15. Sosok laki-laki

63 4 1
                                    

Ocha sudah tiba di rumah setelah pergi bersama Ervin sejak pulang kuliah tadi sore. Namun, ketika pacarnya sudah pergi jauh dari rumahnya tiba-tiba Ocha berlari keluar rumah dan menaiki taxi.

"Pak, boleh agak cepat?"

"Baik."

Perempuan tersebut menggigit bibir bawahnya merasa gelisah. Entah apa yang terjadi padanya.

BRAK!

Setibanya di tempat tujuan, Ocha membanting pintu taxi yang ia tumpangi dengan cukup keras.

Lampu-lampu berwarna gold dengan suasana pegunungan sejuk di malam hari. Disinilah Ocha berada, di sebuah kafe yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya.

"Teh Ocha!!"

"Arin."

Seorang pekerja di sana menyapa Ocha dengan semangat. Apakah mereka saling mengenal?

"Ih udah lama pisan gak kesini."

"Iya teteh sibuk banget sama kuliah sekarang. Arin apa kabar?"

"Arin baik teh, teteh baik ka-"

"Arin tolong layani sebelah sana." Suruh pekerja lainnya.

"Baik kang, sebentar."

"Teh, Arin kerja dul-"

"Iya udah sana, teteh mau ke sana dulu."

"Oh ke tempat biasa."

Tempat biasa? Apakah Ocha sering datang ke sana, meskipun jarak kafe jauh dengan rumahnya?

Dengan tergesa, Ocha berlari ke tempat outdoor kafe tersebut. Ia melirik kesana kemari seperti mencari seseorang.

Gue terlambat. -batinnya.

DEG!

Saat dirinya menoleh, perempuan tersebut melihat sosok laki-laki yang sangat ia rindukan keberadaannya. Tepat di depan matanya.

"Ar-"

Panggilannya terhenti ketika ia melihat sosok laki-laki tersebut di hampiri oleh seorang perempuan lalu perempuan itu dipeluknya. Tubuh Ocha lemas melihatnya, ia duduk membelakangi laki-laki tersebut, menunduk dan menangis.

Bukan ini yang gue harapkan. -batinnya.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang