Freminet ✨ Mail

289 17 2
                                    

[Req: lilacexz_]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Req: lilacexz_]

Freminet melepas helm selam. Ia rapikan surai rambut yang berantakan. Mata biru laut tertuju pada botol kaca disamping kaki, botol kaca itu terseret oleh arus hinga berhenti di sampinya.

Freminet mengambil botol itu, ada kertas di dalam botol tersebut. Setelah berusaha mengeluarkan selembar kertas tersebut, Freminet membaca isi kertas. Tulisan tangan yang sangat rapi memanjakan mata dan mudah di baca.

"Hai, Aku [Name]!
Siapa pun yang menemukan surat itu tolong jadi teman ku ^x^"

Dibawah pesan singkat itu tertulis alamat rumah sakit besae di Fontaine. Sepertinya untuk mengirim balasan pesan. Tapi kenapa alamat rumah sakit?

Freminet memikirkan kemungkinan yang masuk akal; pertama ada seseorang yang jahil melempar botol kaca berisi surat, kedua si pemilik surat adalah pasien di rumah sakit.

"Coba balas kali yah..."

[✨]

Pena bulu bergores di atas kertas membentuk kata-kata. Usai menulis ia angkat kertas tersebut membaca dalam hati apa yang tertulis. Isi kertas itu sama dengan hari-hari yang lalu. Yah, ia sudah menulis surat itu untuk ke seratus kali.

Selembar kertas tadi digulung lalu menambahkan pita dan dimasukkan ke dalam botol kaca. Botol kaca berisi surat itu di letak di meja. Bibirnya bersenandung menunggu waktu yang sama seperti semalam agak bisa melemparkan botol kaca ini ke laut.

Ketukan di daun pintu bergema ke dalam ruangan. Sang pelaku membuka pintu dan masuk, ia melangkah ke tempat pemilik ruangan berada. Tangan kanan mengangkat sepucuk surat.

"Ada yang mengirimkan surat untuk mu, [Name]."

Senyum sang gadis mengembang lebar, mata berbinar terang, rasa senang berlipat-lipat memicu adrenalin. [Name] mengambil surat tersebut, ia masih menatap dengan perasaan mengebuh-gebuh.

"Makasih." Ucapnya pada pengantar surat, perawat rumah sakit.

"Ya, dengan ini kau nggak perlu melempar botol lagi."

[Name] terkekeh. Orang tersebut pergi tanpa penasaran dengan isi surat itu. Ia kembali menutup pintu kamar rawat.

Kembali pada sepucuk surat, [Name] membelai lembut surat tersebut lalu ia buka perlahan dan mengeluarkan isi amplop.

"Hai [Name]. Aku Freminet.
Aku mau menjadi teman mu ^v^"

Pipi [Name] bersemu merah akan rasa senang. Seakan keberuntungan seumur hidup terpakai, [Name] merasa sangat beruntung ada seseorang yang menemukan surat yang dia lempar ke laut dan mau membalas.

[Name] mengambil pena bulu dan kertas. Menulis dengan perasaan senang, [Name] menuangkan semua perasaan bahagia ini ke dalam kata.

[✨]

"Freminet," Lynette mengetuk pelan bahu sang adik, ia sodorkan surat atas nama sang adik. "Ada surat untuk mu."

"Untuk ku?" Freminet mengambil surat itu, ia membaca namanya di atas amplop. Menyadar gaya tulisan yang sangat cantik Freminet tau siapa pengirim surat. "Makasih Kak Lynette."

Freminet melenggang ke kamar sambil membuka surat tersebut. Ia membaca dengan baik setiap kalimat dalam surat itu. Freminet bisa merasakan emosi dari kata-kata yang dibuat si gadis.

"Aku sangat senang sekali berhasil mendapatkan teman! Kau tau, aku benar-benar nggak menyangkah dapat teman dengan cara ini. Aku sangat-sangat senang!!! Bisakah kita bertukar surat setiap hari!?"

Tak sadar senyum manis terukir di bibir Freminet. Ia melangkah pada meja belajar, menyimpan surat di laci lalu memgambil kertas dan pena bulu.

[✨]

Waktu melesat cepat tanpa disadari. Setengah tahun telah lewat [Name] dan Freminet masih bertukar surat.

Isi surat mereka cukup random, kadang [Name] menceritakan kekesalan nya, Freminet menceritakan hal yang terjadi hari ini. Menanyakan tentang satu sama lain, Freminet kenapa suka menyelam, kenapa [Name] ada dirumah sakit, penasaran dengan muka Freminet, semanis apakah [Name] dan lain-lain.

Dini sore, Freminet berdiri di depan pintu menunggu pak tukang pos datang mengantar surat seperti biasa.

Hingga gelap di langit datang, tukang pos tak kunjung datang. Freminet meremas topi nya. Berpikir mungkin besok surat atas namanya akan sampai.

Seribu sayang, Freminet tak mendapatkan surat keesokan hari hingga sebulan ke depan. Waktu menunggu di depan pintu terbuang sia-sia.

Freminet tak menunggu lagi di setiap sore. Menyimpan surat-surat dalam laci belajar. Ia kembali ke kehidupan sebelumnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yahhh yang ada ide nya angst.
Kacian dedek freminet :'

𝐕𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐱┋𝘎𝘦𝘯𝘴𝘩𝘪𝘯 𝘐𝘮𝘱𝘢𝘤𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang