27. Jadian

38 2 0
                                    

Satu bulan berlalu, saatnya sudah tiba pertandingan basket melawan tim sekolah sebelah. Dengan persiapan yang sudah matang, Ocha yakin ia akan memenangkan pertandingan ini. Ia juga sangat mempercayai anggotanya.

Namun, tetap saja. Ocha merasa gugup, ia mundar mandir menggigit kuku ibu jarinya. Sebuah botol minum diberikan oleh seseorang kepadanya. Ada notes yang tertempel di botol minum tersebut.

'Jangan khawatir, fokus aja sama pertandingan. Gue percaya sama lo kalau lo pasti menang.'

"Dari siapa?" Gumamnya kecil.

PRITT!!

Mendengar suara peluit semua tim mulai memasuki lapangan. Ocha menepuk lengannya guna menghilangkan rasa gugupnya.

Pertandingan di mulai oleh tim Ocha terlebih dahulu. Pendukung sudah bersorak menyemangati mereka.

"SEMANGAT, CHA!" Teriak salah satu penonton dari atas sana.

Ocha menoleh, ia dapati Arjuna yang berteriak sambil berdiri tersenyum ke arahnya. Senyuman kecil pun ia lempar kepada Arjuna. Karena dukungannya, Ocha semakin bersemangat hingga mencetak 1 poin untuk timnya.

"Aawhh." Ocha meringis kesakitan.

Pertandingan di berhentikan sejenak karena anggota tim lawan dengan sengaja menyenggol Ocha sampai terkilir. Karena itu, Ocha dibawa ke pinggir lapangan untuk diobati. Ia menangis bukan hanya kesakitan tetapi merasa bersalah kepada timnya.

Namun setelah beberapa detik kemudian.

"Ocha." Cemas anggota timnya.

"Semangat, kita pasti juara!" Teriak Ocha.

Ocha kembali ke lapangan dengan kaki kanan yang terlihat kesakitan akan tetapi ia tidak mempedulikannya. Yang ia pikirkan hanyalah kemenangan dan tidak ingi mengecewakan kepercayaan anggota tim, pelatih maupun pendukungnya.

"Yayyyy!!!!" Pertandingan pun berhasil dimenangkan oleh tim Ocha.

"Arghh."

"Ke rumah sakit ya, Ocha." Titah pelatih.

"Biar saya yang bawa Ocha ke rumah sakit, coach." Arjuna datang.

"Baiklah, tolong bawa Ocha ke rumah sakit. Saya menyusul."

Arjuna pun menunduk agar Ocha naik ke atas punggungnya.

"Mikirin apa lagi, Cha. Biarin gue nolongin lo kali ini."

Ocha pun naik ke punggungnya, Arjuna menggendong Ocha dan membawanya ke rumah sakit.

Syukurlah setelah di periksa, Ocha tidak mengalami luka yang serius hanya terkilir dan butuh waktu untuk istirahat beberapa hari.

"Thanks." Ucap Ocha.

"Sesama manusia harus saling tolong menolong."

Tidak ada obrolan setelahnya. Tetapi Arjuna berhasil memecah keheningan itu.

"Cha, congrats."

"Thank you buat dukungan lo. Makasi juga udah kasih gue minuman."

"Lo tau?"

"Gue tau, payung biru dari anak kecil juga. Itu dari lo, kan?"

Arjuna mengangguk tersenyum malu.

"Arjun."

"Cha."

"Eh, lo dulu aja." -Arjun.

"Engga, lo dulu aja."

"Sorry ya Cha mungkin selama ini gue lakuin kesalahan karena gue selalu deketin lo. Lo jadi bahan gosip netijen, lo jadi di ganggu terus sama mereka."

"Gue juga. Sorry karena gue terlalu sensitif dan terlalu denial sama perasaan gue."

"Gimana, Cha? Denial kenapa?"

"Arjuna ternyata selama ini gue juga suka sama lo."

"Ya?"

"Gue suka sama lo, Arjun."

"GAK!"

DEG!

Apa ini? Bukankah Arjuna juga memiliki perasaan terhadap Ocha, bahkan jauh sebelum Ocha menyadari perasaannya.

"Ah sorry, lo udah punya cewek ya."

"Cewek mana? Gue gak ada cewek, Cha."

"Cewek lo banyak."

"Hahahahha engga lah. Gue cuma punya satu cewek."

"Ohhh."

"Lo gak tanya siapa?"

"Siapa?"

"Ini cewek gue." Arjuna membuka ponsel dan memperlihatkan kamera depannya kepada Ocha yang otomatis ada wajah Ocha disana.

Ocha diam mematung tidak mengerti. Namun setelah beberapa detik kemudian ia baru mengerti.

"Gak, Cha! Harusnya gue yang nyatain perasaan gue lebih dulu. Bukan lo. Gue suka sama lo."

"Gue tahu kok."

"Jadi kita pacaran, ya?"

Ocha mengangguk malu. Arjuna menarik tubuh Ocha ke dalam pelukannya.

"Yang di kamera kamu tadi kok cantik banget, ya?"

"Pede banget."

"Ihhhhh." Ocha melepas pelukannya dan mendorong Arjuna.

"Hahahahah bercanda, yang."

Pertengkaran selama satu bulan pun sudah selesai dengan membuka lembaran baru.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang