18. Sick

78 4 1
                                    

Hari sudah siang tetapi cuaca sangat tidak bersahabat. Awan begitu hitam nan gelap sama seperti hati perempuan yang masih tertidur dengan di tutupi oleh selimut tebal di rumah sahabatnya.

Sebuah kain kompresan air hangat menempel di dahi Ocha. Seseorang merawatnya dengan penuh perhatian.

"Cha, bangun dulu."

Bahkan suara yang sedang membangunkannya saja terdengar sangat lembut.

"Ngghhh." Ocha pun terbangun dan terkejut melihat seseorang berada di hadapannya.

"Ervin? Kamu kena-"

"Udah, Cha. Ayo makan dulu buburnya. Ini aku beli sih soalnya aku gak bisa masak hehe. Sini aku suapin."

"Aku bisa sendiri, Er."

"Ssttt udah. Kemarin kamu rawat aku sekarang giliran aku yang rawat kamu. Udah nurut aja jangan bandel!"

"AAAAAA, emm nyamm." Seru Laki-laki itu saat satu suapan bubur masuk ke dalam mulut Ocha. Perempuan itu pun terkekeh di buatnya.

"Senyum terus, Cha. Jangan sakit." Ucap Ervin dengan nada khawatir kali ini.

"I know something must have happened to you. Remember one thing, I'm here. so, please lean on me!" -Ervin.

"Ervin, why are you always there for me? I'm always mean to you, making you wait without certainty every day."

"Because i love you." Tanpa ragu Ervin menjawabnya.

Perasaan bersalah hadir dalam diri Ocha. Sudah satu tahun lamanya ia berpacaran dengan Ervin tetapi belum juga Ocha membalas perasaan laki-laki itu. Yang ada dalam hidup Ocha hanyalah masa lalunya. Ocha terjebak dalam masa lalu yang pahit.

"Hey hey. Don't cry, baby." Ervin mendekati Ocha lalu memeluknya dan mengusap juga menepuk kecil punggungnya.

"Maafin aku, Ervin."

"Don't talk like that."

Sungguh, cinta seorang Ervin sangatlah tulus kepada Ocha.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang