44. Amerika

45 3 0
                                    

Dengan menggenggam harapan, Ocha segera kembali ke Jakarta untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Ervin. Tidak ingin kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kalinya. Kereta yang ia tumpangi melaju dengan cepat, Ocha tetap merasa gelisah.

Beberapa jam di dalam kereta akhirnya ia sudah tiba. Ocha memesan taxi online menuju rumah Ervin.

TOK TOK TOK!

Masih menggendong tas, ia mengetuk segera pintu rumah Ervin. Dan syukurlah ada yang membukanya.

"Nak Ocha?"

"Bun."

"Mau ketemu Ervin?"

"Iya Bunda, Ervinnya ada?"

"Masuk dulu yuk pasti capek kan? Kamu pulang dari kampung? Gimana orang tua kamu, sehat?"

"Alhamdulillah orang tua Ocha sehat, Bunda."

"Syukurlah. Tunggu ya, Bunda ambilkan minum dulu."

Tidak membutuhkan waktu lama, Bunda kembali dengan membawa segelas air jus jambu untuk Ocha.

"Sayang, dengerin Bunda yah."

"Iya Bunda?"

"Ervin memutuskan untuk pergi ke Amerika, melanjutkan kuliahnya disana. Padahal Bunda sudah cegah tapi ya ternyata anak Bunda bisa sekeras kepala itu. Bunda tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian tapi percaya saja semuanya akan baik-baik saja, nak."

DEG!

Jantung Ocha rasanya akan berhenti berdetak mengetahui fakta bahwa Ervin tidak ada di rumah dan pergi jauh meninggalkannya.

"Bunda, Ervin?"

"Iya, nak."

"Bunda ini salah Ocha. Ocha terlambat, Bun–"

Ucapannya terhenti karena tidak sanggup menahan air mata yang sudah sesak rasanya.

"Tidak ada yang terlambat, semua pasti baik-baik saja. Ervin pasti pulang, sayang." Bunda memeluknya dan menenangkannya.

Selama beberapa menit Ocha pun berkeliling kamar Ervin sesuai ijin Bunda. Ia mengingat kenangannya bersama Ervin dimana Ocha merawat Ervin yang tengah sakit.

"Apa kamu ingin mengirim surat untuk Ervin?"

"Apa bisa, Bunda?"

"Tentu, begini saja. Untuk jaga-jaga jika nomornya tidak aktif, Bunda akan kasih alamatnya agar kamu bisa mengirim surat pada Ervin."

"Terima kasih banyak, Bunda."

"Sama sama sayang."

Mungkin harapan Ocha belum terpenuhi akan tetapi harapan itu belum hilang karena ia bisa menjelaskannya lewat surat kepada Ervin.

MAS MANTAN || LEE JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang