wriothesley. "Mau pulang bareng hari ini."

Wriothesley melahap es krim vanila. "Okey. Ntar ku chat Navia bilang gak bisa nemanin."

Tapi, ia akan memilih ku.

[✨]

Wriothesley meletakkan kompres dingin di atas kepala [Name] sambil menahan tawa.

"Gak usah ditahan!" [Name] berteriak jengkel.

Wriothesley melepaskan tawa yang disimpan. Terlalu lucu baginya sampai air mata jatuh. "Bisa-bisanya kaleng cat nya jatuh ke kepala lu, untuk udah kosong."

Perempatan merah imajiner timbul di kepala [Name]. "Kagak lucu woi! Sakit ini, benjol udahi."

Tangan kiri Wriothesley bergerak mencubit gemas pipi [Name]. "Aduh aduh kasihannya [Name]-kuu."

Wajah [Name] bersemu merah tipis. Ia buang pandangan ke lantai UKS menyembunyikan sipuan malu.

Wriothesley nyaman dengan hubungan ini. Hubungan yang tak memerlukan siapa atas siapa bawah. Hubungan yang tak perlu terjerat oleh status dan komitmen.

Tak mengenal [Name] sebagai sahabat, teman, atau pasangan. Selama Wriothesley nyaman dengan [Name]. Status atau apa pun tak diperlukan.

Wriothesley akan menyayangi [Name] dan berpihak pada [Name] dengan caranya sendiri.


Awalanya [Name] baik saja dengan hubungan ini. Lama kelamaan ia muak dengan hubungan yang tidak ada definisi jelas.

[Name] membutuhkan kepastian dalam hubungan nya dengan Wriothesley. Ia butuh status pasti apakah [Name] bagi Wriothesley teman kah? Sahabat kah? Pacar kah? atau yang lebih spesifik.

[✨]

"[Name], di atap ada kontes teriak gitu. Nonton yok?"

"Gak. Gw mau ikut teriak."

"Seru tuh, gw nonton dibawah."

"Y"

"HTS ANJ"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku gak tau hts tuh gimana mon maap.

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang