45. 3 TAHUN KEMUDIAN

70 4 0
                                    

Tahun sudah berganti lagi, selama itu pun Ocha tidak berhenti mengirim pesan dan mengirim surat untuk Ervin. Ocha menunggunya kembali sebagaimana Ervin selalu setia menunggunya. Meskipun kini Ocha disibukkan dengan pekerjaan, ia terus teringat akan sosok yang selalu menyayangi dan mencintainya. Sungguh, Ervin tak tergantikan.

Sepulangnya bekerja, Ocha segera menemui Bunda di rumahnya. Meskipun hubungannya dengan Ervin sedang tidak baik tidak merubah hubungan baik Ocha dengan Bunda. Hari ini pun Bunda memintanya untuk melihat apakah rumah sudah terkunci dengan benar atau tidak karena katanya Bunda tidak meningatnya dengan baik.

Taxi berhenti tepat di depan rumah Bunda. Dengan senyumnya ia melanglahkan kakinya masuk ke halaman rumah dan mencoba membuka pintu rumahnya.

"Yaampun Bunda, pintunya belum ke kunci." Khawatirnya.

Sesuai pinta Bunda untuk menguncinya dengan kunci cadangan yang berada di dalam kamar Ervin, Ocha pun pergi ke atas untuk mengambilnya.

BYUR!

BYUR!

Mengapa terdengar suara seseorang yang sedang mandi di dalam kamar mandi kamar Ervin.

"Siapa ya?"

"Ma-maling?"

"Tapi masa iya maling numpang mandi dulu gitu?"

"Aduh siapa ya? Bunda kan gak di rumah."

Terus saja Ocha berbicara dengan dirinya sendiri merasa takut jika di dalam sana ada orang jahat.

"Maaf Bunda, boleh ambilkan handuk?"

DEG!

Jantungnya berdegup kencang mendengar suara seseorang dari dalam sana.

"Bun?"

Ocha mundar-mandir mencari handuk di sekitarnya. Ia menemukannya.

TOK TOK TOK!

"Thank you, Bunda." Ucapnya saat Ocha menyodorkan handuk dengan menutup kedua matanya. Pintu tersebut pun kembali tertutup dan sepertinya seseorang di dalam sana pun tidak melihat siapa yang memberikan handuknya.

CEKLEK!

Seseorang keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Ia turun dari kamarnya untuk mencari sesuatu karena perutnya merasa lapar.

"Aduh gimana ini kalau beneran orang yang di kamar mandi Ervin itu maling?" Dengan cemas dan takut, Ocha terus mengiggit kuku jarinya.

Namun..

"Gak!!! Jangan sentuh gue, ampun. Kalau lo numpang mandi ya mandi aja. Udah selesai kan sekarang mandinya? Pergi san-"

Refleks Ocha berteriak karena pundaknya di tepuk oleh tangan seseorang dari belakang.

"Hey!"

Teriakan itu terhenti saat ia menyadari sesuatu. Ocha menarik nafas dan membuangnya perlahan lalu perlahan berbalik melihat siapa seseorang tersebut.

DEG!

"Ocha."

"Er- Ervin?"

Ocha mengucek mata dengan kedua tangannya agar terbangun dari tidurnya jika ia sedang bermimpi. Tapi tidak, ini bukanlah mimpi. Laki-laki yang sangat ia nantikan kedatangannya kembali sudah berada tepat di hadapannya sekarang.

Ya, Ervin kembali.

"Ada keperluan apa kamu kesini, Cha?"

Pertanyaan itu entah mengapa terasa sakit di hati Ocha. Dengan pertanyaan itu pula rasanya laki-laki di hadapannya bukanlah seseorang yang ia rindukan melainkan seperti orang asing.

"Oh gue ada keperluan sama Bunda. Tapi kayanya Bunda gak di rumah. Kalau gitu, gue pamit."

Perempuan itu pun berusaha untuk menahan tangisnya dengan langkah keluar dari rumah tersebut.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang